Masa Subur Wanita Setelah Menghentikan Penggunaan Pil KB: Apa yang Perlu Diketahui?

Private
Public

Masa Subur Wanita Setelah Menghentikan Penggunaan Pil KB: Apa yang Perlu Diketahui?

Khawatir dengan masa subur wanita setelah memutuskan berhenti pakai KB? Pahami fakta-faktanya berikut, yu! Biar Mums tidak salah pilih

  • PP-YSM-ID-0295-1,
  • PP-PF-WHC-ALL-0007-2,
  • PP-PF-WHC-ALL-0010-2,
  • PP-PF-WHC-ALL-0048-1,
  • PP-PF-WHC-ALL-0052-2
Masa Subur Wanita Setelah Menghentikan Penggunaan Pil KB: Apa yang Perlu Diketahui?
TitleMasa Subur Wanita Setelah Menghentikan Penggunaan Pil KB: Apa yang Perlu Diketahui?

Masa Subur Wanita Setelah Menghentikan Penggunaan Pil KB: Apa yang Perlu Diketahui?

Pemakaian pil KB sering dipilih oleh Mums yang ingin menunda kehamilan, mungkin karena ingin fokus pada karier atau karena belum siap untuk memiliki anak. Banyak Mums berencana menjadi orang tua di masa depan, setelah mencapai tujuan pribadi mereka.

Fenomena ini umum dan bisa jadi Mums juga mengalaminya. Dalam konteks ini, muncul pertanyaan umum: bagaimana dengan kesuburan wanita setelah menggunakan pil KB dalam jangka waktu yang lama? Apakah ada kemungkinan gangguan yang membuat Mums sulit hamil setelah berhenti minum pil KB?

Hal Penting Terkait Masa Subur Wanita Setelah Menggunakan Kontrasepsi yang Perlu Mums Ketahui

 

Untuk menjawab kekhawatiran Mums berkaitan dengan masa subur wanita setelah berhenti dari pemakaian berbagai metode kontrasepsi, ada beberapa hal yang perlu diketahui, yakni: 

1. Waktu Terbaik untuk Berhenti Menggunakan Pil KB

Ketika Mums mempertimbangkan untuk berhenti menggunakan pil KB atau metode kontrasepsi lain, ada pertanyaan penting yang harus dipikirkan: Apakah Mums dan pasangan sudah benar-benar siap untuk menjadi orang tua? Jika jawabannya ya, maka Mums bisa memutuskan untuk segera berhenti menggunakan kontrasepsi.

Namun, jika alasan berhenti menggunakan kontrasepsi adalah karena efek samping yang Mums alami pada saat menggunakan Pil KB seperti PMDD, jerawat, atau kenaikan berat badan, ada solusi alternatif yang bisa Mums pertimbangkan. Salah satunya adalah dengan Pil KB kombinasi modern 24/4 yang bisa memberikan kenyamanan tambahan dan membantu mengatasi PMDD. Sedangkan pil KB kombinasi modern 21/7 memberikan keuntungan dalam mengendalikan jerawat dan menjaga berat badan tetap stabil.

Setelah berhenti menggunakan metode kontrasepsi, tubuh Mums umumnya tidak memerlukan waktu khusus untuk 'membersihkan' hormon dari sistemnya. Ini berarti Mums bisa segera hamil dalam beberapa bulan setelah berhenti menggunakan KB.

2. Berapa Lama Waktu Kehamilan Setelah Berhenti KB?

Mums mungkin bertanya-tanya berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk hamil setelah berhenti menggunakan KB. Waktu yang dibutuhkan bisa berbeda-beda, tergantung pada metode kontrasepsi yang digunakan. Berikut adalah ringkasannya: 

  • Pil KB: Jika Mums berhenti menggunakan pil KB kombinasi, Mums mungkin bisa hamil dalam waktu 1-3 bulan setelah berhenti. Rata-rata, kehamilan terjadi setelah sekitar 1 tahun. [1]

Namun, situasinya bakal berbeda kalau Mums sebelumnya menggunakan pil KB yang mempunyai kandungan hanya berupa progestin atau disebut pil mini. Mums bisa memiliki potensi hamil hanya dalam hitungan hari atau minggu setelah berhenti. 

