Pasang Alat Kontrasepsi Dalam Rahim? Simak Prosedurnya!

Ingin Pasang Alat Kontrasepsi Dalam Rahim? Simak Prosedurnya!

Close-up of hands holding a condom

Description automatically generated 

Sumber: Unsplash.com

Mums pernah mendengar istilah “KB spiral”? Tidak perlu khawatir, Mums, karena alat yang digunakan bukanlah spiral layaknya komponen elektronik. Sesungguhnya, ini merupakan istilah “awam” untuk alat kontrasepsi dalam rahim atau IUD (intrauterine device). IUD berbahan dasar plastik, berbentuk T, dan terdapat tali yang menggantung dari leher rahim hingga vagina.[1] 

Metode kontrasepsi jangka panjang ini banyak dipilih oleh para ibu karena efektif mencegah kehamilan 3–5 tahun untuk IUD hormonal dan hingga 5 tahun untuk IUD tembaga. Efektivitasnya dalam mencegah kehamilan mencapai 99%. Berikut tahapan yang bisa Mums lakukan sebelum memilih IUD sebagai kontrasepsi pilihan.[2] [3] 

  1. Diskusi dengan Suami  

Sebelum memutuskan menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim, Mums perlu berdiskusi dulu dengan suami. Bagaimanapun, kesehatan reproduksi merupakan tanggung jawab bersama. Barangkali suami justru sedang ingin mengajak Mums untuk program hamil.  

Kesiapan fisik dan mental Mums, kondisi keuangan keluarga, jarak usia anak, dsb. dapat Mums jadikan bahan diskusi dengan suami. Setelah itu, Mums dan suami dapat memutuskan untuk memilih jenis KB atau justru tidak sama sekali. 

  1. Konsultasi dengan Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekoogi (Sp.OG)  

Pemasangan alat kontrasepsi harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang ahli. Mums bisa berkonsultasi dengan dokter Sp.OG yang tepercaya. Dokter akan menjelaskan jenis-jenis metode kontrasepsi, kelebihan dan kekurangannya, serta jenis metode kontrasepsi mana yang cocok untuk Mums. Mums juga bisa bertanya hal apa yang mesti dilakukan setelah pemasangan IUD, misalnya bolehkah berhubungan intim. [4] 

Dalam sesi konsultasi, biasanya dokter Sp.OG akan bertanya kepada Mums mengenai riwayat kesehatan. Misalnya, apakah Mums punya penyakit tertentu, siklus haid, riwayat kehamilan, kontrasepsi sebelumnya, dan penggunaan obat tertentu. Akan lebih mudah bagi dokter jika Mums melakukannya di klinik atau rumah sakit tempat Mums biasa memeriksakan diri karena semua bisa dilihat lewat rekam medis.   

  1. Tes Kehamilan  

Tes kehamilan merupakan prosedur wajib sebelum Mums melakukan pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim. Mums bisa melakukannya secara mandiri dengan testpack. Waktu yang terbaik bagi Mums untuk melakukan tes ini ialah pagi hari. Pada pagi hari, kondisi urine masih pekat sehingga hormon hCG yang merupakan penanda kehamilan bisa lebih terdeteksi.[5] 

Jika ingin pemeriksaan yang lebih akurat, Mums bisa melakukannya ketika berkonsultasi dengan dokter. Hal ini bertujuan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terhadap janin seandainya Mums memakai IUD dalam kondisi tidak sadar bahwa sedang hamil. Pemasangan IUD terhadap ibu hamil berisiko keguguran, kelahiran prematur, dan infeksi.[4] 

  1. USG Rahim  

Untuk mengusahakan ketepatan dan kenyamanan Mums ketika pemasangan IUD, pemeriksaan rahim dengan USG merupakan opsi yang baik. Prosedur ini bertujuan untuk mengetahui kondisi rahim yang meliputi ukuran, posisi, sudut, dan kedalaman rahim. Dengan pemasangan yang IUD yang akurat, tingkat keberhasilannya akan lebih tinggi. Mums akan terhindar dari kekhawatiran seperti terlepasnya IUD.[4] 

  1. Pemasangan IUD  

Jika Mums telah mantap menggunakan IUD dan segala kondisinya memungkinkan, Mums tinggal memilih waktu untuk memasangnya. Waktu pemasangannya dapat dilakukan kapan pun, baik ketika Mums dalam kondisi menstruasi maupun tidak. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. 

