Kurang Populer di Indonesia, Cari Tahu tentang Kontrasepsi Diafragma di Sini!

Private
Public

Kurang Populer di Indonesia, Cari Tahu tentang Kontrasepsi Diafragma di Sini! 

Dibandingkan kontrasepsi lain seperti pil KB, diafragma memang kurang populer. Simak apa itu diafragma, manfaat, dan risikonya sebagai opsi kontrasepsi.

  • PP-YSM-ID-0377-1
Cari Tahu tentang Kontrasepsi Diafragma di Sini!
Kurang Populer di Indonesia, Cari Tahu tentang Kontrasepsi Diafragma di Sini!

Kurang Populer di Indonesia, Cari Tahu tentang Kontrasepsi Diafragma di Sini!

Cari Tahu tentang Kontrasepsi Diafragma di Sini!

Sumber : Envato.com

Saat ini, ada banyak sekali pilihan metode kontrasepsi yang tersedia. Namun, di Indonesia, nama kontrasepsi diafragma memang kurang populer. Menurut laporan Statistik Pemuda Indonesia 20211, ada berbagai jenis metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan mulai dari suntik, pil KB, spiral, kalender, kondom, tubektomi, dan menyusui. Tidak ada diafragma dalam daftar. 

Apa sebenarnya yang dimaksud dengan kontrasepsi diafragma? Seperti apa penggunaannya? Apa pula manfaat dan kelebihan diafragma sebagai pilihan metode kontrasepsi? Mari kita bahas secara lengkap dalam ulasan berikut ini!

Artikel 7

Sumber : Envato.com

Apa Itu Diafragma? 

Diafragma adalah metode kontrasepsi berbentuk penghalang. Diafragma sendiri merupakan alat berbentuk cangkir dengan bahan karet atau silikon yang dimasukkan ke dalam vagina untuk menutupi serviks. Diafragma biasanya digunakan dengan spermisida (gel pembunuh sperma) sebelum berhubungan seksual untuk mencegah kehamilan yang tidak direncanakan2.

Jika digunakan dengan benar bersama dengan spermisida, diafragma memiliki tingkat efektivitas antara 92 – 96%. Artinya, antara 4 hingga 8 dari 100 wanita yang menggunakan diafragma sebagai pilihan kontrasepsi akan mengalami kehamilan dalam waktu setahun.

Faktanya, sekitar 16 dari 100 wanita yang menggunakan diafragma mengalami kehamilan setiap tahunnya. Ini disebabkan karena mereka lupa menggunakannya atau tidak memasangnya dengan benar. Perlu dicatat bahwa pemasangan diafragma dengan cara yang tidak tepat bisa menurunkan efektivitasnya ke angka 84%3.

Bagaimana Cara Penggunaan Diafragma? 

Lalu bagaimana cara menggunakan diafragma yang benar? 

  • Mums hanya perlu menggunakan diafragma saat akan melakukan hubungan seksual bersamaan dengan spermisida. Namun, agar penggunaannya efektif, cap-nya harus dibiarkan selama setidaknya 6 jam setelah berhubungan seksual. Mums bisa membiarkannya lebih dari 6 jam, tetapi jangan mengeluarkannya kurang dari itu. 
  • Ambil cap diafragma yang akan digunakan, kemudian oleskan sekitar satu sendok teh spermisida pada cap dan sebarkan di sekeliling tepiannya. 
  • Dengan satu jari, dorong tepi depan diafragma ke belakang tulang kemaluan. 

Kenapa Harus Pilih Diafragma? Ini Dia Keunggulannya 

Seperti halnya alat kontrasepsi lainnya, diafragma memiliki sejumlah manfaat atau kelebihan. Apa saja?

Mudah Digunakan dan Dikontrol 

Diafragma berukuran kecil, mudah dibawa ke mana saja. Selain itu, diafragma langsung efektif begitu digunakan, begitu juga ketika Mums ingin melepaskannya. Jadi, jika Mums menggunakan diafragma sebagai pilihan kontrasepsi dan ingin mulai merencanakan kehamilan, Mums tinggal melepaskannya saja.

Tidak Mengandung Hormon 

Sebagian orang—baik dengan alasan pribadi maupun medis, memilih untuk tidak menggunakan metode kontrasepsi hormonal. Ini tentu bisa menjadi pilihan yang bagus untuk siapa saja yang ingin menunda kehamilan tanpa melibatkan metode kontrasepsi yang mengandung hormon.

Bisa Digunakan Kembali

Beberapa jenis alat kontrasepsi seperti kondom hanya bisa digunakan sekali dan harus dibuang setelahnya. Namun, diafragma bisa digunakan sampai maksimal 2 tahun dengan perawatan yang baik. Penting untuk menentukan dengan tepat ukuran diafragma agar penggunaannya tetap nyaman4.

Risiko dan Kekurangan Penggunaan Diafragma Sebagai Pilihan Kontrasepsi 

Selain berbagai kelebihan di atas, metode kontrasepsi dengan diafragma juga memiliki beberapa kekurangan dan risiko, di antaranya:

Spermisida Bisa Menyebabkan Iritasi  

Penggunaan spermisida bersamaan dengan pemasangan diafragma bisa menyebabkan iritasi pada vagina maupun penis. Diafragma juga tidak bisa memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual seperti kondom.

Beberapa orang yang menggunakan diafragma mengalami ISK (Infeksi Saluran Kemih). Jika Mums merasakan vagina perih, sakit, atau iritasi, mungkin Mums sensitif terhadap spermisida yang digunakan. Bicarakan dengan dokter jika penggunaan diafragma atau spermisida menimbulkan masalah.

Diafragma Bisa Sulit Digunakan 

Beberapa orang mengalami kesulitan saat akan memasukkan diafragma. Perlu latihan beberapa waktu agar nyaman melakukannya.

Selain itu, diafragma juga bisa berpindah dari tempatnya jika mendapatkan banyak dorongan. Mums juga perlu mengetahui bagaimana penggunaan spermisida. Hindari meninggalkan diafragma di dalam vagina lebih dari 24 jam.

Perlu Diatur Ukurannya dengan Tepat 

Diafragma memiliki ukuran yang berbeda-beda, begitu juga tubuh kita. Perubahan pada tubuh Mums seiring waktu mengharuskan Mums melakukan penyesuaian ukuran diafragma yang akan digunakan. Mums juga perlu menggantinya setelah hamil atau ketika berat badan bertambah atau berkurang 4,5 kilogram (atau lebih).

Harus Digunakan Setiap Kali Akan Berhubungan Seksual 

Agar diafragma dapat bekerja dengan baik, Mums perlu menggunakannya dengan benar setiap kali akan melakukan hubungan seksual. Jika merasa ragu (khawatir tidak bisa selalu memasang diafragma dengan posisi yang tepat), ada berbagai opsi kontrasepsi alternatif yang bisa dipilih seperti pil KB5.

Selain memiliki efektivitas hingga 99%, pil KB kombinasi yang mengandung hormon estrogen dan progesterone juga memberikan sejumlah manfaat seperti mengatasi jerawat ringan hingga sedang serta meringankan gejala PMS berat. Yuk, ber-KB Bebas Jerawat dan Berat Badan Tetap Stabil dengan pil KB kombinasi modern!

Bagikan

Referensi:

  1. Apa Jenis KB yang Paling Banyak Digunakan di Indonesia? [Internet]. Dapat diakses di https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/01/27/apa-jenis-kb-yang-paling-banyak-digunakan-perempuan-muda-di-indonesia. Terakhir diakses 24 Januari 2024 
  2. Birth Control Diaphragm. [Internet]. Dapat diakses di https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/birth-control/multimedia/diaphragm/img-20006708. Terakhir diakses 24 Januari 2024 
  3. Diaphragm. [Internet]. Dapat diakses di https://www.nhsinform.scot/healthy-living/contraception/diaphragm/. Terakhir diakses 25 Januari 2024 
  4. What Are Benefits of Diaphragm? [Internet]. Dapat diakses di https://www.plannedparenthood.org/learn/birth-control/diaphragm/what-are-the-benefits-of-diaphragms. Terakhir diakses 25 Januari 2024 
  5. What Are the Advantages of Diaphragm? [Internet]. Dapat diakses di https://www.plannedparenthood.org/learn/birth-control/diaphragm/what-are-the-disadvantages-of-diaphragms. Terakhir diakses 25 Januari 2024 

PP-YSM-ID-0377-1

Kurang Populer di Indonesia, Cari Tahu tentang Kontrasepsi Diafragma di Sini!
Cari Tahu tentang Kontrasepsi Diafragma di Sini!
Article categories

Hal-hal yang Perlu Diketahui Sebelum Memilih Metode Kontrasepsi Vasektomi

Private
Public

Hal-hal yang Perlu Diketahui Sebelum Memilih Metode Kontrasepsi Vasektomi 

Vasektomi adalah kontrasepsi dengan cara memotong organ reproduksi pada pria. Seberapa efektif cara ini? Apa dampak, kelebihan, dan kekurangannya?

  • PP-YSM-ID-0377-1
Kontrasepsi Vasektomi
Memilih Metode Kontrasepsi Vasektomi

Hal-hal yang Perlu Diketahui Sebelum Memilih Metode Kontrasepsi Vasektomi

Kontrasepsi Vasektomi

Sumber : Envato.com

Vasektomi adalah kontrasepsi dengan cara memotong organ reproduksi pria. Organ tersebut adalah ujung vas deferens, saluran yang membawa sperma pada pria. Vasektomi adalah kontrasepsi permanen yang sebaiknya hanya dilakukan ketika seorang pria tidak berencana untuk memiliki anak. Meski aman dan efektif dalam mencegah kehamilan, vasektomi tidak dapat melindungi dari penyakit menular seksual.

Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang seberapa efektif vasektomi dalam mencegah kehamilan. Kita juga akan mengulas bagaimana dampak pasca vasektomi, kelebihan, serta kekurangannya.

Seberapa Efektif Vasektomi? 

Dalam kasus yang jarang terjadi (sekitar 1 dari 10.000 kasus), sperma dapat melintasi ujung vas deferens yang sudah dipotong atau ditutup. Selama bertahun-tahun, vasektomi telah menjadi salah satu metode pengendalian kelahiran yang aman dan sukses.

Seorang pria, yang menjalani prosedur vasektomi, akan diperiksa air maninya secara berkala untuk memastikan keberhasilan prosedur. Jika ternyata setelah pemeriksaan masih ditemukan sperma dalam air mani, vasektomi ulang mungkin diperlukan. 

Namun, seperti yang sudah disebutkan di atas, kasus ini sangat jarang terjadi. Peluangnya bahkan lebih kecil dari bentuk kontrasepsi lainnya. Misalnya, kondom rusak memiliki peluang terjadi 1 dari 100 penggunaan (1%)1.

Apa Dampak Pasca Vasektomi? 

Salah satu dampak umum pasca vasektomi adalah kemungkinan perubahan pikiran, di mana seseorang mungkin ingin memiliki anak lagi. Meskipun ada opsi untuk mengembalikan vasektomi, proses ini  tidak ada jaminannya akan berhasil. Pembalikan vasektomi lebih rumit, lebih mahal, dan dalam beberapa kasus, tidak selalu efektif dibandingkan dengan prosedur vasektomi itu sendiri.

Bagi pria yang menderita nyeri testis kronis atau penyakit testis, operasi vasektomi tidak direkomendasikan. Bagi kebanyakan pria, vasektomi sebenarnya sangat aman, jarang menimbulkan komplikasi serius. Beberapa dampak yang dapat terjadi langsung setelah operasi antara lain:

  • Perdarahan atau bekuan darah (hematoma) di dalam skrotum (buah zakar) 
  • Air mani mengandung darah 
  • Memar pada skrotum 
  • Infeksi pada lokasi operasi 
  • Rasa nyeri atau ketidaknyaman 
  • Pembengkakan. 