  • IUD: Penggunaan IUD tidak banyak memengaruhi kemampuan reproduksi. Setelah IUD dilepas, Mums bisa hamil, dengan kemungkinan terjadinya ovulasi dalam waktu 1 bulan[1]

  • Implan: Pelepasan implan kontraseptif bisa langsung memungkinkan ovulasi. Mums bisa berpotensi hamil dalam waktu 1 bulan setelah implan dilepas. [1]

  • KB injeksi: KB injeksi mungkin membuat proses kehamilan lebih lama dibandingkan metode lain. Setelah berhenti mendapatkan suntikan, bisa memakan waktu hingga 10-18 bulan untuk Mums bisa ovulasi kembali dan memiliki kemungkinan hamil. [1].

3. Apakah Aman Hamil setelah Ber-KB?

Kehamilan yang terjadi segera setelah berhenti menggunakan kontrasepsi membuktikan bahwa kontrasepsi tidak mempengaruhi masa subur perempuan secara permanen. Namun, pernah ada kekhawatiran bahwa kehamilan yang terjadi segera setelah berhenti KB dapat memiliki risiko keguguran yang lebih tinggi.

Meskipun demikian, penelitian terbaru menunjukkan bahwa hamil setelah berhenti menggunakan KB sebenarnya aman. Tidak ada risiko keguguran yang meningkat yang perlu dikhawatirkan oleh Mums. Ini memberikan kelegaan bahwa transisi dari ber-KB ke kehamilan bisa dilakukan dengan aman[1].

4. Cara Mengetahui Terjadinya Ovulasi Setelah Berhenti KB

Dalam situasi normal, Mums bisa memperkirakan kehamilan dengan memperhatikan siklus menstruasi. Namun, situasinya bakal berbeda ketika Mums berhenti menggunakan pil KB yang termasuk metode kontrasepsi hormonal. 

Cara kerja kontrasepsi hormonal adalah dengan mempengaruhi hormon tubuh. Ketika Mums berhenti mengonsumsi pil KB, maka akan terjadi perubahan kondisi hormon pada tubuh. Oleh karena itu, tak menutup kemungkinan kalau Mums bakal tidak mengalami menstruasi setelah berhenti KB.

Lalu, bagaimana cara mengetahui kalau Mums benar-benar hamil? Cara paling efektif adalah dengan menggunakan tes kehamilan. Tes kehamilan bekerja dengan mengetahui kandungan hormon luteinizing yang ada pada cairan urin. Kandungan hormon ini akan mengalami peningkatan pada rentang antara 24 sampai 36 jam setelah berlangsung ovulasi[1].

Selain itu, Mums juga dapat memperhatikan gejala atau perubahan pada tubuh. Beberapa gejala yang bisa Mums cermati dan merupakan gejala dari terjadinya ovulasi di antaranya adalah temperatur tubuh yang sedikit meningkat serta keluar mucus atau lendir dari serviks yang terlihat seperti cairan putih telur[1].

5. Apa yang Harus Mums Lakukan Kalau Masih Belum Hamil Meski Telah Lama Berhenti KB?

Lalu, bagaimana kalau Mums tak kunjung hamil meski sudah berhenti menggunakan pil KB atau semua jenis kontrasepsi? Apakah pemakaiannya berpengaruh pada masa subur wanita dan bahkan membuat tubuh Mums jadi mandul? Pertama, jangan berasumsi hal yang tidak-tidak. Solusi terbaik adalah dengan berkonsultasi secara langsung kepada dokter. 

Berkaitan dengan risiko mandul, faktor pemicunya sangat beragam. Beberapa di antaranya adalah usia, riwayat kesehatan, serta berat badan. Kalau Mums berusia 35 tahun atau lebih muda dan belum hamil juga meski sudah berhenti KB selama satu tahun, ungkapkan hal tersebut kepada dokter[1]

 

Jika Mums berusia lebih dari 35 tahun dan belum mengalami kehamilan setelah berhenti KB selama 6 bulan, segera datang dan konsultasi dengan dokter. Selanjutnya, dokter akan memberikan saran dan masukan yang bisa membantu Anda lebih cepat hamil[1].

