Steril

Mums Berencana untuk Steril? Pertimbangkan Hal Ini Dulu!

Mums Berencana untuk Steril? Pertimbangkan Hal Ini Dulu!

Sumber : Envato.com

Tidak seperti Pil KB, suntik KB, atau metode lainnya, sterilisasi (tubektomi) merupakan metode kontrasepsi yang sifatnya permanen pada perempuan. Artinya, ketika Mums sudah memutuskan untuk melakukan tubektomi, maka Mums tidak dapat hamil lagi. Karena itu, banyak yang menyebut tubektomi sebagai metode kontrasepsi permanen atau sterilisasi1.

Sterilisasi pada perempuan menjadi pilihan bagi banyak perempuan yang tidak ingin hamil lagi atau memiliki keturunan sama sekali karena berbagai alasan, baik itu alasan kesehatan maupun pertimbangan pribadi. Namun, sebelum Mums memutuskan untuk menggunakan metode kontrasepsi ini, mari kita bahas lebih lanjut prosedur, manfaat, dan risikonya berikut ini!

artikel 9

Sumber : Envato.com

Mengenal Steril pada Perempuan 

Steril pada perempuan dalam istilah medis disebut juga dengan tubektomi atau ligasi tuba. Ini adalah prosedur pencegahan kehamilan dengan operasi yang dilakukan dengan mengikat saluran tuba.

  • Tuba. Mengacu pada saluran tuba. Setiap bulan, sel telur dilepaskan dari ovarium dan berjalan melalui tuba falopi menuju ke Rahim. 
  • Ligasi, artinya mengikat. Ini adalah tindakan yang dilakukan untuk mencegah sel telur dan sperma pria bertemu sehingga kehamilan tidak terjadi. 

Setelah prosedur dilakukan, Mums tetap akan mengalami menstruasi dan dapat berhubungan seksual dengan normal. Meskipun disebut sebagai kontrasepsi permanen, sebenarnya kondisi ini dapat dikembalikan dengan operasi lain. Namun, setelah mengembalikan tuba kembali seperti semula, hanya sekitar 50-80% perempuan yang dapat hamil kembali. Tubektomi juga tidak mencegah penyakit menular seksual2.

Bagaimana Prosedur Tubektomi Dilakukan?  

Karena sifatnya permanen, tubektomi tidak direkomendasikan untuk peremouan yang hanya ingin menunda kehamilan saja. Tubektomi juga sebaiknya tidak dilakukan oleh perempuani dengan berbagai kondisi seperti:

  • Berumur kurang dari 30 tahun 
  • Memiliki tumor atau kanker di tuba falopi atau ovarium 
  • Mengalami obesitas morbid 
  • Memiliki masalah jantung dan paru-paru yang parah 

Prosedur ligasi tuba ini dapat dilakukan di rumah sakit maupun klinik terdekat. Biasanya, dibutuhkan bius total saat prosedur berlangsung, meski ada juga yang hanya menggunakan bius lokal. Jenis bius ditentukan berdasarkan kondisi pasien dan jenis operasi yang akan dilakukan. 

Tubektomi dapat dilakukan bersama-sama dengan operasi Caesar. Namun, Mums tetap dapat melakukannya di luar itu dengan menggunakan salah satu dari tiga prosedur berikut ini:

Laparoskopi 

Laparoskopi dilakukan dengan membuat sayatan kecil di dekat pusar kemudian memasukkan laparoskop. Dokter kemudian akan memotong tuba dengan bantuan laparoskop. Laparoskop lalu dikeluarkan dan bekas sayatan pun dijahit. Ini adalah metode yang paling umum dan proses penyembuhannya cepat.

Minilaparotomi 

Minilaparotomi adalah jenis prosedur tubektomi yang melibatkan sayatan kecil sekitar 2–3 cm di bawah pusar. Prosedur ini sering kali direkomendasikan untuk pasien yang memiliki kondisi khusus, seperti obesitas, baru saja menjalani operasi pada bagian perut atau panggul, atau pernah mengalami infeksi panggul yang dapat memengaruhi rahim dan tuba falopi.

Histeroskopi 

Selain kedua operasi sebelumnya, tubektomi juga dapat dilakukan melalui prosedur histeroskopi. Dalam prosedur ini, seorang dokter memasukkan alat yang disebut histeroskop melalui leher rahim atau vagina.

Prosedur histeroskopi biasanya digunakan untuk metode tubal occlusive, di mana saluran tuba falopi dihambat untuk mencegah kehamilan. Keunikan dari histeroskopi adalah tidak memerlukan sayatan sehingga jarang memerlukan penggunaan bius umum3.

