Pil Kontrasepsi Membawa Banyak Manfaat Bagi Tubuh Dibandingkan Kontrasepsi Darurat

Pil Kontrasepsi Membawa Banyak Manfaat Bagi Tubuh Dibandingkan Kontrasepsi Darurat

Ada banyak alasan mengapa pasang suami istri menunda memiliki keturunan. Selain faktor pola asuh dan keuangan, menunda memiliki anak juga dilakukan sebagai salah satu langkah untuk menekan jarak kelahiran pada anak.

Saat melakukan hubungan intim, biasanya pasangan semua istri akan menggunakan kondom atau alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan, Namun bagaimana jika berhubungan intim terjadi kebocoran yang bisa saja mengakibatkan terjadinya kehamilan?

Sebab pada umumnya, alat kontrasepsi digunakan sebelum melakukan aktivitas hubungan intim. Namun, ternyata ada jenis kontrasepsi yang bisa digunakan setelah aktivitas seksual.

Dilansir dari situs NHS, kontrasepsi darurat (emergency contraception/EC) adalah metode kontrasepsi untuk mencegah kehamilan pasca hubungan intim yang dilakukan tanpa pengaman maupun saat alat kontrasepsi tidak berfungsi dengan baik.[1]     

 

Jenis kontrasepsi darurat

Kontrasepsi darurat sendiri berbentuk Pil, penggunaan kontrasepsi darurat akan jauh lebih efektif bila digunakan secepatnya setelah berhubungan intim. Menurut, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa kontrasepsi darurat dapat mencegah lebih dari 95 persen kehamilan bila digunakan dalam kurun waktu 3-5 hari setelah hubungan intim. [2]

 

Cara kerja pil kontrasepsi darurat

Sementara itu, pil kontrasepsi darurat atau disebut morning after pill terbagi dalam dua jenis, yaitu levonorgestrel dan ulipristal asetat. Levonorgestrel bekerja Levonorgestrel progesterone diberikan dalam dosis tinggi untuk mencegah kehamilan.[3]

Cara kerja kontrasepsi ini adalah dengan menunda ovulasi (pelepasan sel telur wanita selama siklus bulanan). Pil ini juga dapat mengganggu proses pembuahan dapat mencegah perlekatan telur yang sudah dibuahi ke dinding rahim.[3]

Biasanya Levonorgestrel harus dikonsumsi setidaknya tiga hari seusai melakukan hubungan seksual Sementara itu, Ulipristal acetate bekerja dengan menghentikan progesterone bekerja secara normal.[3]

Selain itu, Ulipristal acetate bekerja dengan menghentikan atau menunda pelepasan telur. Pil ini, perlu dikonsumsi setidaknya lima hari setelah hubungan intim dilakukan.[3]

Meskipun pil kontrasepsi darurat mudah dikonsumsi, namun ada beberapa efek samping setelah mengonsumsi obat jenis ini, seperti sakit kepala, perdarahan, muntah, melunaknya payudara, mual, kelelahan, sakit perut, dan pusing.[4]

 

Jangan sering digunakan

Hingga kini, belum ada data yang jelas terkait keamanan dan efektivitas pil kontrasepsi darurat untuk penggunaan jangka panjang. Akan tetapi, kontrasepsi darurat dapat memicu beberapa efek buruk pada kesehatan.

Mengutip dari laman WebMD, kontrasepsi darurat memiliki efek samping yang cukup mengganggu, meliputi mual, muntah, sakit perut, kelelahan, sakit kepala, nyeri payudara, hingga menstruasi tak teratur.[5]

Bahkan pada kasus tertentu, pil kontrasepsi darurat dapat mempengaruhi siklus menstruasi menjadi lebih menyakitkan dari biasanya.[5]

Selain bisa memicu dampak buruk pada kesehatan, penggunaan kontrasepsi darurat bukanlah obat aborsi sehingga tidak dapat menghentikan perkembangan janin ketika sel telur telah dibuahi dan tertanam dalam Rahim atau bisa dikatakan sudah hamil.[5]