Sampai di sini, Mums bisa paham, kan? Semoga bermanfaat, ya. 

Bagikan

Referensi: 

Getting Pregnant After Birth Control (internet). https://www.webmd.com/baby/get-pregnant-after-birth-control . Terakhir diakses September 2023

PP-YSM-ID-0295-1

Masa Subur Wanita Setelah Menghentikan Penggunaan Pil KB: Apa yang Perlu Diketahui?
Masa Subur Wanita Setelah Menghentikan Penggunaan Pil KB: Apa yang Perlu Diketahui?
Article categories

Memahami PMS, PMDD, dan Cara Meredakannya

Private
Public

Memahami PMS, PMDD, dan Cara Meredakannya

PMS dan PMDD menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari perempuan. Yuk pahami lebih dalam PMS, PMDD dan cara meredakannya di sini

  • PP-YSM-ID-0076-1,
  • PP-PF-WHC-ALL-0007-2,
  • PP-PF-WHC-ALL-0010-2,
  • PP-PF-WHC-ALL-0048-1,
  • PP-PF-WHC-ALL-0052-2
image new article-5
Alt tag

Memahami PMS, PMDD, dan Cara Meredakannya

Menstruasi adalah hal yang biasa bagi setiap perempuan. Sindrom pramenstruasi (PMS) yang dirasakan sebelum dimulainya menstruasi lah yang selalu luar biasa.PMS adalah sindrom yang dialami 1-2 minggu sebelum menstruasi dimulai. Gejalanya sangat beragam, meliputi perubahan fisik, emosi dan perilaku.Adapun beberapa gejala PMS yang menyerang fisik adalah nyeri pada payudara, rasa letih, kulit wajah yang tampak kusam dan berminyak, membesarnya pori-pori wajah, hingga jerawat berukuran besar (cyst acne) yang tumbuh di sekitar dagu atau mulut.1,2,3

Gejala fisik lainnya yang tak kalah mengganggu adalah perut kembung, sakit kepala, nyeri pada pinggang dan perut bagian bawah, hingga kram perut.Sedangkan gejala emosional yang biasa dirasakan saat PMS adalah berubah-ubahnya suasana hati, perasaan cemas dan frustrasi. Selain itu, saat mengalami PMS perubahan perilaku seperti bertambahnya nafsu makan dan berkurangnya hasrat seksual mungkin juga terjadi.2,3

Menurut situs kesehatan WebMD hampir 90 persen perempuan di dunia dengan usia reproduktif yang sudah matang mengalami sindrom ini.Tidak semua perempuan merasakan gejala yang sama. Bahkan, seorang perempuan mungkin saja merasakan gejala yang berbeda-beda setiap bulan.2

Penyebab PMS, menurut The Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism yang dipublikasikanOxford University Press pada 2010, berkaitan dengan perubahan kadar hormon estrogen dan progesteron.Pada masa subur, yaitu 1-2 minggu sebelum menstruasi kadar estrogen meningkat untuk mendorong sel telur (ovum) keluar dari indung telur (ovarium). Hormon progesteron ikut meningkat untuk mempersiapkan rahim sebagai tempat hidup janin.2,3

Ketika tidak terjadi pembuahan, kedua hormon tersebut kadarnya turun drastis. Fluktuasi kedua hormon itulah yang diduga mendorong terjadinya sejumlah perubahan fisik dan emosional yang jadi gejala PMS.Selain PMS fluktuasi hormon pada siklus reproduksi perempuan juga dapat menimbulkan gangguan fisik dan emosional yang lain yaitu Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD).2,3

PMDD dialami oleh 3-5 persen perempuan di dunia. Penyebabnya diduga adalah sensitivitas terhadap perubahan serotonin, yaitu hormon yang mengatur perasaan manusia, yang terjadi menjelang menstruasi.Oleh sebab itu, gejala PMDD juga mencakup aspek psikologis, seperti depresi, kecemasan berlebih, sulit berkonsentrasi, insomnia, hingga mood swing.2,3