Selain itu, beberapa komplikasi yang dapat muncul kemudian (tidak langsung setelah operasi):

  • Nyeri kronis. Ini dapat terjadi pada 1-2% orang yang menjalani prosedur vasektomi. 
  • Penumpukan cairan di testis yang dapat menyebabkan nyeri tumpul yang makin parah ketika ejakulasi 
  • Kehamilan, jika vasektomi gagal (sangat jarang terjadi) 

Apabila muncul gejala sebagai berikut, segera hubungi dokter:

  • Demam tinggi 
  • Kemerahan dan nyeri pada buah zakar 
  • Area di sekitar bekas operasi membengkak 
  • Muncul nanah atau perdarahan di bagian bekas operasi 
  • Muncul benjolan di sekitar buah zakar 

Mitos Seputar Vasektomi 

Selain beberapa dampak yang telah disebutkan, terdapat beberapa efek yang sering menjadi kekhawatiran pria yang ingin melakukan vasektomi, meskipun sebenarnya hanya mitos. Perlu diingat ya Mums, berikut ini mitos atau hal yang tidak benar tentang vasektomi:

  • Berdampak pada kemampuan seksual seorang pria maupun menurunkan maskulinitas. Beberapa pria bahkan mengaku mendapatkan kepuasan seksual yang lebih baik pasca vasektomi. 
  • Merusak organ seksual secara permanen. Sangat kecil risiko testis, penis, atau bagian lain dari organ reproduksi pria terluka karena operasi vasektomi, terutama jika dokter bedah yang melakukannya memiliki skill yang baik. 
  • Meningkatkan risiko kanker. Meskipun ada beberapa kekhawatiran bahwa vasektomi akan meningkatkan risiko kanker testis dan prostat, tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkannya. 
  • Meningkatkan risiko penyakit jantung. Seperti halnya kekhawatiran pada risiko kanker, tidak ada bukti bahwa vasektomi akan meningkatkan risiko munculnya masalah pada organ jantung. 
  • Menyebabkan sakit hebat. Rasa nyeri ringan akan terasa setelah prosedur, tetapi tidak sakit yang parah jarang terjadi. Dalam kebanyakan kasus, nyeri ringan akan hilang beberapa hari setelahnya2

Kelebihan Vasektomi 

Sebelum memutuskan untuk memilih metode vasektomi sebagai cara untuk mencegah kehamilan, seorang pria perlu mempertimbangkan dengan baik kelebihan dan kekurangannya. Pria yang sudah memiliki pasangan perlu mengkomunikasikan hal ini dengan istri terlebih dahulu untuk membuat keputusan bijak bagi kepentingan bersama.

Kelebihan vasektomi antara lain adalah:

  • Tingkat efektivitas tinggi, yakni mencapai 99,9%. Namun, perlu dicatat bahwa mungkin dibutuhkan waktu sampai setidaknya 3 bulan agar sisa sperma dapat dibersihkan dari sistem reproduksi. Jadi setelah operasi, sebaiknya gunakan kontrasepsi alternatif sampai pemeriksaan menunjukkan air mani tidak mengandung sperma lagi. 
  • Prosedurnya minimal invasif dan proses penyembuhannya juga cepat. Pasca operasi, seorang pria dapat melanjutkan aktivitas normal dalam seminggu. 
  • Efisien dari segi biaya dibandingkan dengan kontrasepsi lain (karena tidak perlu beli kondom atau pil KB lagi). 

Kekurangan Vasektomi 

Selain berbagai kelebihan di atas, vasektomi juga memiliki kekurangan:

  • Sifatnya permanen, tidak ada jaminan dapat dikembalikan lagi 
  • Ada kemungkinan efek samping jangka pendek 
  • Tidak melindungi dari penyakit menular seksual 
  • Dampak psikologi. Beberapa pria mungkin akan mengalami tekanan pasca vasektomi, terutama ketika mereka tidak begitu yakin dengan keputusan yang diambilnya3

Vasektomi adalah salah satu pilihan untuk mencegah kehamilan yang dilakukan oleh pria. Namun, jika Mums dan pasangan merasa langkah ini tidak cocok dengan perencanaan keluarga, tersedia berbagai pilihan kontrasepsi lain yang dapat dicoba seperti kondom.

Pil KB kombinasi modern juga hadir sebagai pilihan kontrasepsi untuk para wanita. Memadukan progestin dan estrogen, pil KB kombinasi modern tidak hanya membantu mencegah kehamilan yang tidak direncanakan tapi juga memiliki manfaat lain. Manfaat ini antara lain mengatasi jerawat ringan sampai sedang, tidak menyebabkan kenaikan berat badan, dan dapat meringankan PMDD (Premenstrual Dysphoric Disorder).

Jadi, kalau Mums ingin ber-KB Bebas Jerawat dan Badan Tetap Stabil, pil KB kombinasi modern adalah pilihan terbaik untuk Mums!

Bagikan

Referensi:

  1. Vasectomy. [Internet]. Dapat diakses di https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/4423-vasectomy. Terakhir diakses 26 Januari 2024 
  2. Vasectomy. [Internet]. Dapat diakses di https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/vasectomy/about/pac-20384580. Terakhir diakses 26 Januari 2024 
  3. Vasectomy Pros and Cons: All You Need to Know. [Internet]. Dapat diakses di https://www.vasectomy.org.au/faqs/vasectomy-pros-cons/. Terakhir diakses 26 Januari 2024. 

PP-YSM-ID-0377-1

Hal-hal yang Perlu Diketahui Sebelum Memilih Metode Kontrasepsi Vasektomi
Kontrasepsi Vasektomi
Article categories

Kenali Kontrasepsi IUD yang Kerap Dipilih untuk Mencegah Kehamilan

Private
Public

Kenali Kontrasepsi IUD yang Kerap Dipilih untuk Mencegah Kehamilan

 Kontrasepsi IUD menjadi pilihan banyak wanita untuk mencegah kehamilan. Namun, sebelum memakainya, sebaiknya kenali dulu bagaimana cara kerja dan jenisnya.

Slug: kontrasepsi-iud

  • PP-YSM-ID-0377-1
Kenali Kontrasepsi IUD
Kenali Kontrasepsi IUD

Kenali Kontrasepsi IUD yang Kerap Dipilih untuk Mencegah Kehamilan

Kenali Kontrasepsi IUD

Sumber : Envato.com

Sekarang ini, tersedia banyak metode kontrasepsi yang dapat dipilih untuk membantu mencegah kehamilan. Masing-masing metode tentu memiliki keunggulan dan kekurangan, termasuk pula kontrasepsi IUD. Jenis kontrasepsi ini terbilang cukup populer dan menjadi banyak pilihan wanita untuk mencegah kehamilan dengan tingkat efektivitas yang tinggi.

Rahim

Sumber : Liputan6.com

Apa Itu Kontrasepsi IUD?

Kontrasepsi IUD yang dikenal dengan istilah KB spiral merupakan singkatan dari intrauterine device. Jenis kontrasepsi ini mempunyai bentuk yang mirip dengan huruf T dan terbuat dari bahan plastik, dipasang pada bagian dalam rahim sehingga mencegah sel sperma bertemu dengan sel telur[1]. Di Indonesia, KB IUD juga disebut Alat Kontrasepsi Dalam Rahim atau AKDR.

Jenis dan Cara Kerja Kontrasepsi IUD

Kontrasepsi IUD dibagi menjadi dua jenis, yaitu IUD yang memiliki kandungan hormon dan IUD yang mempunyai lapisan tembaga atau non-hormonal. Setiap jenis IUD memiliki cara kerja yang tidak sama dalam mencegah terjadinya kehamilan. Adapun, jenis IUD yang perlu Mums ketahui, yaitu[2]:

  1. IUD hormonal

 

Sumber: WikimediaCommons.org

Jenis IUD hormonal mempunyai kandungan progestin yang merupakan bentuk sintetis hormon progesteron. Hormon ini dapat membantu mencegah terjadinya kehamilan dengan membuat konsistensi lendir serviks menjadi lebih kental.

Alhasil, sel sperma akan mengalami kesulitan dalam menuju dan membuahi sel ovum. Tak hanya itu, progestin juga merupakan jenis hormon yang dapat membuat lapisan pada dinding rahim menjadi lebih tipis. Dengan begitu, sel telur yang sudah dibuahi oleh sel sperma tidak dapat melekat pada dinding rahim.

  1. IUD tembaga (non-hormonal)

    IUD Artikel 5

    Sumber: Williams Medical Supplies/ wms.co.us

    Selanjutnya kontrasepsi IUD jenis tembaga atau non-hormonal, merupakan jenis IUD yang mempunyai lapisan berbahan tembaga. Kandungan dengan komponen tembaga yang dikeluarkan ke bagian dalam rahim akan menyebabkan sel sperma tidak mampu menuju dan membuahi sel ovum.

    Dengan begitu, kehamilan dapat dicegah. Selain itu, jenis IUD ini juga bisa menjadi salah satu opsi alat kontrasepsi darurat yang mencegah pembuahan. Hanya, pemasangannya harus dilakukan dalam periode waktu 5 (lima) hari setelah melakukan hubungan seksual. Sementara itu, durasi pemakaian kontrasepsi IUD juga cukup lama. Contohnya, IUD jenis non-hormonal yang mempunyai lapisan tembaga mempunyai ketahanan sampai 10 tahun dalam mencegah kehamilan. Di sisi lain, IUD jenis hormonal dengan kandungan hormon progestin menawarkan ketahanan antara 3-5 tahun[1]

Efektivitas Kontrasepsi IUD untuk Mencegah Kehamilan

Dibandingkan dengan metode lainnya, kontrasepsi IUD menjadi salah satu metode kontrasepsi yang memiliki efektivitas yang tinggi dalam mencegah kehamilan.

Studi dalam Sage Journal menyebutkan, alat kontrasepsi ini efektif dalam mencegah kehamilan di semua kalangan dengan kemungkinan terjadi kegagalan dalam pemakaian sebesar 0,2% secara rata-rata[3].

Menariknya lagi, IUD juga menjadi metode kontrasepsi yang dapat mencegah kehamilan secara langsung setelah pemasangan. Ini berarti, potensi untuk mendapatkan kehamilan adalah sangat kecil saat Mums menggunakan alat kontrasepsi ini.   

Meski demikian, KB spiral tidak dapat memberikan perlindungan terhadap penularan penyakit menular seksual. Perlindungan terbaik terhadap penyakit menular seksual hanya terdapat pada alat kontrasepsi jenis kondom.

Keunggulan Kontrasepsi IUD

Ketimbang alat kontrasepsi lainnya, IUD menjadi pilihan metode kontrasepsi yang terbilang lebih efisien. Ini karena Mums tidak perlu memasang pengingat untuk minum pil secara rutin, membeli kembali saat pil habis, atau mengganti alat secara berkala.

Tak heran jika KB spiral menjadi pilihan banyak wanita. Selain itu, beberapa keunggulan lainnya dari kontrasepsi IUD, di antaranya[4]:

  • Minim risiko pada ibu yang sedang menyusui. Sebab, alat kontrasepsi ini tidak memberikan efek samping atau memiliki kandungan yang dapat menyerap ke dalam ASI maupun memengaruhi produksi ASI pada ibu menyusui. 
  • Langsung bisa hamil setelah dilepas. Mums tidak lagi harus menunggu selama beberapa waktu alias bisa langsung mendapatkan kehamilan kembali setelah IUD dilepas. 
  • Tidak memengaruhi berat badan. Tidak perlu khawatir berat badan akan melonjak, karena IUD juga tidak memiliki pengaruh terhadap kenaikan berat badan. 
  • Pilihan tepat untuk wanita yang tidak dapat menggunakan KB hormonal. Sebab, IUD hadir dalam dua pilihan, salah satunya adalah IUD non-hormonal. 
  • Minim efek samping terhadap wanita yang sedang menjalani pengobatan. IUD juga tidak menunjukkan adanya efek samping saat digunakan oleh wanita yang sedang menjalani pengobatan tertentu. 
  • Tidak berpengaruh pada suasana hati dan gairah seksual. Selain tidak memiliki pengaruh terhadap berat badan, IUD juga tidak memengaruhi gairah seksual dan suasana hati.   

