Alt tag

Tidak Hanya Wanita, Ini Dia Macam-Macam Metode Kontrasepsi yang Bisa Dilakukan Pria!

 

 

 

Berhubungan seks selalu membuka peluang terjadinya kehamilan. Namun, ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh pasangan untuk meminimalkan risiko dan peluang terjadinya kehamilan meski tetap aktif melakukan hubungan seksual.

Penggunaan alat kontrasepsi adalah salah satunya dan yang paling umum. Ada banyak jenis kontrasepsi yang dapat dipilih sesuai kenyamanan atau kebutuhan, mulai dari oral (pil), injeksi, dan lain sebagainya.

Penggunaan alat kontrasepsi pun bukan hanya menjadi tanggung jawab wanita. Untuk memaksimalkan peluang pencegahan terjadinya kehamilan, pria juga disarankan untuk menggunakan alat kontrasepsi.[1] 

Tak cuma itu, alat kontrasepsi yang paling umum digunakan pria, seperti kondom misalnya, juga terbukti cukup efektif dalam mencegah terjadinya penularan infeksi dan penyakit menular seksual, termasuk HIV. Selain itu, ada pula vasektomi untuk kamu yang telah memantapkan diri untuk KB permanen.

 

Baca juga: 6 Tips Penting dalam Memilih Alat Kontrasepsi

 

  1. Kondom Lateks Pria

Kondom adalah jenis alat kontrasepsi pria yang paling banyak dan lazim digunakan. Cara memperolehnya juga cukup mudah—tidak cuma apotek, sekarang ada banyak swalayan yang bahkan menjual kondom secara bebas.

Kondom terbuat dari lateks yang sangat tipis, polyurethane, atau polyisoprene yang dipakai oleh pria pada penis (seperti membungkus penis) saat akan berhubungan seksual. Alat kontrasepsi ini memiliki banyak jenis ukuran, bahan, rasa, hingga tekstur untuk membuat hubungan seksual lebih aman dan nyaman.

Efektivitas Kondom

Cara kerja kondom adalah menghentikan sperma mencapai sel telur dengan menciptakan penghalang fisik. Saat ejakulasi, air mani akan tertampung di dalam kondom sehingga tidak akan bisa masuk ke dalam vagina. 

Tingkat efektivitas kondom dalam mencegah kehamilan adalah sebesar 98% selama digunakan dengan tepat. Itu artinya, hanya 2 dari 100 wanita yang berpotensi mengalami kehamilan dalam 1 tahun meski pria telah menggunakan kondom.[2]

Walau begitu, ada hal penting yang harus diperhatikan. Kamu harus memastikan penis tidak menyentuh area genital sebelum menggunakan kondom. Pasalnya, air mani (cairan pre-ejakulasi) yang sudah terlanjur masuk juga dapat menyebabkan kehamilan.

Selain itu, kondom juga dapat terlepas atau bahkan robek saat kamu sedang berhubungan seks. Jika hal ini terjadi, maka pasanganmu perlu segera mengonsumsi pil kontrasepsi darurat sesuai dengan petunjuk yang diberikan.

Kelebihan dan Kekurangan Kondom

Ada beberapa hal yang menjadi kelebihan dan kekurangan kondom, antara lain sebagai berikut.

Kelebihan:

  • Harga relatif terjangkau
  • Mudah ditemukan di apotek atau toko
  • Praktis dan gampang digunakan
  • Dapat mencegah terjadinya kehamilan dan penularan penyakit menular seksual

Kekurangan:

  • Ada risiko sobek atau lepas saat digunakan
  • Hanya bisa dipakai sekali dan harus diganti tiap setelah ejakulasi

Vasektomi

Kalau kamu sudah mantap untuk tidak memiliki anak, maka vasektomi bisa jadi metode kontrasepsi yang paling tepat. Vasektomi (sterilisasi pada pria) adalah prosedure bedah untuk memotong atau menutup saluran yang menyalurkan sperma dengan tujuan mencegah terjadinya kehamilan meski tetap dapat mengalami ejakulasi.

Proses tindakan operasi vasektomi biasanya hanya menggunakan pembiusan lokal dan tidak mengalami rasa sakit. Walau ada beberapa kasus yang menggunakan pembiusan total, jumlahnya relatif sangat kecil alias jarang.[3]

Efektivitas Vasektomi

Tingkat efektivitas vasektomi mencapai lebih dari 99%. Namun, dalam setahun pertama, pasanganmu tetap dapat hamil. Berita baiknya, probabilitas terjadinya kehamilan ini jauh lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak melakukan vasektomi dan hanya menggunakan kondom atau pil KB.

Maka dari itu, kamu masih memerlukan kontrasepsi selama setidaknya 8 hingga 12 pekan setelah operasi. Pasien vasektomi juga biasanya perlu mengonsumsi pil KB untuk mengeluarkan sisa sperma yang ada.[4]

Kamu pun tak perlu ragu dengan kualitas seks pasca melakukan vasektomi. Tindakan ini tidak akan memengaruhi libido maupun caramu menikmati seks. Sebaliknya, kamu justru dapat melakukan hubungan seksual dengan nyaman tanpa khawatir akan terjadi kehamilan.

Kelebihan dan Kekurangan Vasektomi

Ada beberapa hal yang menjadi kelebihan dan kekurangan vasektomi, antara lain sebagai berikut.

Kelebihan

  • Tingkat efektivitas jauh lebih tinggi dibandingkan kontrasepsi lainnya
  • Tidak perlu selalu menggunakan alat kontrasepsi lainnya untuk mencegah kehamilan saat akan berhubungan seks 
  • Tidak memengaruhi hormon, libido, maupun kesehatan lain secara umum

Kekurangan

  • Tidak menjamin dan memberi proteksi terhadap penularan penyakit menular seksual
  • Perlu menggunakan kontrasepsi lain selama beberapa waktu pascaoperasi (tidak instan)
  • Ada risiko terjadi infeksi walaupun jarang terjadi

Mencegah terjadinya kehamilan adalah tanggung jawab setiap individu dalam pasangan yang melakukan hubungan seksual, baik wanita maupun pria. Meski jenis kontrasepsi wanita cenderung lebih banyak pilihan, ada pula alat kontrasepsi pria dengan efektivitas yang bahkan sangat tinggi untuk mencegah terjadinya kehamilan seperti kondom dan vasektomi.

 

Anda mungkin akan suka: Mums Ini Loh Pilihan KB untuk Ibu yang Menyusui

BAGIKAN

Referensi:

  1. Male Contraception. [Internet] Dapat diakses di https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/33005125/. Terakhir diakses November 2022.
  2. Condoms. [Internet]. Dapat diakses melalui https://www.nhs.uk/conditions/contraception/male-condoms/#:~:text=When%20used%20correctly%20every%20time,condoms%20are%20used%20as%20contraception. Terakhir diakses Oktober 2022.
  3. What Is a Vasectomy? Process, Benefits, and Side Effects.  [Internet]. Dapat diakses melalui  https://www.johnsonvillemedical.co.nz/news/vasectomy. Terakhir diakses Oktober 2022.
  4. Vasectomy (male sterilisation). [Internet]. Dapat diakses melalui https://www.nhs.uk/conditions/contraception/vasectomy-male-sterilisation/. Terakhir diakses Oktober 2022.