Termasuk soal efektivitasnya untuk pencegahan kehamilan, Menurut WHO penggunaan kontrasepsi darurat dinilai kurang efek dibandingkan dengan kontrasepsi berupa pil KB. Terutama pada kelompok perempuan dengan indeks massa tubuh lebih dari 30 kg/m2.[2]

Sementara itu, Menurut laman web kesehatan SingleCare, penggunaan pil KB terbukti 99 persen ampuh untuk mencegah kehamilan, begitupun dengan risiko infeksi pada tubuh yang cenderung lebih rendah.[6]

Bagi perempuan penampilan merupakan segalanya, perempuan tentu tak ingin terjadi perubahan pada bentuk fisiknya selama menggunakan kontrasepsi jenis apapun.

Hal ini juga berlaku pada konsumsi pil KB. Faktanya, mitos tersebut tidaklah benar, justru pil KB justru dapat mencegah terjadinya jerawat serta peningkatan berat badan.[7]

Sebab, kandungan hormon di dalam pil tak hanya mampu mencegah kehamilan, tapi juga mengontrol kadar androgen dalam tubuh sebagai pemicu banyaknya kelenjar minyak pada wajah.[7] 

Pil KB yang mengandung Drospirenon cukup ampuh untuk mengatasi jerawat. Selain itu, pil KB lain yang memiliki kandungan Drospirenon mampu untuk mengobati jerawat dan kulit berminyak serta mencegah retensi cairan sehingga membuat berat badan stabil.[7]

Selain pil KB yang mengandung estrogen dan progestin. Saat ini, ada pil KB yang tersedia di pasaran juga memiliki kandungan zat tambahan berupa Drospirenon yang berdampak baik pada kesehatan reproduksi dan melancarkan siklus haid. Termasuk, mencegah endometriosis, hingga mengurangi risiko kanker rahim dan osteoporosis. [8]

Pil KB kombinasi modern, Terdiri dari 28 pil yang terbagi atas 21 pil aktif dan 7 pil plasebo, kandungan Drospirenon memiliki sifat anti-androgenik yang mampu menekan produksi hormon androgen pada kelenjar minyak dikulit sekaligus produksinya di indung telur. [8]

Hormon tubuh akan menyesuaikan dengan dosis hormon yang terkandung pada pil kombinasi modern, sehingga menstruasi dapat diprediksi. Menstruasi akan terjadi ketika Anda mengkonsumsi pil placebo.

Oleh sebab itu, tak perlu ragu menggunakan pil KB, Anda juga dapat berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk menentukan jenis pil dan siklus mana yang paling tepat untuk tubuh.

Bagikan

Sumber:

  1. Emergency contraception (morning after pill, IUD). [Internet]. Tersedia di: https://www.nhs.uk/conditions/contraception/emergency-contraception/ . 
Terakhir diakses Juli 2021.
  2. Emergency contraception. [Internet]. Tersedia di: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/emergency-contraception . Terkahir diakses Juli 2021.
  3. Levonorgestrel Emergency Contraception. [Internet]. Tersedia di: https://www.webmd.com/sex/birth-control/plan-b . Terakhir diakses Juli 2021.
  4. Emergency Contraception: Possible Side Effects. [Internet]. Tersedia di: https://www.healthline.com/health/emergency-contraception/possible-side-effects . Terakhir diakses Juli 2021
  5. Emergency Contraception: What to Expect. [Internet]. Tersedia di: https://www.webmd.com/sex/birth-control/what-to-expect-emergency-contraception . Terakhir diakses Juli 2021.
  6. The best birth control pill for you: A guide to contraceptive options. [Internet]. Tersedia di: https://www.singlecare.com/blog/best-birth-control-pill-contraceptive-guide/ .Terakhir diakses Juli 2021.
  7. Drugs Today (Barc). 2008 Feb;44(2):133-45. Drospirenone/ethinyl estradiol. [Internet]. Tersedia di: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/18389090/ .Terakhir diakses pada Juli 2021.
  8. Best Pract Res Clin Obstet Gynaecol. 2014 Aug; 28(6):825-34. The combined oral contraceptive pill -- recent developments, risks and benefits. [Internet]. Tersedia di : https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/25028259/ . Terakhir diakses Juli 2021.