Faktanya, Pil KB Membuat Siklus Haid Jadi Teratur
Siklus haid tidak teratur kerap jadi keresahan wanita. Pasalnya, haid yang terlambat atau terlalu cepat datang dapat menimbulkan banyak kekhawatiran, khususnya terkait kondisi kesehatan.
Siklus haid disebut tidak teratur apabila terjadi kurang dari 21 hari atau lebih dari 35 hari. Wajarnya siklus haid terjadi setiap 28-36 hari. Meski begitu, setiap wanita memang mengalami siklus haid yang berbeda-beda.
Banyak hal yang diduga menjadi penyebab tidak teraturnya siklus haid. Penggunaan pil KB salah satunya.
Faktanya, pil KB justru mampu membantu membuat siklus haid jadi lebih teratur. Penggunaan alat kontrasepsi yang satu ini tidak terbatas pada pencegahan kehamilan.
Siklus haid sendiri dipengaruhi oleh jumlah hormon estrogen dan progesteron yang ada di dalam tubuh wanita.
Lalu, apa kaitannya?
Perlu diketahui bahwa pil KB jenis hormonal mengandung kombinasi hormon estrogen dan/atau progesteron buatan yang diproduksi secara alami di ovarium.[1]
Artinya, pil KB ini dapat membantu mengendalikan jumlah hormon yang ada dalam tubuh. Dikutip dari NHS, penggunaan pil KB dapat membantu membatasi atau menghentikan produksi estrogen dalam tubuh seseorang.[2]
Hormon estrogen sendiri mendorong jaringan endometriosis bertumbuh. Fungsi ini dapat membantu menstruasi jadi lebih lancar, lebih ringan, dan tidak terlalu menyakitkan.
Sederhananya, dengan mengonsumsi pil KB hormonal, Anda dapat memanipulasi hormon dan membuat siklus haid normal kembali.
Bisakah dikonsumsi wanita lajang?
Masalah siklus haid yang tidak teratur bisa dialami oleh siapa saja, termasuk wanita yang belum menikah dan melakukan aktivitas seksual. Pertanyaannya, apakah pil KB bisa dikonsumsi oleh kalangan ini?
Sebuah studi di tahun 2011 dari Institut Guttmatcher menemukan bahwa 58 persen pengguna pil kontrasepsi hormonal mengonsumsinya untuk tujuan lain selain mencegah kehamilan.
Sebanyak 31 persen dari 58 persen responden tersebut menggunakannya untuk mengatasi rasa sakit yang disebabkan oleh haid, seperti kram atau nyeri.[3]
Dr. Beverly Gray, asisten profesor kebidanan dan ginekologi di Duke University Medical Center mengatakan, pasiennya acap kali mempergunakan alat kontrasepsi untuk tujuan non-kontrasepsi. Alasan utamanya adalah untuk siklus haid yang bermasalah.
“Banyak wanita dengan siklus menstruasi yang tidak normal mungkin tidak berovulasi secara teratur. Dengan memanipulasi siklus menstruasi dengan hormon, Anda dapat menormalkan siklus," kata ia, seperti dikutip dari laman National Coalition for Sexual Health.[3]
Menurut Dr. Dawn Stacey, ahli kesehatan seksual, ada beberapa efek samping yang normal terjadi pada penggunaan pil KB dalam bulan pertama. Beberapa di antaranya adalah perubahan mood, kembung, mual atau muntah, dan sakit kepala.[4]
Bagi kebanyakan wanita, efek samping ini dapat hilang setelah terus digunakan selama 3 bulan.
Namun, tentunya tidak perlu khawatir akan efek samping yang normal terjadi ini. Seiring penggunaan, pil KB dapat membantu mengendalikan siklus haid Anda sehingga menjadi normal kembali.
Sebelum menggunakan, pastikan Anda mengonsultasikan hasil penggunaan pil KB pada Dokter atau tenaga medis agar Anda mendapat langkah penanganan terbaik dalam memperbaiki siklus haid.
Bagikan
Referensi:
- Combined Contraceptive Pill. [Internet]. July 2020. https://www.nhs.uk/conditions/contraception/combined-contraceptive-pill/ . Terakhir diakses pada Juni 2021.
- Treatment Endometriosis. [Internet]. Januari 2019. https://www.nhs.uk/conditions/endometriosis/treatment/ . Terakhir diakses pada Juni 2021.
- 5 Reasons Why You Might Want to Use Birth Control Even if You've Never Had Sex. [Internet]. November 2017. https://nationalcoalitionforsexualhealth.org/media-center/ncsh-in-the-news/5-reasons-why-you-might-want-to-use-birth-control-even-if-youve-never-had-sex . Terakhir diakses Juni 2021.
- 7 Things to Expect Your First Month on Birth Control. [Internet]. April 2020. https://www.hercampus.com/wellness/7-things-expect-your-first-month-birth-control . Terakhir diakses Juni 2021.