Hari Kontrasepsi Sedunia 2018
Hari Kontrasepsi Sedunia 2018
Berdasarkan proyeksi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), saat ini Indonesia memiliki populasi sebanyak 265 juta orang, dengan 10.864.2002 juta adalah remaja perempuan yang akan tumbuh menjadi perempuan dewasa dan seorang ibu. Sementara itu, menurut data RISKESDAS 2013 terjadi sedikit peningkatan penggunaan kontrasepsi dari 55,8 persen pada tahun 2010 menjadi 59,7 persen di tahun 2013.
- PP-NOV-ID-0021-1,
- PP-PF-WHC-ALL-0007-2,
- PP-PF-WHC-ALL-0010-2,
- PP-PF-WHC-ALL-0048-1,
- PP-PF-WHC-ALL-0052-2
Hari Kontrasepsi Sedunia 2018
Berdasarkan proyeksi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), saat ini Indonesia memiliki populasi sebanyak 265 juta orang, dengan 10.864.2002 juta adalah remaja perempuan yang akan tumbuh menjadi perempuan dewasa dan seorang ibu. Sementara itu, menurut data RISKESDAS 2013 terjadi sedikit peningkatan penggunaan kontrasepsi dari 55,8 persen pada tahun 2010 menjadi 59,7 persen di tahun 2013. Pada saat yang sama juga terjadi penurunan angka kelahiran (TFR) dari 2,6 anak per perempuan di tahun 2012 menjadi 2,4 anak per perempuan di tahun 2017.
Dalam rangka memperingati World Contraception Day (WCD) atau Hari Kontrasepsi Sedunia pada 26 September 2018, Bayer kembali menyuarakan pentingnya pengetahuan perempuan terkait kesehatan reproduksi dan perencanaan keluarga melalui KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi). WCD merupakan kampanye tahunan di seluruh dunia yang diadakan sejak tahun 2007 dan diinisiasi oleh Bayer. Perayaan WCD bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya merencanakan kehamilan menggunakan kontrasepsi serta memberikan informasi seputar kesehatan seksual dan reproduksi.
Para karyawan Bayer mengikuti perayaan Hari Kontraspsi Sedunia 2018
Bayer memahami bahwa setiap wanita berhak mendapatkan akses informasi untuk meningkatkan pengetahuan mereka, sehingga mereka secara sadar dan mandiri dapat membuat keputusan dalam memilih kontrasepsi yang tepat bagi mereka. Saat ini, masih banyak perempuan yang terpapar informasi yang bias dan mitos seputar kontrasepsi. Akibatnya timbul pemahaman yang tidak benar dan mereka enggan untuk menggunakan kontrasepsi. Untuk itulah, sumber informasi yang benar, tepat dan terpercaya diperlukan sehingga membantu para perempuan untuk berkonsultasi lanjut kepada dokter atau bidan.
Seluruh media social influencers berfoto bersama dengan dr. Boy setelah acara usai
Pada peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia 2018, Bayer meluncurkan kembali design baru situs BicaraKontrasepsi.com yang dilengkapi dengan social media channel (Facebook dan Instagram). Acara peluncuran dilakukan untuk karyawan Bayer dan media social influencers secara terpisah di Jakarta. dr. Herbert Situmorang, SpOG(K) hadir sebagai pembicara event karyawan dan dr. Boy Abidin, SpOG(K) sebagai pembicara event bersama sosial media influencers.
Kedua narasumber menjelaskan bahwa kontrasepsi yang ada saat ini tidak hanya bermanfaat untuk mencegah kehamilan, namun juga memiliki manfaat tambahan lainnya seperti dapat ber-KB dengan Cantik dan Tetap Langsing. Manfaat inilah yang belum banyak diketahui masyarakat. Karena itulah, Bicara Kontrasepsi melalui situs dan sosial media akan terus berupaya menginformasikan manfaat serta informasi lain terkait kontrasepsi.
Mereka juga menyampaikan bahwa banyak mitos yang beredar terkait penggunaan kontrasepsi. Diharapkan melalui Bicara Kontrasepsi, masyarakat terutama wanita dapat memilah mana informasi yang berupa fakta ataupun mitos.
Pada peringatan WCD 2018 ini juga diadakan konferensi media dengan narasumber dr. Andon Hestiantoro, SpOG(K) yang menjelaskan pentingnya kontrasepsi. Tidak hanya untuk mengendalikan kelahiran, namun kontrasepsi juga membantu perempuan memberdayakan diri baik dari segi pendidikan dan sosial. Untuk itu, edukasi mengenai kontrasepsi dan kesehatan reproduksi secara berkelanjutan jelas sangat diperlukan.
Konferensi pers World Contraception Day 2018
Bayer berkomitmen secara berkelanjutan untuk membantu perempuan di seluruh dunia agar lebih memahami kesehatan reproduksinya, agar mereka dapat mengambil keputusan secara mandiri terkait kontrasepsi dan perencanaan keluarga untuk terwujudnya kesejahteraan perempuan dan keluarganya.