Risiko yang Mungkin Terjadi Setelah Memakai Kontrasepsi IUD

Meski menawarkan efektivitas yang tinggi dalam mencegah kehamilan, terdapat beberapa risiko penggunaan kontrasepsi IUD yang perlu Mums ketahui, yaitu[2]:

  • Haid yang tidak teratur. Salah satu efek samping IUD jenis hormonal yang umum terjadi adalah haid yang lebih singkat. Bukan tidak mungkin, jenis IUD ini dapat membuat Mums tidak mengalami menstruasi lagi. Sementara itu, IUD jenis non-hormonal dapat menyebabkan haid menjadi lebih berat, bahkan mungkin juga terjadi perdarahan di luar siklus haid. 
  • IUD berpindah tempat. Risiko ini lebih mungkin terjadi jika Mums belum pernah melahirkan. Posisi spiral yang bergeser bisa terjadi karena rahim mengalami kontraksi yang cukup kuat saat haid, ada rongga kecil pada rahim, atau posisi rahim yang miring ke arah tulang belakang. 
  • Kram dan nyeri perut. Mums mungkin akan merasakan nyeri dan kram pada perut selama dan setelah memasang IUD. Meski begitu, intensitas efek samping ini akan berkurang dan hilang antara 3-6 bulan setelah pemasangan. 
  • Pusing. Risiko ini lebih sering terjadi pada wanita yang memakai KB IUD jenis hormonal. Ahli menduga hal ini disebabkan karena progestin yang ada pada IUD yang berpengaruh terhadap zat kimia pada otak yang berujung pada sakit kepala. 

Jika Mums sedang mencari opsi alat kontrasepsi alternatif, pil KB kombinasi 21/7 atau 24/4 dapat menjadi pilihan yang baik. Pil KB kombinasi 21/7 mengandung drospirenon, memiliki sifat anti-mineralokortikoid untuk menjaga kestabilan berat badan dan sifat anti-androgenik untuk mengatasi jerawat ringan hingga sedang.

Sementara itu, pil KB 24/4 bekerja aktif dalam mengatasi berbagai gejala yang berkaitan dengan Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD), seperti depresi, lesu, perubahan mood, nyeri payudara, gangguan tidur, dan perut kembung serta kram. Yuk, Ber-KB Bebas Jerawat dan Berat Badan Tetap Stabil dengan pil KB kombinasi modern! 

Bagikan

Referensi:

  1. Mengenal IUD, KB Spiral yang Banyak Digunakan Para Wanita [Internet]. Dapat diakses di https://hellosehat.com/seks/kontrasepsi/kb-iud/. Terakhir diakses Januari 2024.

  2. 8 Efek Samping KB IUD dan Cara Mengatasinya [Internet]. Dapat diakses di https://www.alodokter.com/8-efek-samping-kb-iud-dan-cara-mengatasinya. Terakhir diakses Januari 2024.

  3. Intrauterine Contraception [Internet]. Dapat diakses di https://journals.sagepub.com/doi/10.2217/whe.15.77. Terakhir diakses Januari 2024.

  4. Sebelum Pasang, Kenali Dulu Apa Saja Plus Minus KB IUD [Internet]. Dapat diakses di https://www.halodoc.com/artikel/sebelum-pasang-kenali-dulu-apa-saja-plus-minus-kb-iud. Terakhir diakses Januari 2024.   

PP-YSM-ID-0377-1

Kenali Kontrasepsi IUD yang Kerap Dipilih untuk Mencegah Kehamilan
Kenali Kontrasepsi IUD
Article categories

7 Efek Samping Penggunaan KB IUD yang Perlu Mums Ketahui

Private
Public

7 Efek Samping Penggunaan KB IUD yang Perlu Mums Ketahui 

Beberapa efek samping penggunaan KB IUD yang perlu Mums ketahui, yaitu menstruasi menjadi tidak teratur, pusing, hingga kram perut.

  • PP-YSM-ID-0377-1
Efek Samping Penggunaan KB IUD
Efek Samping Penggunaan KB IUD

7 Efek Samping Penggunaan KB IUD yang Perlu Mums Ketahui

Efek Samping Penggunaan KB IUD

Sumber: Unsplash.com

KB IUD (Intrauterine Device) atau disebut juga KB spiral merupakan alat kontrasepsi yang terbuat dari bahan plastik dan bentuknya mirip dengan huruf T. Alat kontrasepsi yang memiliki sebutan lain Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) ini dipasang oleh tenaga medis berpengalaman dengan cara dimasukkan ke dalam rahim. Meskipun menawarkan tingkat efektivitas yang tinggi dalam mencegah kehamilan, Mums tetap perlu mengetahui apa saja efek samping IUD yang kerap terjadi.

Efek Samping Penggunaan KB IUD

KB IUD terbagi menjadi dua jenis, yaitu IUD hormonal dan non-hormonal. Jenis hormonal mengandung progestin yang merupakan hormon progesteron dalam bentuk sintetis. Hormon tersebut akan membantu membuat lendir serviks menjadi lebih kental sekaligus menipiskan dinding rahim. Jenis IUD ini mampu mencegah kehamilan hingga 5 tahun.

Sementara itu, IUD non-hormonal memiliki kandungan lapisan tembaga. Kandungan ini dapat mencegah sperma menuju sel telur dan melakukan pembuahan sehingga kehamilan pun tidak terjadi. Selain itu, ketahanannya bisa mencapai 10 tahun setelah pemasangan[1].

Meski sama-sama aktif untuk mencegah kehamilan dan aman digunakan, baik IUD jenis hormonal maupun non-hormonal juga tidak lepas dari efek samping. Berikut ini beberapa efek samping penggunaan KB IUD yang perlu Mums ketahui:

1. Haid tidak teratur 

Efek samping IUD yang paling banyak dialami oleh wanita adalah haid yang menjadi tidak teratur. Umumnya, IUD hormonal menyebabkan haid menjadi lebih pendek dan ringan, bahkan bukan tidak mungkin justru Mums tidak haid sama sekali. Hal ini sebenarnya bisa memberikan manfaat yang baik jika Mums mengalami perdarahan menstruasi yang berat, karena IUD hormonal dapat membantu mengurangi volume perdarahan tersebut.

Di sisi lain, KB IUD non-hormonal yang mengandung tembaga bisa menyebabkan Mums mengalami haid yang lebih berat. Selain itu, Mums juga bisa saja mengalami perdarahan di luar siklus haid. Meski demikian, siklus menstruasi akan berangsur normal dalam kurun waktu 6 bulan[2].   

2. Kram pada perut 

Selain haid yang tidak teratur, kram perut juga menjadi efek samping pemasangan KB IUD yang sering dijumpai. Rasa kram ini juga dapat Mums rasakan ketika sedang haid. Tingkat keparahan kram umumnya akan berkurang perlahan-lahan, tetapi bisa pula bertahan sampai beberapa minggu. Efek samping ini akan hilang sepenuhnya sekitar 3-6 bulan setelah pemasangan[3].

3. Muncul bercak darah 

Sebenarnya, tidak perlu cemas berlebihan apabila muncul bercak darah setelah Mums memasang KB IUD. Sebab, hal tersebut juga menjadi salah satu efek samping IUD karena tubuh Mums yang masih beradaptasi. Selain itu, bercak darah juga bisa muncul setelah Mums melakukan hubungan intim.

Seharusnya, keberadaan KB IUD tidak akan mengganggu aktivitas seksual Mums dan pasangan. Akan tetapi, apabila pemakaiannya justru membuat Mums maupun pasangan menjadi kurang maksimal ketika berhubungan intim, tak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan dokter[3].

4. Pusing 

Sakit kepala menjadi efek samping IUD yang sering dialami oleh wanita yang memilih menggunakan IUD hormonal. Efek samping ini terjadi karena kandungan hormon progestin pada alat kontrasepsi ini ikut memengaruhi kadar zat kimia pada otak sehingga memicu munculnya rasa sakit kepala[1].

Jika Mums memiliki keluhan seperti ini, Mums dapat memilih IUD non-hormonal yang cenderung lebih minim efek samping seperti sakit kepala. Konsultasikan dengan dokter atau bidan untuk menentukan pilihan yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kondisi kesehatan Mums.

5. Infeksi 

Menggunakan KB IUD juga bisa berisiko terjadi infeksi bakteri, terutama jika petugas medis tidak memastikan kebersihan dan menggunakan peralatan yang tidak steril. Selain itu, untuk kasus khusus, penggunaan metode kontrasepsi ini juga dapat berujung pada peradangan panggul. Gejalanya berupa nyeri ketika berhubungan intim, nyeri perut, tubuh demam, perdarahan hebat, dan vagina mengeluarkan lendir dengan aroma tidak sedap[2].

Maka dari itu, pastikan Mums melakukan pemasangan dengan dokter atau bidan terpercaya agar terhindar dari berbagai risiko infeksi dan komplikasi lainnya.

6. IUD berpindah tempat 

IUD yang bergeser, berpindah tempat, atau keluar dari rahim adalah efek samping IUD yang jarang terjadi. Kondisi ini mungkin terjadi dalam beberapa bulan awal setelah alat KB dipasang dan cenderung lebih berisiko kalau Mums baru mendapatkan kehamilan alias belum pernah melahirkan.

Biasanya, IUD yang berpindah tempat terjadi karena beberapa hal, misalnya posisi rahim yang miring ke arah tulang belakang, rahim yang berkontraksi kuat saat haid, ada rongga kecil pada rahim, atau pemasangan IUD yang dilakukan oleh tenaga medis yang minim pengalaman[3].

Untuk memastikan efektivitasnya, Mums disarankan rutin melakukan kontrol ke dokter atau bidan kepercayaan. Pemeriksaan berkala ini membantu memastikan posisi IUD tetap optimal dan meminimalkan risiko efek samping yang tidak diinginkan.

7. Kista ovarium 

Kista pada ovarium juga bisa muncul pada tahun pertama setelah Mums menggunakan IUD. Efek samping ini biasanya tidak menimbulkan gejala dan tidak berbahaya. Akan tetapi, Mums mungkin akan merasakan keluhan dan tidak nyaman pada perut, seperti nyeri pada perut bagian bawah dan kembung. Meski kista dapat hilang tanpa memerlukan tindakan khusus dalam waktu sekitar 3 bulan, beberapa wanita ternyata mengalami nyeri yang hebat dan memerlukan tindakan pembedahan[1].

Bagaimana Cara Mengatasi Efek Samping KB IUD?

Sebenarnya, KB IUD menjadi salah satu pilihan kontrasepsi yang aman. Selain itu, efek samping IUD tidak selalu terjadi pada setiap wanita. Guna membantu mengatasi rasa tidak nyaman yang muncul akibat efek samping menggunakan IUD, berikut ini beberapa cara yang dapat Mums coba[3]:

  • Beberapa jam sebelum memasang IUD, Mums bisa mengonsumsi ibuprofen atau paracetamol untuk membantu mengurangi rasa nyeri. Selain itu, Mums juga bisa mengonsumsi obat tersebut apabila masih merasa nyeri setelah pemasangan IUD. 
  • Apabila Mums mengalami kram perut, kompres hangat pada area tersebut bisa membantu mengurangi kram dan rasa tidak nyaman yang muncul. 
  • Mengonsumsi antibiotik sesuai dengan anjuran dokter apabila terjadi infeksi setelah Mums memasang IUD. 

