Hal yang Perlu Mums Pahami saat Menggunakan Metode Kontrasepsi Kondom

Kondom Rusak saat Berhubungan Intim? Mums Jangan Panik, Ikuti Langkah-Langkah Berikut

 

Ada beragam cara kontrasepsi yang bisa membantu para ibu dalam mencegah atau menunda kehamilan. Salah satunya adalah pil KB, namun ibu juga bisa mempertimbangkan penggunaan kondom. Perlu diingat, kondom tidak selalu 100% efektif.

Ada kemungkinan kondom yang digunakan bisa bocor atau rusak. Risiko ini meningkat jika menggunakan kondom yang telah rusak. Penggunaan kondom yang rusak saat berhubungan intim meningkatkan risiko kehamilan dan penyakit menular seksual[1]

Lalu, bagaimana cara mengatasinya? Yuk, simak cara-cara mengatasinya berikut ini!

Hal yang Perlu Mums Pahami saat Menggunakan Metode Kontrasepsi Kondom

Berkaitan dengan pemanfaatan kondom sebagai metode kontrasepsi, ada beberapa hal penting yang perlu Mums ketahui terlebih dulu, yakni: 

 

1. Jenis Kondom

Pertama, penting bagi Mums untuk mengetahui bahwa ada dua jenis kondom yang tersedia di pasaran [1]:

  • Kondom eksternal: Ini adalah jenis kondom yang biasa digunakan oleh pria. Cara pemakaiannya adalah dengan memasangnya langsung pada penis. Ini umumnya dikenal sebagai kondom pria. 
  • Kondom Internal: Berbeda dengan kondom pria, ada juga kondom wanita, yang sering disebut sebagai kondom internal. Cara pemakaiannya adalah dengan memasukkannya ke dalam vagina. 

2. Bahan Kondom

Selanjutnya, Mums dapat menjumpai berbagai pilihan bahan yang biasa digunakan pada kondom. Bahan-bahan tersebut di antaranya adalah [1]

  • Lateks: Ini adalah material yang paling umum digunakan untuk kondom. Bahan lateks umumnya disukai karena kekuatannya. 

  • Karet sintetis: Kondom yang terbuat dari karet sintetis juga tersedia. Meskipun tidak sekuat lateks, kondom ini bisa menjadi pilihan bagi mereka yang alergi terhadap lateks.

  • Kulit hewan: Ada juga kondom yang dibuat dari material kulit hewan, seperti kulit domba. Namun, perlu diingat bahwa jenis kondom ini tidak efektif dalam mencegah penularan penyakit menular seksual.

  • Nitrile: Ini adalah jenis lateks sintetis lainnya. Kondom nitrile umumnya digunakan pada kondom wanita 

Jarang Terjadi, Tetapi Kondom Bisa Rusak Lho!

 

Kerusakan kondom memang bisa terjadi. Berdasarkan survei, ditemukan bahwa sekitar 7,3% responden pria mengalami kerusakan kondom setidaknya sekali dalam satu tahun[2]. Ketika kondom rusak, Mums bisa langsung mengetahuinya. Biasanya, kerusakan ini terasa saat kondom ditarik keluar dan Mums merasakan ada bagian yang bocor atau rusak 

Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan terjadinya kerusakan kondom, di antaranya adalah: 

1. Kondom yang Kedaluwarsa

Setiap kondom memiliki tanggal kedaluwarsa masing-masing. Pastikan Mums dan pasangan selalu memeriksa tanggal kedaluwarsa kondom sebelum penggunaan. Kondom yang sudah lewat masa berlakunya lebih rentan rusak dan tidak efektif dalam melindungi. [3].

2. Pemakaian Kondom yang Keliru

Selanjutnya, pemakaian kondom sebagai metode kontrasepsi tidak akan efektif kalau Mums salah dalam menggunakannya [1]. Pemasangan kondom seharusnya bisa Mums lakukan dengan mudah. Namun, kalau Mums kesulitan dalam memasangnya, maka kemungkinan ada kekeliruan dalam proses pemasangan tersebut. 

3. Pemakaian Lubricant Berbahan Minyak

Kondom lateks rentan rusak kalau terkena minyak. Oleh karena itu, hindari pemakaian lubricant berbahan minyak saat memakai kondom, dan pilih lubricant berbasis air sebagai pengganti [1]

4. Cara Penyimpanan yang Kurang Tepat

Kondom sensitif terhadap sinar matahari, panas, dan gesekan. Simpanlah di tempat yang sejuk dan gelap. [1].