 

Meredakan sindrom pramenstruasi

Baik PMS maupun PMDD mengganggu aktivitas harian dan hubungan interpersonal. Secara tidak langsung dua sindrom ini memberi dampak negatif pada kualitas hidup. Oleh sebab itu, meski tidak dapat dihindari, gejala kedua pramenstruasi tersebut perlu diatasi.Mengutip dari Womenshealth.org, perubahan gaya hidup seperti tidak merokok, mengurangi kafein, asupan gula serta sodium dapat membantu meredakan gejala PMS dan PMDD. Selain itu, pastikan kecukupan tidur dan olahraga teratur.4

Mengonsumsi beberapa jenis vitamin dan mineral seperti vitamin E, vitamin B6, magnesium, serta kalsium juga dianjurkan untuk membantu meredakan PMS dan PMDD.4

 

Pil KB “menjinakkan” PMS dan PMDD?

Ahli obstetri dan ginekologi dari University of California (UCLA) Dr. Andrea J Rapkin, dalam penelitiannya, menemukan bahwa konsumsi pil KB ternyata juga dapat membantu perempuan menghadapi PMS dan PMDD dengan lebih baik.Namun, ia secara spesifik mengatakan pil KB yang dimaksud adalah yang memiliki kandungan Etinilestradiol dan Drospirenon.4,5

Hasil studi penelitian nya yang dipublikasikan dalan Journal of Reproductive Medicine menunjukkan pil KB modern dengan kedua kandungan tersebut meringankan beberapa gejala PMS.Setelah satu bulan mengonsumsi pil KB dengan Etinilestradiol dan Drospirenon responden mengalami gejala PMS yang lebih terkendali.5

Gejala seperti kenaikan berat badan akibat retensi air yang disebabkan fluktuasi hormon pada tubuh, permasalahan kulit, hingga nyeri pada payudara berkurang. Begitu juga dengan gejala emosional seperti perasaan melankolis, mood swing, dan kecemasan. Kualitas hidup pun menjadi lebih baik.Pada penelitian lain yang berjudul Efficacy of a New Low-Dose Oral With Drospirenon in Premenstrual Dysphoric Disorderia menemukan bahwa pil KB dengan kandungan 3 miligram Drospirenon dan 20 mikrogram Etinilestradiol juga dapat membantu meredakan PMDD.5

Namun, sebelum memutuskan beralih ke pil KB dengan dua kandungan tersebut sebaiknya Anda tetap melakukan konsultasi medis.

Bagikan

Sumber:

  1. Birth Control Pill May Provide Relief For PMS. [Internet]. Februari 2003. Tersedia di https://www.sciencedaily.com/releases/2003/02/030226073124.html . Terakhir diakses Mei 2021
  2. PMS and The Pill. [Internet}. November 2020. Tersedia di https://www.webmd.com/women/pms/pms-and-the-pill#1 . Terakhir diakses Mei 2021
  3. Premenstrual Syndrome (PMS). [Internet]. Januari 2019. Tersedia di https://www.health.harvard.edu/a_to_z/premenstrual-syndrome-pms-a-to-z . Terakhir diakses Mei 2021
  4. Efficacy of a New Low-Dose Oral Contraceptive With Drospirenone in Premenstrual Dysphoric Disorder. [Internet]. September 2005. Tersedia di https://journals.lww.com/greenjournal/Fulltext/2005/09000/Efficacy_of_a_New_Low_Dose_Oral_Contraceptive_With.9.aspx . Terakhir diakses Mei 2021
  5. Drospirenone/ethinylestradiol 3mg/20microg (24/4 day regimen): a review of its use in contraception, premenstrual dysphoric disorder and moderate acne vulgaris. [Internet]. 2007. Tersedia di https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/17683173/ . Terakhir diakses Mei 2021

 

PP-YSM-ID-0219-1

Article categories
Subscribe to Siklus Menstruasi