Dengan alat kontrasepsi, pria dan wanita memiliki beberapa pilihan untuk merencanakan kehamilan. Namun masih banyak pasangan yang khawatir terhadap efek samping dari penggunaan alat kontrasepsi hormonal terhadap penurunan gairah seksual, terutama di pihak wanita.
Padahal, menurut studi yang dilakukan di Universitas Kentucky dan Universitas Indiana, Amerika Serikat, tidak ada satupun jenis alat dan metode kontrasepsi yang memengaruhi frekuensi aktivitas seksual pasangan suami istri yang terlibat dalam penelitian. [1]
Libido pria pun tampaknya tidak berubah dengan jenis kontrasepsi yang digunakan oleh pasangan mereka. Penelitian ini mematahkan aneka mitos yang menyebutkan bahwa konsumsi pil KB dapat menurunkan hasrat seksual pada wanita. Apalagi pil KB punya kelebihan dibanding alat kontrasepsi lain dalam hal berhubungan intim.
Pemasangan IUD misalnya, beberapa wanita mengalami flek setelah beberapa hari setelah pasang IUD. Ini sebenarnya adalah efek samping sementara yang wajar terjadi karena tubuh masih beradaptasi dengan alat tersebut.[3]
Meski begitu, beberapa wanita mungkin akan terus mengalami flek di antara jadwal menstruasinya hingga berbulan-bulan setelahnya. Efek samping ini biasanya akan mereda seiring waktu.
Tetapi ada juga wanita yang mengeluhkan kram dan sakit saat berhubungan seks padahal sebelumnya tidak pernah begitu, ini bisa jadi disebabkan karena posisi IUD telah bergeser dari tempatnya. Mengingat IUD terkadang bisa bergeser sendiri jika prosedur pemasangannya kurang tepat atau karena cemas dan tegang selama prosesnya. [2]
Oleh sebab itu,ketika posisi IUD bergeser dan malah melorot hingga ke leher rahim, hal ini dapat menyebabkan vagina berdarah setelah berhubungan.[2] Di samping keluhan penggunaan IUD, KB implan maupun suntik juga memiliki keluhan tersendiri.
Pada KB implan, wanita bisa saja mengalami pendarahan maupun mood swing selama penggunaan. Selain itu, laman NHS turut menyebut, implan dapat memperparah kondisi jerawat pada wajah penggunanya.[4]
Prosedur memasukan implan pun terkadang dikeluhkan karena mengakibatkan nyeri maupun ketidakcocokan dalam penggunaannya. Sedangkan pada KB suntik, keluhan serupa juga bisa saja terjadi. Bahkan, sumber serupa juga menyebut penggunaan KB suntik mampu memicu kenaikan berat badan.[5]
Efek samping lainnya, yaitu adanya delay hingga satu tahun lamanya untuk mendapatkan siklus menstruasi yang teratur, risiko terjadinya penurunan libido dan kerontokan rambut merupakan hal yang umum terjadi selama penggunaannya.[5]
Lalu bagaimana dengan penggunaan kondom? Rupanya, penggunaan kondom juga tak lepas dari risiko iritasi. Laman Planned Parenthood[6] mencatat jika efek samping kondom bisa saja ditemukan pada orang yang alergi dengan bahan latex dari kondom. Kondisi alergi ini pun bisa terjadi bagi wanita maupun pria sebagai pengguna.
Serupa, laman Bedsider[7] turut menyebut penggunaan kondom dengan pelumas bawaan juga bisa menimbulkan alergi pada wanita. Beberapa kondom dengan bahan tertentu juga disebut bisa menurunkan sensitivitas pada pria.
Penggunaannya pun perlu diperhatikan, sebab ukuran yang terlalu besar berisiko longgar dan terlepas, terlalu sempit berisiko mudah sobek sehingga berisiko bisa hamil.[7]
Nah, ketika memakai pil KB, kekhawatiran di atas tak akan terjadi. Yang perlu wanita lakukan hanya rutin mengonsumsi pil KB sesuai jadwal. Berhubungan intim jadi aman dan nyaman tanpa ‘kesakitan’, risiko berdarah, dan terjadinya kehamilan.
Saat ini, pil KB yang tersedia di pasaran juga memiliki kandungan zat tambahan berupa Drospirenon yang berdampak baik pada kesehatan reproduksi maupun mengobati permasalahan kulit seperti jerawat.[8]
Terdiri dari 28 pil yang terbagi atas 21 pil aktif dan 7 pil plasebo, kandungan Drospirenon memiliki sifat anti-androgenik yang mampu menekan produksi hormon androgen pada kelenjar minyak dikulit sekaligus produksinya di indung telur. [8]
Di samping itu, penggunaan jangka panjang juga mampu mengatasi keluhan lain seperti menurunkan berat badan, meringankan gejala menstruasi, hingga mengatasi mood swing.[8]
Melalui pil KB Drospirenon, perempuan tidak hanya terbebas dari kehamilan diluar rencana, tetap juga tetap cantik selama ber KB. Namun, konsultasi dengan Tenaga Medis Dokter tetap diperlukan agar mendapatkan hasil maksimal yang diinginkan.