Memasang IUD dalam kondisi tidak menstruasi mungkin memberikan sedikit rasa nyeri. Namun, dokter dapat memeriksa apakah terdapat infeksi pada organ intim. Sementara itu, jika pemasangan IUD dilakukan dalam kondisi menstruasi, rasa nyerinya akan lebih ringan karena serviks terbuka. Bahkan, pemasangan IUD dapat dilakukan 48 jam atau 6–8 minggu setelah persalinan.[6] 

Saat pemasangan, Mums akan diminta untuk telentang dengan dua kaki diangkat. Setelah itu, dokter akan memasukkan alat berbentuk cocor bebek yang bernama spekulum ke vagina. Alat ini berfungsi untuk melihat kondisi rahim, membersihkan vagina dan rahim, dan menyejajarkan posisi rahim dan leher rahim.[2][4] 

Alat kontrasepsi dalam rahim yang berbentuk T dilipat lengannya, kemudian dimasukkan dengan aplikator berbentuk tabung. Lengan ini kemudian dikeluarkan dari aplikator sehingga bentuknya kembali T. Benang di bagian bawah IUD ini kemudian dipotong 2–4 cm di luar serviks. Mums dianjurkan memeriksa benang ini sendiri secara berkala. [2][4]   

  1. Kontrol Rutin 

Setelah IUD terpasang, dokter Sp.OG akan melakukan pemeriksaan terhadap posisi IUD. Pemeriksaan pertama biasanya dilakukan pada empat minggu pertama. Kontrol selanjutnya dapat dijadwalkan setiap 3 bulan sekali atau ketika Mums mendapati berbagai keluhan, misalnya keram perut, demam, siklus menstruasi yang tidak teratur, atau kesulitan menemukan benang. 

Bagi sebagian orang, barangkali prosedur pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim ini menghadirkan rasa ngilu ketika dibayangkan. Ada pula yang merasa tidak nyaman terkait privasi karena alat tersebut dipasang langsung melalui organ intim. Mums mungkin juga dibayang-bayangi kekhawatiran jika alat ini terlepas karena ketidaksengajaan meskipun persentasenya kecil.  

Mempertimbangkan hal ini, Mums punya opsi lain untuk mengupayakan pencegahan kehamilan. Salah satu metode yang bisa Mums pilih ialah KB secara oral. Seiring dengan perkembangan teknologi di bidang kesehatan, kekhawatiran perempuan akan jerawat dan kenaikan berat badan akibat penggunaan pil KB pun bisa dikurangi.  

Jerawat dan kenaikan berat badan merupakan risiko penggunaan pil KB dengan satu hormon, yaitu progesteron. Pil KB berbasis androgenik ini memicu produksi minyak berlebih pada kulityang menyebabkan pori-pori tersumbat dan menyebabkan jerawat hormonal. Namun, kini ada pil KB kombinasi modern 21/7 yang manfaatnya tidak sekadar mencegah kehamilan.[7]  

Tidak hanya hormon progesteron, pil KB kombinasi modern 21/7 memadukan hormon estrogen dan progestin. Selain itu, kandungan drospirenon dalam pil KB ini bersifat anti-androgenik yang membantu mengurangi jerawat ringan hingga sedang dan anti-mineralkortikoid yang mencegah penumpukan cairan dalam tubuh. Dengan pil KB kombinasi modern 21/7, Mums bisa Ber KB Bebas Jerawat dan Menjaga Berat Badan Tetap Stabil. [7] 

Bagikan

Sumber: 

  1. Sisi Positif dan Negatif KB Spiral. Juni 2021. https://www.alodokter.com/sisi-positif-dan-negatif-kb-spiral. [Internet]. Terakhir diakses Januari 2024. 
  2. Inilah Prosedur Pemasangan KB IUD pada Wanita. Terakhir diperbarui 22 Juni 2021. https://www.halodoc.com/artikel/inilah-prosedur-pemasangan-kb-iud-pada-wanita. [Internet]. Terakhir diakses Desember 2023. 
  3. Pemasangan IUD. 2021. https://www.alomedika.com/tindakan-medis/obstetrik-dan-ginekologi/pemasangan-iud[Internet]. Terakhir diakses Desember 2023. 
  4. Fakta Seputar Pasang IUD! Cara Pemasangan dan Manfaatnya. 2022. https://kehamilansehat.com/id/fakta-seputar-pasang-iud-cara-pemasangan-dan-manfaatnya/[Internet]. Terakhir diakses Desember 2023. 
  5. Cara Menggunakan Test Pack untuk Hasil yang Akurat. Terakhir diperbarui 24 Juni 2022. https://www.alodokter.com/tips-dan-cara-menggunakan-test-pack-untuk-hasil-lebih-akurat[Internet]. Terakhir diakses Desember 2023. 
  6. Kapan Waktu yang Tepat untuk Pasang KB IUD? 24 Juni 2021. https://www.halodoc.com/artikel/kapan-waktu-yang-tepat-untuk-pasang-kb-iud. [Internet]. Terakhir diakses Desember 2023. 
  7. Memilih Kontrasepsi yang Cocok, Tanpa Takut Jerawatan dan Jadi Gemuk. Juli 2021. https://www.bicarakontrasepsi.com/memilih-kontrasepsi-yang-cocok-tanpa-takut-jerawatan-dan-jadi-gemuk[Internet]. Terakhir diakses Desember 2023. 

PP-YSM-ID-0354-1