Selain itu, jangan lupa untuk melakukan pemeriksaan secara berkala untuk membantu mencegah munculnya efek samping IUD yang mengindikasikan kondisi yang lebih serius, terutama apabila Mums menunjukkan tanda-tanda berikut[2]:   

  • Merasa nyeri pada payudara, lemas, mual, muntah, dan gejala lain yang mengarah pada tanda-tanda kehamilan. 
  • Merasakan benang IUD yang lebih panjang, pendek, bengkok, runcing, atau bahkan tidak dapat lagi merasakan keberadaan benang IUD. 
  • Kram dan nyeri perut yang hebat. 
  • Mengalami perdarahan selama maupun setelah melakukan hubungan intim yang diikuti rasa nyeri. 
  • Tubuh demam dan menggigil. 
  • Keputihan yang banyak dan berbau. 

Jika masih ragu untuk menggunakan IUD, Mums bisa mempertimbangkan untuk memilih metode kontrasepsi lainnya, seperti pil KB kombinasi 24/4. Kandungan drospirenon pada pil KB ini secara aktif juga dapat membantu mengatasi gejala Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD), mulai dari lesu, depresi, perut kram dan kembung, nyeri payudara, gangguan tidur, dan perubahan suasana hati.   

Bagikan

Referensi:

  1. Sebelum Pasang, Ini 8 Efek Samping IUD yang Perlu Diketahui [Internet]. Dapat diakses di https://www.halodoc.com/artikel/sebelum-pasang-ini-8-efek-samping-iud-yang-perlu-diketahui. Terakhir diakses Maret 2024.

  2. 8 Efek Samping KB IUD dan Cara Mengatasinya [Internet]. Dapat diakses di https://www.alodokter.com/8-efek-samping-kb-iud-dan-cara-mengatasinya. Terakhir diakses Maret 2024.

  3. 8 Efek Samping dari KB IUD yang Harus Dipertimbangkan [Internet]. Dapat diakses di https://hellosehat.com/seks/kontrasepsi/berbagai-efek-samping-iud/. Terakhir diakses Maret 2024.

PP-YSM-ID-0377-1

7 Efek Samping Penggunaan KB IUD yang Perlu Mums Ketahui
Efek Samping Penggunaan KB IUD
Article categories

5 Hal yang Harus Diketahui tentang Levonorgestrel Kontrasepsi Darurat

Private
Public

5 Hal yang Harus Diketahui tentang Levonorgestrel Kontrasepsi Darurat

Levonorgestrel kontrasepsi darurat memiliki fungsi untuk membantu mencegah kehamilan, dikenal pula dengan sebutan pil kontrasepsi darurat.

Slug: levonorgestrel-kontrasepsi-darurat

  • PP-YSM-ID-0377-1
5 Hal yang Harus Diketahui tentang Levonorgestrel Kontrasepsi Darurat
Tentang Levonorgestrel Kontrasepsi Darurat

5 Hal yang Harus Diketahui tentang Levonorgestrel Kontrasepsi Darurat

5 Hal yang Harus Diketahui tentang Levonorgestrel Kontrasepsi Darurat

Sumber : Envato.com

Levonorgestrel kontrasepsi darurat termasuk dalam jenis alat kontrasepsi hormonal. Obat ini dapat membantu memperlambat maupun mencegah dan menghambat ovulasi sehingga pembuahan tidak terjadi. Namun, sebelum menggunakannya, ada beberapa hal yang perlu Mums ketahui seputar obat ini. 

Tentang Levonorgestrel Kontrasepsi Darurat

Sumber : Envato.com

Apa Itu Levonorgestrel Kontrasepsi Darurat?

Jadi, levonorgestrel kontrasepsi darurat termasuk dalam pil kontrasepsi yang memiliki kandungan progesteron sintetik. Tidak sama dengan pil KB yang Mums ketahui, obat ini tidak diperuntukkan sebagai pemakaian secara rutin dan menawarkan efektivitas yang tinggi apabila waktu pemakaiannya tepat.

Meski efektif untuk mencegah kehamilan, Mums tidak boleh mengonsumsi obat ini ketika sedang hamil. Sebab, sangat mungkin terjadi beberapa komplikasi yang cukup serius pada kehamilan, misalnya kehamilan ektopik, sepsis, hingga keguguran.

Selain itu, obat ini juga dapat terserap dalam ASI. Jika sedang menyusui, sebaiknya Mums tidak mengonsumsi pil kontrasepsi ini tanpa arahan dari dokter karena bisa menimbulkan beberapa efek samping pada bayi[1].

Manfaat Levonorgestrel Kontrasepsi Darurat

Pil kontrasepsi darurat, yang juga dikenal sebagai Levonorgestrel, berfungsi mencegah kehamilan dalam situasi darurat, seperti ketika pasangan lupa menggunakan kondom atau kondom robek saat berhubungan intim.

Pil ini cukup efektif dalam mencegah kehamilan hingga 85% jika dikonsumsi dalam 3 hingga 5 hari setelah berhubungan intim. Namun, efektivitasnya juga dipengaruhi oleh siklus haid setiap wanita [2].

Selain itu, pil kontrasepsi ini juga tidak dapat melindungi Mums dan pasangan dari risiko penyakit menular seksual, seperti HIV, gonore, klamidia, atau lainnya. Obat juga mungkin tidak akan bekerja dengan optimal untuk wanita yang memiliki berat badan tertentu, misalnya lebih dari 74 kilogram atau mengidap obesitas.

Cara Kerja Levonorgestrel Kontrasepsi Darurat

Hal penting lain seputar levonorgestrel kontrasepsi darurat yang perlu Mums ketahui adalah bagaimana cara kerja pil kontrasepsi ini. Obat ini bekerja dengan menunda atau mencegah terjadi pelepasan sel telur (ovulasi), mencegah proses pembuahan sel sperma pada sel telur, dan menghambat terjadinya pelekatan (implantasi) ovum yang berhasil dibuahi oleh sel sperma pada dinding rahim.   

Meski demikian, pil kontrasepsi darurat ini tidak dapat digunakan untuk kebutuhan aborsi atau menggugurkan kandungan. Hal ini bergantung dengan posisi sel ovum, jika sudah melekat pada dinding rahim dan siap berkembang, artinya obat ini tidak akan bekerja karena kehamilan telah berlangsung [2].

Dosis dan Cara Pakai Levonorgestrel Kontrasepsi Darurat

Disarankan untuk minum 1,5 miligram (mg) obat ini dalam rentang waktu 0 hingga 72 jam setelah berhubungan seksual. Alternatifnya, dosis dapat dibagi menjadi 0,75 miligram dengan waktu konsumsi yang sama, diikuti dengan mengonsumsi tambahan 0,75 miligram dalam periode 12 jam setelahnya [1].

Sementara itu, untuk penggunaan pil kontrasepsi darurat dengan kandungan levonorgestrel yang dibeli secara bebas di apotek untuk pengobatan pribadi, pastikan Mums membaca semua aturan dan petunjuk pemakaian sebelum mengonsumsinya. Namun, jika menggunakan obat ini atas rekomendasi dokter, penting untuk mengikuti resep yang diberikan oleh dokter.

Mums dapat meminum 1 tablet dengan atau tanpa makanan sesegera mungkin setelah melakukan hubungan seks tanpa menggunakan kondom. Obat ini bekerja paling baik jika diminum dalam waktu 72 jam (3 hari) setelah hubungan seks tanpa kondom.

Jika Mums muntah dalam 2 jam setelah mengonsumsi obat ini, segera hubungi dokter untuk menanyakan apakah perlu mengulangi dosisnya. Penting untuk dicatat bahwa setelah minum obat ini, dapat terjadi perubahan pada waktu menstruasi dan tingkat pendarahan [3].

Selama mengonsumsi obat, Mums juga mungkin mengalami flek atau keluar bercak darah selama beberapa hari. Meski begitu, Mums dapat memberitahu dokter segera jika mengalami terlambat haid lebih dari 7 hari. Sebab, Mums mungkin perlu melakukan tes kehamilan.

Efek Samping Levonorgestrel Kontrasepsi Darurat

Sama seperti pil atau alat kontrasepsi lainnya, levonorgestrel kontrasepsi darurat juga tidak lepas dari efek samping. Efek yang muncul bisa berbeda pada setiap wanita, tetapi secara umum termasuk[1]:

  • Sakit perut. 
  • Mual dan muntah. 
  • Sakit kepala atau pusing. 
  • Tubuh terasa lelah. 
  • Sakit pada payudara. 
  • Diare. 
  • Darah haid menjadi lebih banyak atau lebih sedikit. 
  • Perdarahan yang terjadi di luar periode haid. 

Mums sebaiknya segera melakukan pemeriksaan ke dokter apabila efek samping tersebut tidak membaik atau bahkan memburuk. Selain itu, pemeriksaan medis juga perlu segera dilakukan apabila Mums menunjukkan gejala alergi saat pemakaian obat maupun efek samping lain yang lebih serius, seperti:

  • Keputihan yang tidak normal. 
  • Sakit kepala sebelah (migrain) yang parah. 
  • Mengalami depresi. 
  • Sakit perut yang parah pada bagian bawah yang muncul pada periode waktu antara 3 (tiga) hingga 5 (lima) minggu setelah mengonsumsi levonorgestrel. 

Itu tadi informasi seputar levonorgestrel kontrasepsi darurat yang perlu Mums ketahui. Sebaiknya, Mums tetap berkonsultasi pada dokter sebelum menggunakan obat ini sehingga mendapatkan hasil yang optimal. Jika membutuhkan alat kontrasepsi yang tepat dengan efek samping minim, Mums bisa pilih pil KB kombinasi modern.

Dengan kandungan drospirenon, pil kontrasepsi ini tidak hanya membantu mencegah kehamilan, tetapi juga menjaga berat badan tetap stabil melalui sifat anti-mineralokortikoid dan mengatasi jerawat ringan hingga sedang karena bersifat anti-androgenik.

Tak hanya itu, pil KB kombinasi modern juga memiliki kandungan estrogen lebih rendah dan membantu mengatasi berbagai gejala Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD), seperti depresi, lesu, perubahan suasana hati, nyeri payudara, perut kram dan kembung, serta masalah tidur. Dengan pil KB kombinasi modern, kapan lagi Ber-KB Bebas Jerawat dan Berat Badan Tetap Stabil?

Bagikan

Referensi:

  1. Levonorgestrel Kontrasepsi Darurat [Internet]. Dapat diakses di https://www.alodokter.com/levonorgestrel. Terakhir diakses Januari 2024.

  2. Hal yang Perlu Diketahui sebelum Konsumsi Pil Kontrasepsi Darurat [Internet]. Dapat diakses di https://www.halodoc.com/artikel/hal-yang-perlu-diketahui-sebelum-konsumsi-pil-kontrasepsi-darurat. Terakhir diakses Januari 2024.

  3. Levonorgestrel Tablet Contraceptives - Uses, Side Effects, and More [Internet]. Dapat diakses di https://www.webmd.com/drugs/2/drug-17833/levonorgestrel-oral/details. Terakhir diakses Januari 2024.

PP-YSM-ID-0377-1

5 Hal yang Harus Diketahui tentang Levonorgestrel Kontrasepsi Darurat
5 Hal yang Harus Diketahui tentang Levonorgestrel Kontrasepsi Darurat
Article categories

Urutan Metode Kontrasepsi Berdasarkan Tingkat Kegagalannya

Private
Public

Urutan Metode Kontrasepsi Berdasarkan Tingkat Kegagalannya 

Mencegah kehamilan dengan metode alami risikonya cukup tinggi. Yuk, kenali berbagai alat KB dengan tingkat kegagalan kontrasepsi bervariasi.