5. Menggunakan 2 Kondom Secara Bersamaan

Memakai dua kondom sekaligus tidak meningkatkan perlindungan, malah sebaliknya, meningkatkan risiko kerusakan dan kebocoran. memberikan perlindungan ekstra, pemakaian 2 kondom secara bersamaan malah menimbulkan efek sebaliknya. Kondom jadi rentan rusak dan terjadi kebocoran[1]

6. Salah Ukuran

Mums dapat menemukan banyak pilihan ukuran kondom. Jadi, pastikan ukurannya sesuai, tidak terlalu besar maupun kekecilan [1]

7. Kesalahan dalam Membuka Kondom

Hindari membuka kondom dengan benda tajam. Buka dengan hati-hati menggunakan jari untuk mengurangi risiko kerusakan. [1]

Baca Juga: https://www.bicarakontrasepsi.com/pilihan-kb-untuk-ibu-bekerja-dengan-usia-diatas-30-tahun

Ini yang Harus Mums Lakukan Setelah Mengetahui Pemakaian Kondom Rusak

Kerusakan pada kondom memang membawa dua risiko utama: penularan penyakit menular seksual dan kemungkinan terjadinya kehamilan. Untuk mengatasi hal ini, ada beberapa langkah yang bisa Mums ambil, antara lain[1]

  • Usahakan untuk mengeluarkan sperma dengan menggerakkan otot pada vagina.

  • Hindari menggaruk vagina ketika ingin mengeluarkan sperma. Gerakan menggaruk berisiko dapat menimbulkan terjadinya goresan yang kemudian dapat meningkatkan terjadinya risiko infeksi penyakit. 

  • Kalau Mums melakukan seks oral saat memakai kondom yang rusak, hindari upaya menyikat gigi atau melakukan flossing. Upaya tersebut dapat menimbulkan luka pada gigi. Sebagai gantinya, keluarkan atau telan cairan yang ada di mulut, lalu selanjutnya berkumur dengan air serta memuntahkannya. 

  • Pertimbangkan untuk melakukan tes kesehatan untuk mengantisipasi adanya penularan PMS dari pasangan. Dokter dapat saja memberikan obat post-exposure prophylaxis (PEP) untuk mengurangi risiko terjadinya infeksi HIV. 

  • Bagi Mums yang khawatir hamil atau masih berkeinginan untuk menunda kehamilan, ada cara yang bisa Mums lakukan dengan mengonsumsi pil KB darurat. Penggunaan pil KB darurat dapat efektif dalam mencegah kehamilan ketika Mums meminum obat tersebut secepatnya. 

Nah, itulah informasi penting yang perlu Mums ketahui berkaitan dengan pemakaian kondom rusak. Sebagai langkah pencegahan terbaik, pertimbangkan untuk menggunakan metode kontrasepsi yang lebih menyeluruh. Tidak hanya terbatas pada penggunaan kondom, namun juga termasuk mengonsumsi pil KB 

Apalagi, saat ini Mums bisa menemukan produk pil KB yang aman dan tak menimbulkan efek samping. Salah satunya adalah pil KB kombinasi modern 21/7 yang memberikan memberikan tambahan dalam ber-KB  dengan anti-androgenik yang memungkinkan untuk bebas berjerawat dan juga anti-mineralokortikoid yang bisa menjaga berat badan tetap stabil. Dengan begitu, Mums tetap bisa menjaga penampilan tetap menarik meskipun aktif menggunakan KB. 

Semoga bermanfaat, ya. 

Sub Heading Text

Referensi: 

1. What to Know About a Broken Condom (internet). https://www.webmd.com/sex/birth-control/what-to-broken-condom . Terakhir diakses September 2023

2. Yes, Condoms Can Break Without You Knowing — but It’s Rare. Here’s How to Avoid It (internet). https://www.healthline.com/health/healthy-sex/can-condoms-break-without-you-knowing  . Terakhir diakses September 2023

3. What If The Condom Broke? (internet). https://www.your-life.com/en/your-questions/what-if-the-condom-broke . Terakhir diakses September 2023