Seorang ibu sedang hamil

Bagaimana Tingkat Kesuburan Setelah Mengonsumsi Pil KB?

 

Karena sifatnya hormonal, banyak yang khawatir mengenai tingkat kesuburan wanita setelah mengonsumsi pil KB. Apakah ada pengaruh yang signifikan?

 

Setelah pernikahan, tidak semua pasangan suami istri ingin langsung memiliki anak. Ada yang ingin menunda kehamilan karena sejumlah alasan, antara lain faktor ekonomi, ingin menikmati waktu bersama pasangan, belum siap secara fisik dan mental, dan sebagainya. 

Untuk menunda kehamilan, ada berbagai metode kontrasepsi yang bisa dipilih. Metode kontrasepsi yang umum digunakan adalah implan, IUD, injeksi, pil KB, dan kondom. Masing-masing metode kontrasepsi memiliki kelebihan yang harus dipahami lebih dulu.

 

Pil KB Sebagai Metode Kontrasepsi

 

Pil KB adalah metode kontrasepsi yang dinilai memiliki efektivitas tinggi untuk mencegah kehamilan. Jika diminum dengan teratur setiap hari, tingkat kegagalan pencegahan kehamilan dengan pil KB hanya sekitar 1% dengan penggunaan yang tepat[1]

Pil KB bekerja dengan cara menghambat ovulasi, mengentalkan lendir rahim, dan membuat dinding rahim tidak siap menerima pembuahan. Walaupun pasangan suami istri aktif melakukan hubungan seksual, kehamilan pun tidak akan terjadi[2].

Pil KB dapat digunakan oleh wanita usia reproduktif, baik yang telah atau belum memiliki anak. Selain itu, wanita yang pernah menjalani aborsi maupun keguguran juga boleh menggunakan pil KB sebagai metode kontrasepsi.

Namun, untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kelayakan menggunakan pil KB sebagai metode kontrasepsi, Anda perlu berkonsultasi dengan Dokter Spesialis atau Bidan. Tenaga kesehatan juga akan memeriksa riwayat penyakit, seperti hipertensi, diabetes, atau riwayat penyakit kanker. 

Beberapa bulan pertama setelah minum pil KB, Anda mungkin akan mengalami sejumlah efek samping, seperti sakit kepala, mual, perubahan mood, payudara tegang, dan perubahan berat badan. Namun, tidak perlu khawatir karena efek samping ini bersifat ringan.

 

Tingkat Kesuburan Setelah Konsumsi Pil KB

 

Bukan hanya efek samping yang ditimbulkan, masing-masing metode kontrasepsi memiliki tingkat reversibilitas yang berbeda-beda. Reversibilitas adalah waktu yang dibutuhkan oleh tubuh wanita untuk kembali pada tingkat kesuburan sebelumnya.

Jika menggunakan pil KB, tingkat reversibilitas akan kembali dalam kurun waktu 3-6 bulan setelah konsumsinya dihentikan. Artinya, wanita bisa kembali subur dan mempersiapkan kehamilan dalam waktu yang tidak terlalu lama setelah berhenti minum pil KB. 

Dengan mengetahui hal ini, Anda bisa mempertimbangkan pilihan metode kontrasepsi terbaik sesuai tujuannya. Untuk pasangan yang baru menikah dan ingin menunda kehamilan dalam jangka pendek dan menengah, pil KB merupakan pilihan yang tepat. 

Salah satu kendala yang membuat para wanita enggan memilih kontrasepsi untuk mencegah kehamilan adalah karena belum yakin mengenai reversibilitas tersebut. Apalagi bagi mereka yang berencana untuk memiliki anak pada waktu mendatang, hal ini sangat penting.

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh National Library of Medicine dan dipublikasikan oleh PubMed Central disimpulkan bahwa kontrasepsi tidak memiliki efek negatif pada kemampuan wanita untuk hamil setelah penghentian penggunaan[3].