  • PP-YSM-ID-0354-1
Urutan Metode Kontrasepsi
Urutan Metode Kontrasepsi

Urutan Metode Kontrasepsi Berdasarkan Tingkat Kegagalannya

A close-up of hands holding different pills

Description automatically generated

Sumber: Pexels.com

 

Mums ingin kembali bekerja, melanjutkan pendidikan, atau mengejar mimpi-mimpi lain setelah memiliki anak? Mengapa tidak? Selagi masih muda dan punya energi yang banyak, Mums boleh mengejar mimpi-mimpi yang belum terwujud. Sayang sekali jika Mums menyia-nyiakan potensi yang ada dalam diri. 

Jika sekiranya Mums kesulitan membagi waktu untuk diri sendiri dan mengurus anak-anak, tidak ada salahnya jika Mums menunda menambah momongan. Tentunya Mums harus terlebih dahulu berdiskusi dengan suami tentang rencana ini. Bagaimanapun, keputusan seperti ini cukup penting karena menyangkut kehidupan seksual dalam keluarga. 

Mums bisa saja memilih kontrasepsi secara alami seperti senggama putus, KB kalender, atau laktasi. Namun, perlu disadari bahwa tingkat kegagalan kontrasepsi alami cukup tinggi. Senggama putus, misalnya, bisa jadi pembuahan tetap terjadi jika suami terlambat mencabut penis. KB kalender pun sulit diterapkan jika siklus menstruasi Mums tidak teratur sehingga sulit menentukan masa subur. 

Oleh karena itu, tidak ada salahnya jika Mums mempertimbangkan penggunaan metode kontrasepsi. Meskipun tidak ada jaminan 100%, setidaknya Mums lebih tenang ketika berhubungan dengan suami. Berikut ini metode kontrasepsi yang bisa Mums pilih beserta tingkat kegagalan kontrasepsi mulai dari yang paling rendah. 

1. Implan  

Di urutan pertama, ada metode implan. Metode impan dilakukan dengan menempatkan batang kecil yang fleksibel di bawah kulit lengan bagian atas. Tidak perlu khawatir bahwa prosedurnya menyebabkan rasa sakit karena dokter akan melakukan bius lokal terlebih dahulu.[1] 

Batang implan ini berisi hormon progestin yang mirip dengan hormon alami yang diproduksi tubuh perempuan. Hormon progestin bekerja dengan mencegah sel telur dilepaskan dari ovarium, menebalkan dinding rahim, dan menghalangi sel sperma bertemu dengan sel telur.[1] 

KB implan memiliki efektivitas cukup tinggi. Tingkat kegagalannya hanya 0,1 kehamilan per 100 perempuan dan mampu bertahan hingga 3 tahun. Meskipun demikian, Mums perlu mempertimbangkan risiko siklus menstruasi yang tidak teratur, biaya yang relatif mahal, dan tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual.[2]  

2. Vasektomi 

Vasektomi adalah prosedur sterilisasi yang dilakukan pada laki-laki dengan memotong atau menutup saluran yang disebut vas deferens. Saluran ini adalah jalur yang dilalui sperma dari testis. Dengan vas deferens yang dipotong atau ditutup, air mani yang keluar saat ejakulasi tidak akan mengandung sperma. Ini berarti tidak mungkin bagi sperma untuk membuahi sel telur, sehingga kehamilan tidak akan terjadi.[3]  

Metode ini memiliki tingkat kegagalan yang rendah, yakni 0,15 kehamilan per 100 perempuan dan jika dilakukan dengan tepat, efeknya permanen. Vasektomi juga memilik risiko komplikasi yang lebih rendah daripada tubektomi karena tindakan yang dilakukan cukup dengan anestesi lokal—lain halnya dengan tubektomi yang melibatkan pembedahan besar.[3]  

3. Tubektomi  

Pada perempuan, metode sterilisasinya disebut tubektomi atau ligase luba. Prosedur yang dilakukan ialah memotong tuba falopi atau saluran sel telur. Dengan demikian, sel sperma tidak bisa mencapai sel telur.[2] 

Tingkat kegagalan kontrasepsi dengan tubektomi sekitar 0,5 kehamilan per 100 perempuan. Kekurangan metode ini ialah biayanya cukup mahal dan waktu pemulihannya lebih lama karena dilakukan pembedahan besar. Selain itu, bagi perempuan yang mengalami anemia berat saat menstruasi, tubektomi tidak membantu mengurangi perdarahan.[3] 

4. IUD (Intrauterine Device) 

IUD adalah meode kontrasepsi yang dilakukan dengan memasukkan alat berbentuk T ke dalam rahim. Ada dua tipe IUD, yaitu IUD tembaga dan IUD hormonal. IUD tembaga bekerja dengan merusak sperma yang masuk, sementara IUD hormonal menghalangi sperma masuk dengan cara menebalkan lendir dinding rahim.[2] 

IUD memiliki efektivitas cukup tinggi, yaitu 0,2 kehamilan per 100 perempuan untuk IUD hormonal dan 0,8 kehamilan per 100 perempuan untuk IUD tembaga. IUD dapat bertahan selama 5 tahun. Sayangnya, IUD punya risiko perdarahan dan nyeri di vagina jika posisinya bergeser atau pemasangannya tidak pas.[2][4] 

Cari tahu lebih banyak hanya di sini: Pil KB Menyebabkan Anak Terlahir Cacat? Cek Dulu Faktanya

5. Suntik KB 

Suntik KB dilakukan dengan menyuntikkan hormon progestin dengan tujuan mempertebal dinding rahim dan menghalangi sperma bertemu dengan sel telur. Selain itu, progestin juga mungkin menghentikan ovulasi sehingga sel telur tidak mencapai rahim.[2][3] 

Suntikan KB diberikan setiap bulan atau setiap 3 bulan dengan tingkat kegagalan sekitar 3 hingga 4 kehamilan per 100 perempuan. Meskipun metode ini lebih efektif daripada pil KB, namun memiliki risiko menyebabkan siklus menstruasi tidak teratur, kenaikan berat badan, dan tidak memberikan perlindungan dari penyakit menular seksual..[2][3] 

6. Pil KB 

Kontrasepsi oral atau pil KB masih menjadi pilihan banyak perempuan untuk mencegah kehamilan. Pil berisi hormon ini harus dikonsumsi setiap hari dan diusahakan pada jam yang sama. Mekanismenya ialah menghambat ovulasi serta mempertebal dinding rahim.[3] 

Tingkat kegagalan kontrasepsi oral ini sekitar 7 kehamilan per 100 perempuan. Sayangnya, pil KB menghadirkan risiko kenaikan tekanan darah, muncul bercak darah, dan tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual.[2]  

7. Kondom 

Ada dua jenis kondom, yaitu kondom untuk laki-laki dan kondom untuk perempuan. Meskipun demikian, kondom untuk laki-laki lebih banyak digunakan. Kondom adalah alat kontrasepsi yang berbahan elastis yang berfungsi sebagai penghalang pertemuan sel sperma dan sel telur. Alat kontrasepsi ini termasuk yang tertua.[3] 

Tingkat kegagalan penggunaan kondom cukup tinggi, yaitu 13 kehamilan per 100 perempuan jika pemakaiannya tidak tepat. Kelebihannya ialah harga yang terjangkau, mudah diakses, dan dapat memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual. 

Seiring dengan perkembangan teknologi, tidak terkecuali di bidang kesehatan, tentunya Mums berharap bahwa tingkat kegagalan kontrasepsi dengan berbagai metode tersebut makin rendah. Selain itu, Mums juga mungkin berharap bahwa efek sampingnya terhadap tubuh makin minim. Dengan demikian, pasangan istri makin nyaman untuk merencanakan keluarga yang sejahtera. 

Salah satu terobosan dalam alat kontrasepsi terwujud dalam pil KB kombinasi modern 21/7. Selain mencegah kehamilan dengan tingkat kegagalan kontrasepsi yang cukup rendah, pil KB ini membantu menurunkan risiko jerawat hormonal dan kenaikan berat badan. Hal ini disebabakan oleh perpaduan hormon estrogen dan progestin serta kandungan drospirenon dalam pil KB kombinasi modern 21/7.[5]  

Drospirenon bersifat anti-androgenik yang membantu mengatasi jerawat ringan hingga sedang. Drospirenon juga bersifat anti-mineralokortikoid yang mencegah penumpukan cairan dalam tubuh untuk mengupayakan kestabilan berat badan. Yuk, Mums, pilih metode pil KB kombinasi modern 21/7 agar bisa Ber KB Berbas Jerawat dan Menjaga Berat Badan Tetap Stabil.[5]  

 

Cek artikel lainnya untuk info lebih lengkap: Yuk Mengenal Gangguan Hormonal Pada Perempuan

Bagikan

Sumber:  

  1. New Generation Birth Control for Teens. 5 Juli 2023.  https://www.nationwidechildrens.org/family-resources-education/700childrens/2017/10/what-types-of-birth-control-are-99-percent-effective[Internet]. Terakhir diakses Desember 2023. 
  2. Metode-Metode Kontrasepsi beserta Kelebihan dan Kekurangannya. 16 Juni 2022. https://www.klikdokter.com/gaya-hidup/seks/metode-metode-kontrasepsi-beserta-kelebihan-dan-kekurangannya[Internet]. Terakhir diakses Desember 2023. 
  3. Birth Control Methods Ranked by Effectiveness. Terakhir diperbarui 15 Juli 2022. https://www.health.com/condition/birth-control/birth-control-ranked-effectiveness[Internet]. Terakhir diakses Desember 2023.  
  4. Birth Control Options Ranked by Effectiveness. Terakhir diperbarui 8 Agustus 2020. https://www.healthgrades.com/right-care/birth-control/birth-control-options-ranked-by-effectiveness[Internet]. Terakhir diakses Desember 2023. 
  5. Memilih Kontrasepsi yang Cocok, Tanpa Takut Jerawatan dan Jadi Gemuk. Juli 2021. https://www.bicarakontrasepsi.com/memilih-kontrasepsi-yang-cocok-tanpa-takut-jerawatan-dan-jadi-gemuk[Internet]. Terakhir diakses Desember 2023. 

PP-YSM-ID-0354-1

Urutan Metode Kontrasepsi Berdasarkan Tingkat Kegagalannya
Urutan Metode Kontrasepsi
Article categories

Suami Gak Mau Steril? Kenali Dulu Metodenya

Private
Public

Suami Gak Mau Steril? Kenali Dulu Metodenya 

Anak sudah banyak sehingga tak ingin menambah lagi? Ada metode steril, metode kontrasepsi yang sifatnya permanen untuk laki-laki dan perempuan.

  • PP-YSM-ID-0354-1
Suami Kenali Metode Steril
Suami Kenali Dulu Metode Steril

Suami Gak Mau Steril? Kenali Dulu Metodenya

Selain metode kontrasepsi jangka pendek dan panjang, ada metode kontrasepsi yang sifatnya permanen untuk mencegah kehamilan karena kondisi tertentu. Metode ini dikenal masyarakat luas sebagai steril. Steril sesungguhnya dapat dilakukan oleh perempuan maupun laki-laki. Meskipun demikian, banyak suami yang enggan disteril karena berbagai macam alasan.  

Salah satu alasannya ialah kekhawatiran bahwa suami akan mengalami penurunan performa dalam hubungan seksual. Padahal, kenyataannya tidaklah demikian. Untuk mengenal lebih jauh metode kontrasepsi ini, Mums bisa menyimak uraian berikut. 

Pengertian KB Steril 

Kontrasepsi Steril

KB steril adalah metode kontrasepsi permanen yang bertujuan untuk mencegah seseorang memiliki anak. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi sebelum seseorang dapat menjalani prosedur ini. Misalnya, perempuan yang ingin melakukan KB steril biasanya harus berusia di atas 30 tahun dan sudah memiliki anak. Selain itu, perlu dipertimbangkan apakah ada indikasi medis yang membenarkan prosedur ini dilakukan. 

