Urutan Metode Kontrasepsi

Urutan Metode Kontrasepsi Berdasarkan Tingkat Kegagalannya

A close-up of hands holding different pills

Description automatically generated

Sumber: Pexels.com

 

Mums ingin kembali bekerja, melanjutkan pendidikan, atau mengejar mimpi-mimpi lain setelah memiliki anak? Mengapa tidak? Selagi masih muda dan punya energi yang banyak, Mums boleh mengejar mimpi-mimpi yang belum terwujud. Sayang sekali jika Mums menyia-nyiakan potensi yang ada dalam diri. 

Jika sekiranya Mums kesulitan membagi waktu untuk diri sendiri dan mengurus anak-anak, tidak ada salahnya jika Mums menunda menambah momongan. Tentunya Mums harus terlebih dahulu berdiskusi dengan suami tentang rencana ini. Bagaimanapun, keputusan seperti ini cukup penting karena menyangkut kehidupan seksual dalam keluarga. 

Mums bisa saja memilih kontrasepsi secara alami seperti senggama putus, KB kalender, atau laktasi. Namun, perlu disadari bahwa tingkat kegagalan kontrasepsi alami cukup tinggi. Senggama putus, misalnya, bisa jadi pembuahan tetap terjadi jika suami terlambat mencabut penis. KB kalender pun sulit diterapkan jika siklus menstruasi Mums tidak teratur sehingga sulit menentukan masa subur. 

Oleh karena itu, tidak ada salahnya jika Mums mempertimbangkan penggunaan metode kontrasepsi. Meskipun tidak ada jaminan 100%, setidaknya Mums lebih tenang ketika berhubungan dengan suami. Berikut ini metode kontrasepsi yang bisa Mums pilih beserta tingkat kegagalan kontrasepsi mulai dari yang paling rendah. 

1. Implan  

Di urutan pertama, ada metode implan. Metode impan dilakukan dengan menempatkan batang kecil yang fleksibel di bawah kulit lengan bagian atas. Tidak perlu khawatir bahwa prosedurnya menyebabkan rasa sakit karena dokter akan melakukan bius lokal terlebih dahulu.[1] 

Batang implan ini berisi hormon progestin yang mirip dengan hormon alami yang diproduksi tubuh perempuan. Hormon progestin bekerja dengan mencegah sel telur dilepaskan dari ovarium, menebalkan dinding rahim, dan menghalangi sel sperma bertemu dengan sel telur.[1] 

KB implan memiliki efektivitas cukup tinggi. Tingkat kegagalannya hanya 0,1 kehamilan per 100 perempuan dan mampu bertahan hingga 3 tahun. Meskipun demikian, Mums perlu mempertimbangkan risiko siklus menstruasi yang tidak teratur, biaya yang relatif mahal, dan tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual.[2]  

2. Vasektomi 

Vasektomi adalah prosedur sterilisasi yang dilakukan pada laki-laki dengan memotong atau menutup saluran yang disebut vas deferens. Saluran ini adalah jalur yang dilalui sperma dari testis. Dengan vas deferens yang dipotong atau ditutup, air mani yang keluar saat ejakulasi tidak akan mengandung sperma. Ini berarti tidak mungkin bagi sperma untuk membuahi sel telur, sehingga kehamilan tidak akan terjadi.[3]  

Metode ini memiliki tingkat kegagalan yang rendah, yakni 0,15 kehamilan per 100 perempuan dan jika dilakukan dengan tepat, efeknya permanen. Vasektomi juga memilik risiko komplikasi yang lebih rendah daripada tubektomi karena tindakan yang dilakukan cukup dengan anestesi lokal—lain halnya dengan tubektomi yang melibatkan pembedahan besar.[3]  

3. Tubektomi  

Pada perempuan, metode sterilisasinya disebut tubektomi atau ligase luba. Prosedur yang dilakukan ialah memotong tuba falopi atau saluran sel telur. Dengan demikian, sel sperma tidak bisa mencapai sel telur.[2] 

Tingkat kegagalan kontrasepsi dengan tubektomi sekitar 0,5 kehamilan per 100 perempuan. Kekurangan metode ini ialah biayanya cukup mahal dan waktu pemulihannya lebih lama karena dilakukan pembedahan besar. Selain itu, bagi perempuan yang mengalami anemia berat saat menstruasi, tubektomi tidak membantu mengurangi perdarahan.[3] 

4. IUD (Intrauterine Device) 

IUD adalah meode kontrasepsi yang dilakukan dengan memasukkan alat berbentuk T ke dalam rahim. Ada dua tipe IUD, yaitu IUD tembaga dan IUD hormonal. IUD tembaga bekerja dengan merusak sperma yang masuk, sementara IUD hormonal menghalangi sperma masuk dengan cara menebalkan lendir dinding rahim.[2] 

IUD memiliki efektivitas cukup tinggi, yaitu 0,2 kehamilan per 100 perempuan untuk IUD hormonal dan 0,8 kehamilan per 100 perempuan untuk IUD tembaga. IUD dapat bertahan selama 5 tahun. Sayangnya, IUD punya risiko perdarahan dan nyeri di vagina jika posisinya bergeser atau pemasangannya tidak pas.[2][4] 

