10 Hal Penting untuk Mums Saat Konsultasi tentang Metode Kontrasepsi
Konsultasi adalah langkah krusial bagi Mums dalam memilih alat atau metode kontrasepsi yang sesuai. Komunikasi dua arah dengan dokter sangat penting dalam proses ini, sehingga persiapan yang matang sebelum berkonsultasi adalah kunci.
Nah, apa saja yang perlu Mums persiapkan? Salah satunya adalah mengetahui pertanyaan-pertanyaan penting untuk diajukan kepada dokter. Berikut adalah 10 pertanyaan yang bisa Mums tanyakan untuk memaksimalkan konsultasi kontrasepsi:
1. Bagaimana Mums Dapat Menentukan Pilihan Alat Kontrasepsi yang Tepat?
Pemilihan alat kontrasepsi yang cocok bisa berbeda untuk setiap orang, jadi pengalaman orang lain mungkin tidak selalu relevan dengan situasi Mums. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode kontrasepsi termasuk:
Riwayat medis: Keputusan dalam memilih metode atau alat kontrasepsi sangat tergantung pada kondisi kesehatan individu. Misalnya, pil KB kombinasi mungkin tidak cocok untuk Mums yang memiliki riwayat penggumpalan darah.[1].
Manfaat ekstra: Beberapa metode kontrasepsi tidak hanya berfungsi untuk mencegah kehamilan, tetapi juga menawarkan keuntungan ekstra loh Mums. Misalnya, ada metode kontrasepsi yang dapat membantu mengontrol jerawat dan menjaga berat badan tetap stabil. [1].
Gaya hidup: Kesesuaian metode kontrasepsi dengan gaya hidup Mums juga penting. Sebagai contoh, jika Mums memiliki kesibukan yang tinggi, IUD bisa menjadi pilihan yang tepat karena tidak memerlukan partisipasi atau pemantauan aktif sehari-hari.[1].
2. Pilihan Mana yang Lebih Baik untuk Mums: Kontrasepsi Hormonal atau Non-Hormonal?
KB Non-Hormonal adalah metode kontrasepsi yang tidak mengganggu produksi hormon alami dalam tubuh. Beberapa contoh dari metode ini termasuk penggunaan kondom, IUD non-hormonal, spermisida, dan diafragma. Di sisi lain, kontrasepsi hormonal meliputi penggunaan pil KB, injeksi KB, atau implan.
3. Kapan Kontrasepsi Mulai Efektif Setelah Penggunaannya?
Efektivitas Efektivitas metode KB beragam, tergantung pada jenis dan waktu pemakaiannya [1]. Berikut adalah penjelasannya yang lebih mudah dimengerti:
Pil KB Kombinasi: Langsung efektif jika Mums meminumnya pada hari pertama haid. Jika diminum di waktu lain, dibutuhkan waktu sekitar 1 minggu untuk menjadi efektif.
Pil KB Progesteron: Mulai efektif 48 jam setelah Mums mulai meminumnya.
IUD Hormonal: Akan langsung efektif jika Mums memasangnya dalam 7 hari pertama menstruasi. Jika dipasang di waktu lain, dibutuhkan waktu 1 minggu untuk menjadi efektif.
IUD Tembaga: Langsung efektif segera setelah pemasangan.
4. Berapa Lama Durasi Penggunaan Obat Kontrasepsi?
Penggunaan pil kontrasepsi bakal disertai dengan penggunaan dalam jangka tertentu. Durasinya bisa berbulan-bulan sampai tahunan[1]. Perbedaan durasi tersebut bergantung pada beberapa hal, seperti:
Jenis Pil KB yang Digunakan: Berbeda jenis pil KB, berbeda pula durasi penggunaannya.
Layanan yang Mums Gunakan: Durasi bisa berbeda tergantung pada layanan atau program kesehatan yang Mums ikuti.
Jenis Perlindungan yang Dibutuhkan Mums: Lamanya penggunaan pil KB juga tergantung pada kebutuhan perlindungan kontrasepsi yang diinginkan oleh Mums.
Penting untuk Mums selalu mengkonsultasikan rutin dengan dokter terkait durasi penggunaan pil kontrasepsi untuk memastikan bahwa metode tersebut masih sesuai dan efektif sesuai dengan kondisi kesehatan dan kebutuhan Mums.
5. Apakah Ada Obat-obatan yang Mengurangi Efektivitas Pil KB?
Tidak ada metode kontrasepsi yang memberikan perlindungan kehamilan 100%. Dalam beberapa kasus, ada obat-obatan tertentu yang dapat memengaruhi efektivitas pil KB yang digunakan Mums. Sebagai contoh, antibiotik seperti rifabutin dan rifampicin [1], yang biasa digunakan untuk penanganan meningitis dan TBC, dapat menurunkan efektivitas pil KB hormonal yang digunakan Mums.