Hal ini penting untuk memastikan bahwa keputusan untuk melakukan KB steril telah dipertimbangkan secara matang dan sesuai dengan kondisi kesehatan individu.[1] 

Lebih dari itu, hal yang harus dipersiapkan ialah mental. Mums harus menanyakan pada diri sendiri apakah benar-benar tidak ingin memiliki anak lagi. Sebaiknya, Mums tidak mengambil keputusan dengan emosi sesaat karena dampaknya permanen.[2]  

Read more: Ini Pilihan KB untuk Penderita Hipertensi, Wajib Tahu!

Jenis-Jenis Prosedur KB Steril 

steril 2

 

Bagi pasangan suami istri yang tidak ingin memiliki anak lagi, steril merupakan metode kontrasepsi yang sifatnya permanen, aman, hemat, dan efektif untuk mencegah kehamilan tidak diinginkan. Steril pada laki-laki lebih jarang dilakukan dibandingkan steril pada perempuan, tetapi efektivitas keduanya hampir 100%.  

Vasektomi merupakan prosedur KB steril bagi laki-laki. Sementara itu, bagi perempuan, ada dua prosedur, yaitu tubektomi dan ligasi tuba. [1][3] 

 Sterilisasi untuk Laki-laki 

Vasektomi 

Sterilisasi pada laki-laki, yang dikenal sebagai vasektomi, dilakukan dengan cara memotong saluran sperma atau vas deferens yang terletak di dalam buah zakar. Prosedur ini bertujuan untuk menghalangi perjalanan sperma sehingga tidak mencampurkan diri dengan air mani. 

Dengan demikian, saat ejakulasi terjadi, air mani yang dihasilkan tidak mengandung sperma sehingga tidak dapat membuahi sel telur..[3] 

Pada cara tradisional, vasektomi dilakukan dengan membuat dua sayatan kecil pada skrotum untuk menjepit, memotong, dan mengikat atau “membakar” saluran vas deferens yang terhubung dengan buah zakar atau kelenjar lainnya. Pada cara yang lebih baru, hanya dilakukan tusukan kecil untuk mencapai vas deferens. Komplikasi, nyeri, dan perdarahannya pun berkurang dan waktu pemulihannya lebih cepat. [3][4] 

Sterilisasi untuk Perempuan 

Implan Tuba 

Prosedur KB steril pada perempuan tidak selalu dilakukan dengan cara operasi. Pada prosedur implan tuba, dua buah benda kecil yang terbuat dari logam dimasukkan ke dalam tuba falopi atau saluran sel telur. Benda tersebut dimasukkan melalui vagina dan serviks. Masing-masing logam kecil tersebut akan menempati tuba falopi kanan dan kiri.[5]   

Mekanisme implan tuba ialah “melukai” tuba falopi, kemudian meninggalkan bekas luka yang akhirnya menutup tuba falopi. Karena efektivitasnya baru sempurna dalam jangka waktu 3 bulan, Mums perlu menggunakan metode kontasepsi lain untuk mencegah kehamilan.[5] 

Tubektomi 

Tubektomi adalah metode kontrasepsi yang sifatnya permanen dengan cara operasi untuk mengikat tuba falopi sehingga menghalangi sperma memasuki tuba falopi. Prosedurnya ialah memompa rongga perut hingga mengembang, membuat sayatan kecil ke tuba falopi, dan menutupnya.[5]   

Dokter dapat memotong dan mengikat, mengangkat sebagian tuba falopi, atau menggunakan alat medis untuk memblokir tuba falopi. Prosedur operasi ini membutuhkan waktu pemulihan agak lama karena ada luka sayatan, risiko perdarahan pada vagina, dan pembengkakan pada perut. [5]   

Plus-Minus KB Steril 

Semua tindakan medis tentunya memiliki kelebihan, tetapi juga menghadirkan risiko tertentu. Baik vasektomi, implan tuba, maupun tubektomi masing-masing punya sisi plus dan minus. 

Plus-Minus Vasektomi 

Prosedur vasektomi dinilai lebih aman daripada steril pada perempuan. Anestesi yang digunakan hanya anestesi lokal. Jika terjadi kegagalan vasektomi, tidak ada kenaikan risiko kehamilan ektopik. Selain itu, tidak ada pengaruhnya terhadap hormon testosteron sehingga tidak mengganggu aktivitas seksual dan ciri-ciri pria seperti dari suara dan rambut. Risikonya ialah perdarahan kecil dan infeksi.[1][4]  

Plus-Minus Implan Tuba 

Implan tuba tidak memengaruhi hormon perempuan sehingga siklus menstruasi tetap stabil dan aktivitas seksual tidak terganggu. Efektivitasnya dalam mencegah kehamilan juga

mendekati 99,8%. Meskipun demikian, implan tuba tidak mencegah penularan penyakit menular seksual.[5]  

Mums juga perlu mewaspadai beberapa efek samping seperti mual, muntah, pusing, perdarahan, keram, atau flek darah. Selain itu, ada risiko terjadi kehamilan ektopik jika pemasangan implan tidak dilakukan dengan tepat, bergeser, atau menembus rahim. Jika Mums berubah pikiran untuk kembali punya anak, tuba falopi tidak dapat diperbaiki sehingga hal itu tidak mungkin. [5][6] 

Plus-Minus Tubektomi 

Manfaat utama tubektomi ialah efektivitasnya yang mencapai hampir 100%. Tubektomi tidak memengaruhi hormon sehingga tidak terjadi gangguan siklus menstruasi, kenaikan berat badan, dan perubahan mood. Mums juga tidak perlu khawatir akan kehamilan tidak diinginkan ketika berhubungan dengan suami tanpa alat kontrasepsi.[7] 

Sayangnya, prosedur ini juga punya risiko, terutama terkait tindakan pembedahan, seperti infeksi, nyeri panggul, efek anestesi, dan pemulihan yang lama. Tidak ada pula perlindungan terhadap penularan penyakit seks menular. Selain itu, tubektomi punya risiko kehamilan ektopik jika prosedurnya tidak dilakukan dengan benar.[7] 

Jika Mums ingin punya anak setelah melakukan tubektomi, masih ada kemungkinan dengan melakukan assisted reproductive technology (ART). Meskipun demikian, tidak ada jaminan berhasil. Ditambah lagi, biayanya juga sangat mahal.[8] 

Metode kontrasepsi yang sifatnya permanen butuh pertimbangan matang. Jika belum yakin, Mums bisa memilih KB yang sifatnya sementara, seperti pil KB. Dengan pil KB, Mums dapat menunda kehamilan tanpa khawatir tidak bisa hamil lagi. 

Saat ini, sudah ada pil KB kombinasi modern 21/7 yang memadukan hormon estrogen dan progestin. Lebih dari mencegah kehamilan, pil KB kombinasi modern 21/7 dengan kandungan drospirenon yang bersifat anti-androgenik membantu mengurangi jerawat ringan hingga sedang. Sementara itu, sifat anti-mineralkortikoidnya membantu mencegah kenaikan berat badan dengan mengurangi penumpukan cairan dalam tubuh. Ber KB Bebas Jerawat & Berat Badan Tetap Stabil, mengapa tidak?[9] 

 

Jangan berhenti di sini, lihat yang lainnya: Bolehkah Ibu Menyusui Minum Pil KB? Ini Penjelasannya

Bagikan

Sumber: 

  1. Operasi Steril, Ini yang Harus Anda Ketahui. 18 Juli 2022. https://www.alodokter.com/sterilisasi-ini-yang-harus-anda-ketahui. [Internet]. Terakhir diakses Desember 2023. 
  2. 3 Hal yang Perlu Dipikirkan Sebelum Anda Memutuskan Disteril. 22 April 2021. https://hellosehat.com/seks/kontrasepsi/perlu-dipertimbangkan-sebelum-disteril/. [Internet]. Terakhir diakses Desember 2023. 
  3. Sterilization as a Family Planning Method. 14 Desember 2018. https://www.kff.org/womens-health-policy/fact-sheet/sterilization-as-a-family-planning-method/. [Internet]. Terakhir diakses Desember 2023. 
  4. Vasektomi, Ini yang Harus Anda Ketahui. 12 April 2023. https://www.alodokter.com/vasektomi-ini-yang-harus-anda-ketahui. [Internet]. Terakhir diakses Desember 2023. 
  5. KB Steril, Cara Mencegah Kehamilan secara Permanen. 24 Agustus 2021. https://www.alodokter.com/cegah-kehamilan-secara-permanen-dengan-kb-steril 
  6. KB Steril: Langkah Cegah Kehamilan secara Permanen. 21 November 2023. https://www.halodoc.com/artikel/kb-steril-langkah-cegah-kehamilan-secara-permanen#h-3-implan-tuba. [Internet]. Terakhir diakses Desember 2023. 
  7. Ini Keuntungan dan Kerugian Melakukan Kontrasepsi Tubektomi. 2 November 2022. https://www.halodoc.com/artikel/ini-keuntungan-dan-kerugian-melakukan-kontrasepsi-tubektomi. [Internet]. Terakhir diakses Desember 2023. 
  8. Sterilization for Women and Men: FAQ. Terakhir diperbarui Juni 2022. https://www.acog.org/womens-health/faqs/sterilization-for-women-and-men#:~:text=Sterilization%20is%20a%20permanent%20method,safe%20procedure%20with%20few%20complications[Internet]. Terakhir diakses Desember 2023. 
  9. Memilih Kontrasepsi yang Cocok, Tanpa Takut Jerawatan dan Jadi Gemuk. Juli 2021. https://www.bicarakontrasepsi.com/memilih-kontrasepsi-yang-cocok-tanpa-takut-jerawatan-dan-jadi-gemuk[Internet]. Terakhir diakses Desember 2023. 

PP-YSM-ID-0354-1

Suami Gak Mau Steril? Kenali Dulu Metodenya
Suami Kenali Metode Steril
Article categories

KB Suntik, Apa Saja Risikonya?

Private
Public

KB Suntik, Apa Saja Risikonya? 

KB suntik merupakan metode kontrasepsi yang populer. Karena sifatnya hormonal, sering muncul pertanyaan, “Apakah metode kontrasepsi mempengaruhi haid?

  • PP-YSM-ID-0354-1
KB Suntik
KB Suntik, Apa Saja Risikonya?

KB Suntik, Apa Saja Risikonya?

Dalam kehidupan berumah tangga, hubungan seksual yang sehat merupakan salah satu kunci keharmonisan. Sebagai sarana pemenuhan kebutuhan biologis, hubungan suami istri memberikan banyak manfaat bagi kesehatan, seperti meningkatkan imunitas, membakar kalori, mengurangi stres, membuat lebih awet muda, dan memperpanjang umur.[1] 

Selain memiliki manfaat baik bagi kesehatan, hubungan seksual juga bertujuan untuk meneruskan keturunan. Namun demikian, dalam berhubungan seksual belum tentu pasangan suami istri bertujuan untuk mendapatkan keturunan. Banyak pasangan yang memilih menunda kehamilan dengan berbagai alasan kehamilan sehingga menggunakan alat kontrasepsi.  

Meskipun demikian, sering kali muncul pertanyaan, “Apakah metode kontrasepsi mempengaruhi haid?” Hal ini terutama muncul pada perempuan yang mempertimbangkan kontrasepsi dengan KB suntik. Risiko-risiko yang terkait dengan siklus haid perlu Mums pertimbangkan sebelum memilih metode ini. 