Cari tahu lebih banyak hanya di sini: Pil KB Menyebabkan Anak Terlahir Cacat? Cek Dulu Faktanya

5. Suntik KB 

Suntik KB dilakukan dengan menyuntikkan hormon progestin dengan tujuan mempertebal dinding rahim dan menghalangi sperma bertemu dengan sel telur. Selain itu, progestin juga mungkin menghentikan ovulasi sehingga sel telur tidak mencapai rahim.[2][3] 

Suntikan KB diberikan setiap bulan atau setiap 3 bulan dengan tingkat kegagalan sekitar 3 hingga 4 kehamilan per 100 perempuan. Meskipun metode ini lebih efektif daripada pil KB, namun memiliki risiko menyebabkan siklus menstruasi tidak teratur, kenaikan berat badan, dan tidak memberikan perlindungan dari penyakit menular seksual..[2][3] 

6. Pil KB 

Kontrasepsi oral atau pil KB masih menjadi pilihan banyak perempuan untuk mencegah kehamilan. Pil berisi hormon ini harus dikonsumsi setiap hari dan diusahakan pada jam yang sama. Mekanismenya ialah menghambat ovulasi serta mempertebal dinding rahim.[3] 

Tingkat kegagalan kontrasepsi oral ini sekitar 7 kehamilan per 100 perempuan. Sayangnya, pil KB menghadirkan risiko kenaikan tekanan darah, muncul bercak darah, dan tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual.[2]  

7. Kondom 

Ada dua jenis kondom, yaitu kondom untuk laki-laki dan kondom untuk perempuan. Meskipun demikian, kondom untuk laki-laki lebih banyak digunakan. Kondom adalah alat kontrasepsi yang berbahan elastis yang berfungsi sebagai penghalang pertemuan sel sperma dan sel telur. Alat kontrasepsi ini termasuk yang tertua.[3] 

Tingkat kegagalan penggunaan kondom cukup tinggi, yaitu 13 kehamilan per 100 perempuan jika pemakaiannya tidak tepat. Kelebihannya ialah harga yang terjangkau, mudah diakses, dan dapat memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual. 

Seiring dengan perkembangan teknologi, tidak terkecuali di bidang kesehatan, tentunya Mums berharap bahwa tingkat kegagalan kontrasepsi dengan berbagai metode tersebut makin rendah. Selain itu, Mums juga mungkin berharap bahwa efek sampingnya terhadap tubuh makin minim. Dengan demikian, pasangan istri makin nyaman untuk merencanakan keluarga yang sejahtera. 

Salah satu terobosan dalam alat kontrasepsi terwujud dalam pil KB kombinasi modern 21/7. Selain mencegah kehamilan dengan tingkat kegagalan kontrasepsi yang cukup rendah, pil KB ini membantu menurunkan risiko jerawat hormonal dan kenaikan berat badan. Hal ini disebabakan oleh perpaduan hormon estrogen dan progestin serta kandungan drospirenon dalam pil KB kombinasi modern 21/7.[5]  

Drospirenon bersifat anti-androgenik yang membantu mengatasi jerawat ringan hingga sedang. Drospirenon juga bersifat anti-mineralokortikoid yang mencegah penumpukan cairan dalam tubuh untuk mengupayakan kestabilan berat badan. Yuk, Mums, pilih metode pil KB kombinasi modern 21/7 agar bisa Ber KB Berbas Jerawat dan Menjaga Berat Badan Tetap Stabil.[5]  

 

Cek artikel lainnya untuk info lebih lengkap: Yuk Mengenal Gangguan Hormonal Pada Perempuan

Bagikan

Sumber:  

  1. New Generation Birth Control for Teens. 5 Juli 2023.  https://www.nationwidechildrens.org/family-resources-education/700childrens/2017/10/what-types-of-birth-control-are-99-percent-effective[Internet]. Terakhir diakses Desember 2023. 
  2. Metode-Metode Kontrasepsi beserta Kelebihan dan Kekurangannya. 16 Juni 2022. https://www.klikdokter.com/gaya-hidup/seks/metode-metode-kontrasepsi-beserta-kelebihan-dan-kekurangannya[Internet]. Terakhir diakses Desember 2023. 
  3. Birth Control Methods Ranked by Effectiveness. Terakhir diperbarui 15 Juli 2022. https://www.health.com/condition/birth-control/birth-control-ranked-effectiveness[Internet]. Terakhir diakses Desember 2023.  
  4. Birth Control Options Ranked by Effectiveness. Terakhir diperbarui 8 Agustus 2020. https://www.healthgrades.com/right-care/birth-control/birth-control-options-ranked-by-effectiveness[Internet]. Terakhir diakses Desember 2023. 
  5. Memilih Kontrasepsi yang Cocok, Tanpa Takut Jerawatan dan Jadi Gemuk. Juli 2021. https://www.bicarakontrasepsi.com/memilih-kontrasepsi-yang-cocok-tanpa-takut-jerawatan-dan-jadi-gemuk[Internet]. Terakhir diakses Desember 2023. 

PP-YSM-ID-0354-1