Hal ini dibuktikan oleh hasil 22 penelitian yang melibatkan 14.884 wanita yang telah menghentikan kontrasepsi. Dalam 12 bulan pertama setelah berhenti menggunakan kontrasepsi, tingkat kehamilan mencapai 83,1%[4]

Jenis kontrasepsi yang digunakan oleh para wanita ini adalah hormonal dan IUD. Keduanya tidak memiliki perbedaan hasil yang signifikan. Durasi penggunaan juga tidak memengaruhi kembalinya kesuburan wanita setelah berhenti menggunakan alat kontrasepsi.

 

 

Pentingnya Merencanakan Kehamilan

 

Kehamilan perlu direncanakan dengan baik. Bukan hanya kehamilan pertama, tetapi juga kehamilan kedua dan seterusnya. Ada beberapa hal yang perlu dipahami terkait perencanaan kehamilan dengan menggunakan kontrasepsi, yaitu:

  • Bisa Digunakan Sejak Aktif Berhubungan Seksual

Sejak aktif berhubungan seksual, kehamilan bisa terjadi kapan saja. Bagi yang belum siap secara fisik maupun mental untuk mendapatkan anak, metode kontrasepsi bisa menjadi cara yang efektif untuk menunda kehamilan. Dengan demikian, Anda bisa fokus mempersiapkan diri sehingga bisa menjadi orang tua yang baik.

  • Pilihan Metode Kontrasepsi Bermacam-macam

Perlu dipahami juga bahwa metode kontrasepsi yang tersedia dan bisa dipilih ada bermacam-macam. Anda perlu mempertimbangkan pilihan tersebut dengan tujuan kontrasepsi. Jika hanya ingin menunda kehamilan dalam jangka pendek atau menengah, pil KB merupakan pilihan yang tepat. 

  • Pahami Alasan Menunda Kehamilan

Alasan menunda kehamilan bagi setiap pasangan bisa berbeda-beda. Ada yang ingin menunda kehamilan karena kurang persiapan, ada juga yang melakukannya karena memiliki prioritas lain. 

Apa pun alasannya, Anda perlu merencanakan waktu kehamilan dengan baik. Jika menggunakan metode kontrasepsi seperti pil KB, pertimbangkan juga waktu yang dibutuhkan untuk kembalinya tingkat kesuburan secara penuh.

  • Tidak Perlu Khawatir Menggunakan Kontrasepsi

KB hormonal seperti pil KB ternyata tidak akan membuat seorang wanita mengalami ketidaksuburan secara permanen. Artinya, fertilitas yang sempat terhenti karena adanya pil KB bersifat reversibel (bisa dikembalikan)[5]. Karena itu, tidak perlu khawatir untuk menggunakan kontrasepsi untuk menunda kehamilan. 

Jika telah siap untuk memperoleh momongan, Anda hanya perlu menghentikan konsumsi pil KB. Jadi, tidak ada alasan lagi untuk tidak menggunakan kontrasepsi demi bisa menunda kehamilan. 

 

Baca juga: Banyak istilah pil KB Modern, Bagaimana Penjelasannya?

 

 

Bagikan

Referensi: 

  1. How effective is contraception at preventing pregnancy?. [Internet]. Dapat diakses di https://www.nhs.uk/conditions/contraception/how-effective-contraception/. Terakhir diakses November 2022.
  2. Combined pill. [Internet]. Dapat diakses di https://www.nhs.uk/conditions/contraception/combined-contraceptive-pill/. Terakhir diakses November 2022.
  3. Return of Fertility After Discontinuation of Contraception: A Systematic Review and Meta-Analysis. [Internet]. Dapat diakses melalui https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6055351/. Terakhir diakses Oktober 2022.
  4. Return of Fertility after Discontinuation of Contraception: A Systematic Review an Meta-Analysis. [Internet]. Dapat diakses di https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6055351/. Terakhir diakses November 2022.
  5. Benefits of reversible contraception. [Internet]. Dapat diakses melalui https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6039930/. Terakhir diakses November 2022.