 

1. Perubahan Drastis pada Siklus Haid 

Apakah metode kontrasepsi mempengaruhi haid? Efeknya berbeda-beda terhadap setiap perempuan dan tergantung metode kontrasepsi yang digunakan. Perubahan siklus haid merupakan efek paling umum yang ditemukan pengguna KB suntik. Hal ini disebabkan mekanisme hormon progestin yang mencegah kehamilan dengan cara mencegah penebalan dinding rahim.[2] 

Pada perempuan yang melakukan suntik KB, ada kemungkinan haid menjadi lebih lama atau lebih singkat, jumlah darah haid lebih banyak, atau bahkan tidak haid sama sekali. [3] Berhentinya menstruasi tidak berarti penumpukan darah kotor, justru karena dinding rahim tidak meluruh sehingga tidak ada darah yang keluar.[2] 

Jika Mums merasakan bahwa efek karena perubahan siklus menstruasi ini mengganggu kenyamanan tubuh, sebaiknya Mums berkonsultasi dengan dokter. Atau Mums bisa memilih metode kontrasepsi lain yang lebih cocok dengan tubuh. 

2. Gejala Mirip PMS 

KB Suntik

Sumber: Pexels.com

Menjelang haid, perempuan sering kali mengalami PMS (premenstrual syndrome) yang berupa nyeri di payudara, sakit kepala, keram perut, atau mood swing. Setelah menggunakan metode kontrasepsi hormonal, bisa jadi hal ini terjadi karena sedang terjadi penyesuaian hormon dalam tubuh. Mums bisa melakukan aktivitas yang membuat rileks atau minum parasetamol untuk meredakannya.[2] 

Temukan lebih banyak pilihan di sini: Jangan Sampai Tertipu, Ini Cara Membedakan Pil KB Asli dan Palsu

  1. Kenaikan Berat Badan 

    KB Suntik -2

     

Sumber: Pexels.com

Meskipun efeknya berbeda terhadap setiap individu, penggunaan KB suntik tetap berisiko menyebabkan kenaikan berat badan. Besar kenaikannya rata-rata 1–2 kg per tahun selama penggunaan KB suntik. Hal ini disebabkan hormon progestin yang memudahkan pengubahan karbohidrat dan gula dapat menjadi lemak di bawah kulit. [4] 

Selain itu, hormon progestin juga merangsang pusat nafsu makan sehingga terjadi kenaikan nafsu makan. Peningkatan nafsu makan ini tentunya akan membawa risiko percepatan kenaikan berat badan.[4] Namun, perlu diingat bahwa kenaikan berat badan juga disebabkan faktor lain, seperti riwayat obesitas di keluarga, pola makan, dan gaya hidup.  

Untuk mewaspadainya, sebaiknya Mums menjalani hidup sehat. Konsumsilah makanan dengan porsi yang pas dan kandungan gizi yang berimbang. Selain itu, Mums bisa menambah aktivitas fisik atau melakukan olahraga yang Mums suka. Misalnya, joging, yoga, pilates, senam aerobik, bersepeda, dsb. 

4. Vagina yang Lebih Kering 

Hormon progestin dalam KB suntik bekerja dengan mengentalkan cairan vagina serta mengubah karbohidrat dan gula menjadi lemak yang sulit beraksi dengan air. Akibatnya, kadar air pada tubuh Mums lebih sedikit, termasuk vagina. Untuk menghindari rasa sakit ketika berhubungan dengan suami, Mums bisa menggunakan pelumas atau memperpanjang durasi foreplay.[2] 

5. Jerawat 

KB Suntik - Jerawat

Sumber: Pexels.com

Penggunaan kontrasepsi hormonal dapat meningkatkan risiko timbulnya jerawat. Ini disebabkan oleh cara kerja hormon progestin yang merangsang kelenjar minyak pada kulit untuk menghasilkan minyak lebih banyak. Kulit yang lembap dan terpapar kotoran lebih rentan terhadap jerawat. Oleh karena itu, disarankan bagi para Mums untuk menjaga kebersihan kulit dan menggunakan produk perawatan kulit yang tidak menyumbat pori-pori.[2] 

6. Butuh Waktu untuk Hamil Kembali 

Setelah menggunakan metode kontrasepsi untuk jangka waktu tertentu, mungkin Mums dan suami ingin mencoba untuk hamil. Namun, jika Mums menggunakan suntikan KB, Mums mungkin tidak langsung subur setelah menghentikannya.. 

Jika Mums menggunakan pil KB, implan, atau IUD, Mums tidak perlu khawatir tentang kesuburan Mums setelah menghentikan penggunaannya. Namun, jika Mums menggunakan suntikan KB, biasanya butuh waktu sekitar 10 bulan sebelum Mums kembali subur. Selama menunggu untuk kembali subur, penting bagi Mums untuk menerapkan gaya hidup sehat untuk mempersiapkan tubuh Mums untuk kehamilan di masa mendatang.  [2] 

7. Berkurangnya Kepadatan Tulang 

Penggunaan metode kontrasepsi suntik KB secara jangka panjang, dapat meningkatkan risiko penurunan kepadatan tulang. Oleh karena itu, disarankan bagi perempuan yang menggunakan suntikan KB untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan setiap dua tahun sekali.

 Hal ini penting untuk memantau kesehatan tulang dan memastikan bahwa tidak ada masalah yang berkembang akibat penggunaan KB jangka panjang. [5] Untuk mewaspadainya, Mums bisa mengonsumsi makanan yang kaya akan kalsium dan vitamin D dan suplemen. [2] 

Dengan memperhatikan semua risiko yang terkait, tidak perlu bagi Mums untuk terlalu cemas. Ada banyak langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko tersebut. Yang perlu dipertimbangkan oleh Mums adalah risiko yang mungkin timbul jika terjadi kehamilan dan kelahiran yang tidak direncanakan. Oleh karena itu, penting bagi Mums untuk mempertimbangkan pilihan kontrasepsi dengan cermat dan berkonsultasi dengan tenaga kesehatan untuk menemukan yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kesejahteraan Mums. 

Teknologi di bidang kesehatan terus berkembang, termasuk dalam metode kontrasepsi. Salah satu upaya untuk mengurangi risiko penggunaan alat kontrasepsi adalah melalui inovasi pil KB. Berbeda dengan pil KB progestin, saat ini telah ada pil KB kombinasi modern 21/7 yang memiliki manfaat lebih dari sekadar mencegah kehamilan. Pil KB kombinasi modern 21/7 menggabungkan hormon estrogen dan progestin, memberikan lebih banyak opsi dan fleksibilitas bagi pengguna..[6]  

Progestin mengandung drospirenon yang bersifat anti-androgenik dan anti-mineralokortikoid. Anti-androgenik membantu mengurangi jerawat hormonal. Sementara itu, anti-mineralokortikoid mencegah penumpukan cairan dalam tubuh yang menyebabkan kenaikan berat badan. Meski menggunakan kontrasepsi hormonal, Mums tetap bisa Ber-KB Bebas Jerawat dan Berat Badan Tetap Stabil.[6] 

 

Jelajahi artikel lainnya di sini: Pil Kontrasepsi Membawa Banyak Manfaat Bagi Tubuh Dibandingkan Kontrasepsi Darurat

Bagikan

Sumber: 

  1. Inilah Manfaat Hubungan Intim untuk Kesehatan. 10 Juli 2023. https://www.halodoc.com/artikel/inilah-manfaat-hubungan-intim-untuk-kesehatan[Internet]. Terakhir diakses Februari 2024. 
  2. Ketahui 7 Efek Samping Melakukan Suntik KB dan Cara Mengatasinya. 19 Oktober 2023. https://www.halodoc.com/artikel/ketahui-7-efek-samping-melakukan-suntik-kb-dan-cara-mengatasinya. [Internet]. Terakhir diakses Februari 2024. 
  3. Serba-Serbi Informasi Seputar KB Suntik untuk Cegah Kehamilan. Terakhir diperbarui 7 September 2023. https://hellosehat.com/seks/kontrasepsi/kb-suntik/Terakhir diakses Februari 2024. 
  4. Penyebab Berat Badan Berubah Setelah Pakai Kontrasepsi Hormonal. 9 Oktober 2020. https://www.halodoc.com/artikel/penyebab-berat-badan-berubah-setelah-pakai-kontrasepsi-hormonalTerakhir diakses Februari 2024. 
  5. Benarkah Ada Efek Samping pada KB Suntik?. 28 Desember 2022. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1995/benarkah-ada-efek-samping-pada-kb-suntik#:~:text=Efek%20KB%20Suntik%20dalam%20Jangka%20Waktu%20yang%20Lama&text=Penggunaan%20kontrasepsi%20KB%20suntik%20dalam,penurunan%20kepadatan%20tulang%20(osteoporosis). Terakhir diakses Februari 2024. 
  6. Memilih Kontrasepsi yang Cocok, Tanpa Takut Jerawatan dan Jadi Gemuk. Juli 2021. https://www.bicarakontrasepsi.com/memilih-kontrasepsi-yang-cocok-tanpa-takut-jerawatan-dan-jadi-gemuk[Internet]. Terakhir diakses Desember 2023. 

PP-YSM-ID-0354-1

KB Suntik, Apa Saja Risikonya?
KB Suntik
Article categories

Sudah Tahu Apa Saja Keuntungan dan Risiko Kontrasepsi Non-hormonal? Simak Penjelasannya

Private
Public

Sudah Tahu Apa Saja Keuntungan dan Risiko Kontrasepsi Non-hormonal? Simak Penjelasannya 

Keuntungan dan Risiko Kontrasepsi Non-hormonal termasuk untuk mencegah kehamilan tanpa memengaruhi hormon. Kenali juga beberapa risiko yang bisa muncul.

  • PP-YSM-ID-0354-1
Apa Saja Keuntungan dan Risiko Kontrasepsi Non-hormonal
Apa Saja Keuntungan dan Risiko Kontrasepsi Non-hormonal

Sudah Tahu Apa Saja Keuntungan dan Risiko Kontrasepsi Non-hormonal? Simak Penjelasannya

Ada banyak keuntungan dan risiko kontrasepsi non-hormonal yang harus mums ketahui sebelum memilih salah satu metodenya. Metode ini cukup populer karena bisa mengurangi risiko kehamilan dengan efek samping minimum. 

Seperti namanya, kontrasepsi non-hormonal adalah metode kontrasepsi yang tidak menggunakan hormon dalam mencegah kehamilan. Cara ini kebanyakan menggunakan metode barrier atau menghalangi sperma supaya tidak bisa membuahi sel telur. 

Contoh Metode Kontrasepsi Non-hormonal 

A hand holding a red condom

Description automatically generated 

pexels.com

  • Kondom 

Kondom menjadi salah satu metode kontrasepsi non-hormonal yang paling banyak digunakan untuk mencegah kehamilan. Apabila digunakan dengan benar, efektivitas kondom dalam mencegah kehamilan bisa mencapai 98%. [1]  

  • Metode kalender 

Metode kalender atau juga dikenal dengan KB alami menjadi pilihan metode kontrasepsi non-hormonal yang mudah dan murah. Cara kerjanya adalah dengan mengamati dan mencatat siklus menstruasi bulanan untuk mengetahui kapan masa subur tiba. 

  • Senggama terputus 

Salah satu metode kontrasepsi nonhormonal yang sederhana adalah senggama terputus. Meskipun mudah digunakan untuk mencegah kehamilan, namun diperlukan kemampuan untuk mengetahui waktu yang tepat agar sperma tidak keluar di dalam. 

  • Cervical cap 

Cervical cap adalah metode kontrasepsi non-hormonal barrier atau penghalang. Cara kerjanya sederhana, yaitu dengan memasukkan cap kecil dari silikon ke dalam leher rahim untuk mencegah sperma lewat. 

  • IUD tembaga 

Berbeda dengan IUD hormonal, IUD tembaga tidak mengandung hormon dalam mencegah kehamilan. IUD tembaga adalah alat kecil berbentuk T yang dilapisi tembaga dan dimasukkan ke dalam rahim. Tembaga inilah yang kemudian melepaskan ion-ion atau partikel untuk membunuh sperma supaya tidak bisa membuahi sel telur. 

