Banyak Mitos Beredar Seputar Pil KB, Bagaimana Faktanya?
Mitos & Fakta Pil KB
Jika dikonsumsi dengan benar—sesuai anjuran dan teratur—pil KB memiliki tingkat efektivitas hingga 99,9 persen. Namun, masih banyak perempuan ragu untuk mengonsumsinya karena adanya sejumlah mitos seputar pil KB.
Dikutip dari Medical News Today, perempuan milenial masih takut menggunakan pil KB karena adanya mitos ketidaksuburan rahim, atau dikenal dengan istilah rahim kering, hingga risiko timbulnya kanker.
“Banyak ibu milenial yang masih takut menggunakan pil kontrasepsi hormonal karena dikatakan dapat menyebabkan rahim kering, menambah berat badan, dan bahkan dapat menyebabkan kanker. Pada kenyataannya, hal tersebut tidak benar,” tulis profesor obstetri dan ginekologi asal Inggris James Owen Drife dalam artikel tersebut.
Tak hanya itu, masih banyak mitos lain yang beredar mengenai pil KB, diantaranya membuat wajah berjerawat dan mengacaukan siklus haid. Benarkah demikian? Berikut penjelasannya.
1. Mitos : pil KB memicu kanker
Faktanya, belum ada bukti bahwa penggunaan pil KB modern memicu kanker. Mengutip laman International Planned Parenthood[1], penggunaan pil KB justru dapat
membantu perempuan agar terlindungi dari kanker ovarium dan kanker endometrium. Perlindungan ini juga bertahan selama 15 tahun atau lebih setelah penggunaan dihentikan.
Penelitian yang lain juga menemukan bahwa perempuan yang mengonsumsi pil KB selama 10 tahun atau lebih justru memiliki risiko kanker lebih rendah jika dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah mengonsumsi pil KB. Mengutip pemberitaan Time, risiko kanker ovarium turun hingga 40 persen dan kanker endometrium 34 persen.
2. Mitos: pil KB membuat tubuh gemuk
Faktanya, pil KB dengan kandungan Drospirenon yang banyak beredar di pasaran justru dapat mencegah kenaikan berat badan. Sebuah studi yang dimuat di European Journal of Contraception and Reproductive Health Care (2000). menemukan bahwa kenaikan berat badan biasanya disebabkan oleh penumpukan cairan (water retention). Drospirenon dapat mencegah hal ini terjadi.
Selain itu, kandungan Drospirenon juga sekaligus membantu mestruasi lebih teratur, mengurangi anemia, dan menurunkan risiko terjadinya pendarahan mesntruasi berlebihan.
3. Mitos: pil KB memicu jerawat
Faktanya, penggunaan pil KB dengan kombinasi hormon estrogen dan progestin justru cenderung tidak memicu timbulnya jerawat. Terlebih jika pil kb modern tersebut memiliki kandungan Drospirenon.
Sebuah studi berjudul The Effect of 2 Combined Oral Contraceptives Containing Either Drospirenone or Cyproterone Acetate on Acne and Seborrhea[2], juga menemukan jika penggunaan pil KB dengan Drospirenon mengurangi jerawat sebanyak 62,5 persen selama sembilan siklus penggunaan. Selain itu, kandungan ini juga mengurangi produksi rambut di bibir atas dan dagu.
4. MITOS: membuat rahim kering dan mengganggu kesuburan
Sebuah studi berjudul Return of Fertility After Discontinuation of Contraception: A Systematic Review and Meta-Analysis[3] mematahkan persepsi ini. Menurut studi tersebut sebanyak 83,1 persen dari total responden dapat mengandung setelah 12 bulan berhenti mengonsumsi pil KB. Hal ini membuktikan jika penggunaan pil KB tidak berpengaruh signifikan terhadap kesuburan perempuan.
5. Mitos: pil KB membuat menstruasi berhenti
Menurut laman Sex&U, beberapa wanita dengan keluhan siklus mentruasi tidak teratur justru kerap diresepkan pil KB oleh dokter kandungan. Hal ini karena pada awalnya pil kontrasepsi dirancang untuk meniru siklus menstruasi perempuan.
Kebanyakan pil kontrasepsi dosisi rendah tidak menghentikan menstruasi. Sebaliknya, pil KB justru ikut membantu mengurangi volume pendarahan dan durasi menstruasi setiap bulannya.
Oleh sebab itu, penggunaan pil KB di masa kini tidak perlu dikhawatirkan keamanannya. Sebab, teknologi dan inovasi yang kian maju, membuat mitos yang beredar di kalangan masyarakat dapat teratasi dengan baik. Mengonsumsi pil KB, perempuan bisa tetap cantik dan sehat.
Bagikan
Referensi:
- Myths and facts about the contraceptive pill. [Internet]. March 2019. Dapat diakses melalui https://www.ippf.org/blogs/myths-and-facts-about-contraceptive-pill. Terakhir diakses Desember 2021.
- The effect of 2 combined oral Contraceptives containing either drospirenone or cyproterone acetate on acne and seborrhea. [Internet]. April 2002. Dapat diakses melalui https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/12096825/. Terakhir diakses Desember 2021
- Return of fertility after discontinuation of contraception: a systematic review and meta-analysis. [Internet]. July 2018. Dapat diakses melalui https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6055351/ . Terakhir diakses Desember 2021.
PP-YSM-ID-0219-1