Manfaat dan Risiko Tubektomi 

Metode kontrasepsi dengan tubektomi memiliki sejumlah kelebihan (manfaat) dan kekurangan (risiko) yang perlu dipahami dengan baik. Simak kelebihan tubektomi berikut ini:

  • Bersifat permanen, cocok untuk wanita yang tidak ingin memiliki anak lagi. 
  • Efektivitasnya tinggi. Hanya 1 dari 200 wanita yang mengalami kehamilan setelah operasi ligasi tuba. Artinya, kemungkinan kehamilan terjadi kurang dari 1%. 
  • Tidak menggunakan hormon sehingga Mums bebas dari perubahan suasana hati, sakit kepala, dan efek samping KB hormonal lainnya. 
  • Tidak perlu mengingat apa pun. Diafragma, pil KB, KB alami, hingga kondom mengharuskan Mums mengingat sesuatu untuk mencegah kehamilan. Ligasi tuba memungkinkan Mums untuk merasa lebih santai terkait seks. 
  • Menurunkan risiko kanker ovarium. Meski para ilmuwan belum yakin mengenai alasannya, penelitian menunjukkan bahwa ligasi tuba dapat menurunkan risiko kanker ovarium. 

Jika kehamilan dapat menimbulkan risiko kesehatan bagi Mums atau jika Mums dan pasangan memiliki kelainan genetik yang berisiko akan menurun pada anak, tubektomi mungkin adalah opsi yang tepat.

Selain beberapa manfaat di atas, tubektomi juga memiliki sejumlah risiko antara lain:

  • Tidak dapat dikembalikan lagi. Meski ada operasi yang dapat Mums lakukan untuk ‘membuka’ lagi ikatan tuba, hanya sedikit yang dapat hamil. Jadi, jangan melakukan tubektomi jika Mums belum yakin sepenuhnya. 
  • Tidak melindungi dari penyakit menular seksual. 
  • Meskipun kasusnya jarang terjadi, tuba dapat saja tidak tertutup sepenuhnya. Ini akan meningkatkan risiko kehamilan.
  • Dapat menyebabkan kehamilan ektopik. Jika Mums hamil setelah prosedur, kemungkinan besar kehamilannya akan terjadi di luar rahim, biasanya di salah satu saluran tuba (disebut dengan kehamilan ektopik). Kehamilan ektopik dapat menyebabkan pecahnya tuba dan perdarahan hebat. 
  • Ada risiko saat operasi dilakukan. Masalah ini sangat jarang terjadi. Namun, dapat menyebabkan sejumlah komplikasi termasuk kerusakan pada usus, kandung kemih, atau pembuluh darah. 
  • Penurunan hormon estrogen dan progesterone secara cepat. Kondisi ini disebut dengan sindrom ligasi pasca tuba. Gejalanya mirip dengan menopause. Risiko lainnya adalah menstruasi yang berat dan menyakitkan4

Sebagai salah satu metode kontrasepsi yang sudah terbukti, tubektomi memang perlu dipertimbangkan. Namun, jika Mums belum yakin terkait keputusan untuk memiliki anak lagi atau tidak, Mums dapat memilih kontrasepsi yang praktis karena tidak permanen, yakni dengan Pil KB Kombinasi Modern dengan kandungan drospirenon..

Pil KB kombinasi mengandung hormon estrogen dan progestin yang tidak hanya mencegah kehamilan, tetapi juga dapat meringankan berbagai masalah lain seperti jerawat ringan sampai sedang dan PMDD (Premenstrual Dysphoric Disorder). Hanya dengan pil KB kombinasi modern, Mums dapat ber-KB Bebas Jerawat dan Badan Tetap Stabil.

Bagikan

Referensi:

  1. KB Steril, Cara Mencegah Kehamilan Secara Permanen. [Internet]. Dapat diakses di https://www.alodokter.com/cegah-kehamilan-secara-permanen-dengan-kb-steril. Terakhir diakses 26 Januari 2024 
  2. Tubal Ligation. [Internet]. Dapat diakses di https://www.hopkinsmedicine.org/health/treatment-tests-and-therapies/tubal-ligation#:~:text=Tubal%20ligation%20is%20surgical%20procedure,Ligation%20means%20to%20tie%20off. Terakhir diakses 26 Januari 2024 
  3. Tubektomi, Ini yang Harus Anda Ketahui. [Internet]. Dapat diakses di https://www.alodokter.com/tubektomi-ini-yang-harus-anda-ketahui. Terakhir diakses 26 Januari 2024 
  4. Getting Your Tubes Tied: Pros, Cons, and What to Know. [Internet]. Dapat diakses di https://www.webmd.com/sex/birth-control/tubal-ligation. Terakhir diakses 26 Januari 2024. 

PP-YSM-ID-0377-1