Siklus Menstruasi Berubah Karena Mengonsumsi Pil KB? Tidak Perlu Panik

Siklus Menstruasi Berubah Karena Mengonsumsi Pil KB? Tidak Perlu Panik

Bagi perempuan yang sedang mengontrol kehamilan dengan mengonsumsi pil KB, mengalami keterlambatan menstruasi memang bisa menyebabkan kepanikan tersendiri. Lalu, timbul berbagai praduga, mulai dari pil yang tidak bekerja secara efektif hingga kehamilanyang tidak direncanakan. Padahal, belum tentu.

Melansir dari laman kesehatan Livia, keterlambatan menstruasi tidak selalu menandakan kehamilan. Hal itu bisa terjadi karena beberapa faktor, termasuk karena penggunaan pil kb.[1]

Sebab, pil KB termasuk dalam kontrasepsi hormonal. Pil aktifnya mengandung hormon buatan yang berperan penting dalam mengatur siklus menstruasi pada wanita. Perubahan siklus sangat wajar terjadi. Pendapat lainnya, konsumsi pil KB malah membuat seorang perempuan lebih dapat mengontrolsiklus menstruasinya.

Pil KB dapat digunakan pula untuk mengurangi gejala pramenstruasi (PMS) seperti keram,
rasa sakit di payudara, sakit kepala, dan gejala lainnya.[2][4] Pil KB boleh digunakan untuk menghindari menstruasi dan gejala PMS-nya yang sangat mengganggu bagi tubuh.[4] Lalu, bagaimana cara kerja pil KB memengaruhi siklus menstruasi pada wanita? Berikut penjelasannya.[2]

Cara pil KB memengaruhi siklus menstruasi

Saat mengonsumsi pil KB, hormon estrogen dan progestin akan menghambat proses ovulasi, sehingga sperma tidak dapat membuahi sel telur.[3] Selain menghentikan ovulasi, pil ini akan merubah lapisan rahim dan menghasilkan lendir tebal di dalam dan sekitar leher rahim, sehingga menghambat pergerakan sperma.[3] Umumnya, jangka waktu mengonsumsi pil KB adalah 21 hari atau 28 hari. Jika memilih jangkawaktu 28 hari, pil dibagi menjadi 21 pil aktif (mengandung hormon) dan 7 pil kosong atau plasebo.[3]

Ketika sedang tidak mengonsumsi pil aktif, hormon di tubuh wanita akan kembali seperti semuladan memicu rahim untuk meluruhkan lapisannya, sehingga terjadilah menstruasi.[3]

Namun, setiap wanita memiliki reaksi tubuh yang berbeda. Ada yang langsung mengalami menstruasi setelah berhenti minum pil, tetapi ada juga yang siklusnya jadi melambat.

Kondisi lain yang mungkin terjadi adalah mengalami pendarahan yang bisa terjadi sewaktu-waktu atau disebut breakthrough bleeding.[2] Laman Mayo Clinic menyebut, hal ini wajar terjadi di masa awal penggunaan pil KB dan bukan masalah yang serius. Pendarahan ini berupa spotting atau bercak darah ringan yang terjadi akibatadanya perubahan level hormon.[2]

Perlu diketahui, darah yang keluar berbeda dengan darah menstruasi. Wanita pun sering menyalahartikan ini sebagai tanda kehamilan.[2] Padahal, pendarahan ini terjadi karena tubuh sedang beradaptasi. Wanita yang mengalami pendarahan ini pun disarankan untuk terus melanjutkan konsumsi pil KB sesuai aturan yang benar. Namun, apabila volume pendarahan semakin banyak layaknya darah menstruasi, perlupenanganan dokter lebih lanjut.

Bagaimana jika siklus menstruasi terus berubah?

Selain penggunaan pil KB, ternyata ada beberapa faktor lain yang bisa mempengaruhi siklusmenstruasi menjadi tidak teratur. Laman Livia menyebut, faktor tersebut bisa terjadi karena stres berlebih, olahraga terlalu berat, diet ketat, perubahan berat badan yang drastis, dan pengaruh obat-obatan yang dikonsumsi.[1]

Siklus menstruasi yang terus-terusan berubah memang mengkhawatirkan. Jika dirasa sudah berlangsung terlalu lama dan mengganggu aktivitas, disarankan untuk segera memeriksakan dirike dokter.

Bagikan

DAFTAR PUSTAKA

  1. 9 Reasons That You Might Miss Your Period (Other Than Pregnancy). [Internet]. https://mylivia.com/blog/9-reasons-that-you-might-miss-your-period-other- than-pregnancy. Terakhir diakses November 2021.
  2. Premenstrual Syndrome and Premenstrual Dysphoric Disorder. [Internet]. August 2016. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/27479626/. Terakhir diakses November 2021.
  3. Birth Control Pill. [Internet]. https://www.plannedparenthood.org/learn/birth- control/birth-control-pill. Terakhir diakses November 2021.
  4. Contraception Update: Oral Contraception. [Internet]. November 2017. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/29172411/. Terakhir diakses November 2021.

PP-YSM-ID-0219-1