6. Apakah Ada Efek Samping dari Penggunaan Metode Kontrasepsi?
Saat Mums berkonsultasi dengan dokter tentang kontrasepsi, penting untuk menanyakan tentang efek samping dan risiko kesehatan. Beberapa efek samping [2] yang mungkin timbul dari penggunaan metode KB termasuk:
Kenaikan Berat Badan
Sakit Kepala
Perubahan Mood
Nyeri pada Payudara
Perdarahan yang Tidak Teratur
Selain itu, beberapa metode kontrasepsi juga meningkatkan risiko kondisi kesehatan tertentu, seperti:
Penggumpalan Darah
Tekanan Darah Tinggi
Serangan Jantung
Stroke
Iritasi Vaginal
Kehamilan Ektopik
Infeksi atau Perforasi Rahim
Penting untuk diingat bahwa tidak semua metode kontrasepsi memiliki efek samping atau risiko yang sama. Dengan bertanya tentang risiko selama konsultasi, Mums dapat membuat keputusan yang terinformasi tentang menggunakan jenis kontrasepsi tertentu. Ini juga akan membantu Mums mengetahui tanda-tanda atau gejala apa yang perlu diwaspadai saat mulai menggunakan kontrasepsi.
7. Metode Kontrasepsi Apa yang Juga Memberikan Perlindungan Terhadap Penyakit Menular Seksual?
Mums juga bisa menanyakan tentang metode kontrasepsi yang memberikan perlindungan ekstra terhadap penyakit menular seksual. Pertanyaan ini sangat relevan, terutama jika Mums atau pasangannya memiliki risiko tinggi terkena penyakit menular seksual. Perlindungan terhadap penyakit menular seksual sangat bergantung pada jenis metode kontrasepsi yang digunakan dan perilaku seksual Mums.
8. Metode atau Alat Kontrasepsi Apa yang Direkomendasikan oleh Dokter?
Selanjutnya, Mums bisa menanyakan kepada dokter tentang metode kontrasepsi yang mereka rekomendasikan. Penting untuk Mums meminta dokter menjelaskan secara detail alasan di balik rekomendasi tersebut, agar Mums bisa memahami apakah metode itu cocok dengan kondisi kesehatan dan kebutuhan Mums.
9. Setelah Berhenti KB, Berapa Lama Mums Bisa Hamil?
Penggunaan metode kontrasepsi tidak berdampak permanen pada kesuburan Mums, kecuali jika Mums memilih metode KB permanen. Setelah berhenti menggunakan kontrasepsi, Mums masih memiliki peluang untuk hamil, tetapi waktunya bervariasi tergantung pada metode kontrasepsi yang digunakan. [1]
Sebuah penelitian pada tahun 2018 menunjukkan bahwa peluang untuk hamil setelah berhenti menggunakan kontrasepsi cukup tinggi. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa ada sekitar 83% kemungkinan hamil dalam jangka waktu setidaknya 12 bulan setelah berhenti menggunakan KB. Ini menunjukkan bahwa setelah berhenti KB, banyak perempuan yang dapat kembali ke tingkat kesuburan normalnya dalam waktu satu tahun. [3].
10. Berapa Biaya Penggunaan Metode KB yang Disarankan?
Aspek biaya adalah faktor penting yang harus Mums pertimbangkan saat memilih metode KB. Misalnya, penggunaan pil KB memerlukan biaya rutin bulanan untuk pembelian pil tersebut.
Di sisi lain, biaya awal untuk pemasangan IUD mungkin lebih mahal, tetapi metode ini menawarkan perlindungan jangka panjang, yang bisa jadi lebih hemat dalam jangka waktu yang lama. Penting bagi Mums untuk mempertimbangkan biaya ini dalam kaitannya dengan keefektifan dan durasi perlindungan yang ditawarkan oleh setiap metode KB.
Nah, itulah berbagai pertanyaan yang perlu Mums ajukan kepada dokter ketika berencana melakukan konsultasi seputar kontrasepsi. Dengan mengajukan pertanyaan yang tepat, Mums dapat memperoleh solusi kontrasepsi yang terbaik dan paling sesuai dengan kebutuhan.
Hal ini memungkinkan Mums untuk mendapatkan manfaat maksimal dari metode KB yang dipilih, sambil meminimalkan kekhawatiran tentang efek samping yang mungkin muncul.
Saat ini, solusi kontrasepsi telah berkembang, termasuk pil KB kombinasi dengan kandungan drospirenon yang menawarkan keuntungan tambahan. Pil ini memiliki sifat anti-androgenik, yang dapat mengurangi jerawat dengan mengontrol produksi minyak sebum pada kulit.
Selain itu, ada juga pil KB kombinasi drospirenon dengan kandungan estrogen yang rendah, yang juga efektif dalam meringankan gejala Pre-menstrual Dysphoric Disorder (PMDD), memberikan kenyamanan ekstra bagi Mums.
Semoga bermanfaat, ya.
Bagikan
Referensi:
1. Your Birth Control Telehealth Appointment: 7 Questions to Ask a Doctor (internet). https://www.healthline.com/health/birth-control/birth-control-questions-to-ask . Terakhir diakses September 2023
2. Birth Control: How to Talk to Your OB/GYN (internet). https://www.webmd.com/sex/birth-control/obgyn-birth-control . Terakhir diakses September 2023
3. Girum T, et al. Return of fertility after discontinuation of contraception: a systematic review and meta-analysis. Contracept Reprod Med. 2018 July
PP-YSM-ID-0295-1