Temukan lebih banyak di sini: Penggunaan Pil KB untuk Perokok Aktif, Apakah Aman dan Tak Ada Efek Samping?

Keuntungan Metode Kontrasepsi Non-hormonal  

A close-up of a person's hands

Description automatically generated 

pexels.com

Meski sama-sama berfungsi untuk mencegah kehamilan, namun ada perbedaan antara keuntungan dan risiko kontrasepsi non-hormonal dengan kontrasepsi hormonal.   

 

1. Mudah digunakan 

Metode kontrasepsi non-hormonal cenderung lebih mudah digunakan, terutama yang tidak menggunakan alat. Metode seperti senggama terputus, KB kalender, atau mengecek lendir serviks bisa digunakan secara mandiri tanpa perlu bantuan dokter.  

Tetapi jika mums memilih metode seperti IUD tembaga, tentu memerlukan bantuan bidan atau dokter. Namun demikian, metode tersebut juga tidak memerlukan perawatan khusus yang sulit karena bisa digunakan hingga jangka panjang. 

Selain itu, metode kontrasepsi non-hormonal juga bisa langsung dirasakan manfaatnya. Hal ini tentu berbeda dengan kontrasepsi hormonal yang menunggu sampai hormon dalam tubuh terpengaruh untuk mencegah kehamilan. 

 

2. Tidak memengaruhi kesuburan dalam jangka panjang 

Kontrasepsi hormonal memiliki keuntungan untuk mencegah kehamilan tanpa memengaruhi tingkat kesuburan. Hal ini karena metode kontrasepsi non-hormonal sama sekali tidak menggunakan hormon sintetis yang bisa memberi dampak pada hormon dalam tubuh. 

Misalnya saja, Mums memutuskan untuk tidak menggunakan kondom atau cervical cap saat berhubungan dengan tujuan supaya hamil. Maka, efeknya bisa langsung dirasakan atau paling tidak bisa lebih cepat. Berbeda dengan kontrasepsi hormonal yang memerlukan waktu bagi tubuh untuk ‘menetralkan’ hormon di dalamnya. 

 

3. Lebih fleksibel 

Keuntungan selanjutnya dari kontrasepsi non-hormonal adalah lebih fleksibel dalam penggunaannya. Mums tidak perlu menggunakannya setiap hari seperti minum pil KB, atau bisa berhenti menggunakannya kapan saja.  

Alat seperti cervical cap juga sangat mudah digunakan dan tidak memerlukan bantuan bidan atau dokter. Mums bisa menggunakannya hanya saat ingin berhubungan seksual tanpa memengaruhi kesehatan hormonal dari dalam. 

 

4. Aman bagi ibu menyusui  

Menyusui memang bisa menjadi kontrasepsi alami bagi para ibu setelah melahirkan. Namun, tidak menutup kemungkinan ibu menyusui bisa hamil selama proses tersebut berlangsung dengan persentase antara 1%-6%. [2] 

Untuk mencegah kehamilan, kontrasepsi non-hormonal menjadi alternatif lebih aman bagi ibu menyusui. Hal ini untuk mencegah terserapnya hormon aktif ke dalam ASI yang dikonsumsi oleh bayi. 

 

5. Mencegah risiko penyakit menular seksual 

Dibandingkan dengan kontrasepsi hormonal, metode kontrasepsi non-hormonal seperti kondom memiliki keunggulan dalam mencegah penyakit menular seksual. Jika digunakan dengan benar dan konsisten, kondom mampu mencegah penyakit menular seksual seperti klamidia dan kencing nanah dengan efektivitas sampai 98%. [3] 

Risiko Metode Kontrasepsi Non-hormonal 

Selain keuntungan di atas, kontrasepsi non-hormonal juga memiliki risiko dan efek samping yang perlu diperhatikan.  

1. Iritasi atau alergi 

Risiko pertama dari penggunaan kontrasepsi non-hormonal adalah munculnya iritasi atau reaksi alergi. Efek samping ini paling sering muncul terutama dari alat yang dimasukkan ke dalam leher rahim seperti cervical cap atau IUD tembaga. Risiko lain adalah timbulnya rasa gatal atau tidak nyaman saat berhubungan seksual.  

Selain itu, bagi yang memiliki kulit sensitif, penggunaan lateks pada kondom atau Sudah direvisi juga bisa memicu reaksi alergi. Sebaiknya mums segera hentikan pemakaian dan kunjungi dokter jika ada efek samping yang muncul. [4] 

2. Efektivitasnya lebih rendah 

Jika Mums ingin mengendalikan kehamilan, pertimbangkan risiko kontrasepsi non-hormonal. Meskipun masih dianggap cukup efektif dalam mencegah kehamilan, metode ini memiliki tingkat keberhasilan yang lebih rendah. Sebagai perbandingan, kontrasepsi hormonal dapat mencapai tingkat efektivitas hingga 99%, sedangkan kontrasepsi non-hormonal hanya memiliki tingkat efektivitas sekitar 70% sampai 88%. [5] 

3. Meningkatkan risiko ISK (Infeksi Saluran Kemih) 

Pengguna kontrasepsi non-hormonal perlu waspada terhadap risiko kesehatan ini. Alat kontrasepsi seperti diafragma, cervical cap, dan spermisida diketahui dapat meningkatkan risiko infeksi saluran kencing pada penggunanya. Hal ini disebabkan karena alat-alat tersebut bersentuhan langsung dengan bagian dalam vagina. Jika tidak dibersihkan dengan benar atau disimpan dengan cara yang tidak tepat, alat kontrasepsi dapat membawa bakteri ke dalam saluran kemih. Bahkan, kondisi ini dapat menyebabkan infeksi pada uretra, kandung kemih, ureter, atau ginjal. [6] 

4. Memerlukan konsistensi dalam pemakaian 

Sebagian besar metode kontrasepsi non-hormonal adalah metode manual. Artinya, penggunaannya pun harus mandiri dan memerlukan konsistensi. Seperti kondom dan cervical cap atau gel vagina yang harus digunakan setiap kali akan melakukan hubungan seksual. Jika terlewatkan, risiko ‘kebobolan’ pun semakin besar. 

Nah, itulah beberapa keuntungan dan risiko kontrasepsi non-hormonal yang harus Mums ketahui. Pastikan untuk menimbang dampak positif dan negatifnya sebelum memutuskan untuk memilih mana kontrasepsi yang akan digunakan. 

 

Dapatkan detail lebih lengkap di sini: Tak Hanya Cegah Kehamilan, Pil KB Juga Buat Kulit Lebih Mulus dan Bebas Jerawat

Bagikan

Referensi: 

  1. Condoms Your Contraception Guide. [Internet]. Dapat diakses di https://www.nhs.uk/conditions/contraception/male-condoms/#:~:text=When%20used%20correctly%20every%20time,male%20condoms%20are%2098%25%20effective. Terakhir diakses 10 Desember 2023. 
  2. Getting Pregnant while Breastfeeding. [Internet]. Dapat diakses di https://www.shecares.com/pregnancy/getting-pregnant-while-breastfeeding. Terakhir diakses 10 Desember 2023. 
  3. Apakah Kondom Ampuh Cegah Penyakit Menular Seksual?. [Internet]. Dapat diakses di https://www.halodoc.com/artikel/apakah-kondom-ampuh-cegah-penyakit-menular-seksualTerakhir diakses 10 Desember 2023. 
  4. Non-hormonal Birth Control Methods. [Internet]. Dapat diakses di https://www.drugs.com/article/non-hormonal-birth-control.html#:~:text=Serious%20side%20effects%20are%20rare%20with%20the%20non-hormonal,syndrome%20may%20rarely%20occur%20with%20the%20contraceptive%20sponge. Terakhir diakses 10 Desember 2023. 
  5. Hormonal vs Non-Hormonal Contraceptives: A Comprehensive Guide. [Internet]. Dapat diakses di https://birthcontrolpillreminder.com/womens-health/hormonal-vs-non-hormonal-contraceptives-a-comprehensive-guide/Terakhir diakses 10 Desember 2023. 
  6. Can Your Birth Control Increase Your Risk of a UTI? [Internet]. Dapat diakses di https://www.healthline.com/health/can-birth-control-cause-utiTerakhir diakses 10 Desember 2023. 

PP-YSM-ID-0354-1

Sudah Tahu Apa Saja Keuntungan dan Risiko Kontrasepsi Non-hormonal? Simak Penjelasannya
Apa Saja Keuntungan dan Risiko Kontrasepsi Non-hormonal
Article categories

Kondom dan Berbagai Variasinya untuk Sensasi Beda dalam Bercinta

Private
Public

Kondom dan Berbagai Variasinya untuk Sensasi Beda dalam Bercinta

Kondom merupakan metode kontrasepsi yang sangat mudah dijumpai di pasaran. Kenali jenis-jenisnya agar Mums bisa memilih yang paling cocok.

  • PP-YSM-ID-0354-1
Kondom dan Berbagai Variasinya
Kondom dan Berbagai

Kondom dan Berbagai Variasinya untuk Sensasi Beda dalam Bercinta

Kondom dan Berbagai Variasinya

 

Mums dan suami sedang ingin berhubungan, tetapi belum sempat suntik KB atau kehabisan pil KB. Mums tidak perlu khawatir karena kondom dapat menjadi pilihan yang mudah didapatkan di pasaran. Namun, tahukah Mums bahwa kondom sangat banyak jenisnya dan menghadirkan sensasi berbeda? Yuk kita berkenalan dengan berbagai jenis kondom. 

Apa Itu Kondom? 

Kondom adalah metode kontrasepsi yang dipasang pada alat kelamin laki-laki yang terbuat dari bahan semacam karet. Selain berfungsi untuk mencegah kehamilan, kondom juga dapat mengurangi risiko penularan infeksi menular seksual, mengurangi cedera pada alat kelamin, dan dapat memperpanjang durasi ereksi, sehingga hubungan seksual dapat berlangsung lebih lama.[1] 

Meskipun teksturnya elastis, bahan pembuat kondom tidak hanya lateks (getah pohon karet), tetapi juga poliuretan dan kulit domba. Poliuretan adalah plastik sintesis sehingga kondom dari bahan ini lebih tipis, tidak berbau, tidak berwarna, tidak berpori, dan lebih kuat, tetapi tidak terlalu elastis. Sementara itu, kondom dari kulit domba memiliki kelebihan tidak mengurangi kenikmatan hubungan seksual, tetapi kekurangannya memiliki pori-pori besar sehingga berisiko menularkan berbagai virus. [2] 

Temukan info terbaru di sini: Catat, Ini 7 Ciri-Ciri Tidak Cocok Minum Pil KB

Bagaimana Cara Memakai Kondom? 

Jika suami masih ragu menggunakan kondom, Mums bisa memberikan pengertian bahwa selama pemakaiannya benar, hubungan seksual akan tetap nyaman. Berikut ini caranya. 

 

1. Buka kemasan kondom dengan hati-hati agar tidak sobek. 

2. Keluarkan kondom dari kemasan. 

3. Jepit bagian tengah kondom dengan jari agar tidak ada udara masuk. 

4. Tempatkan kondom di atas kepala penis yang sudah ereksi. 

5. Buka gulungan kondom ke arah pangkal penis secara pelan-pelan. 

6. Masukkan penis ke vagina, kemudian tahan pangkal kondom sambil mengeluarkan penis setelah mengalami ejakulasi. 

7. Tarik kondom dari penis pelan-pelan agar sperma tidak keluar. 

8. Buanglah kondom bekas dalam kondisi terbungkus tisu ke tempat sampah. [3] 

 

Jenis-Jenis Kondom 

Ada berbagai pilihan kondom yang dapat memberikan sensasi berbeda bagi Mums dan suami dalam berhubungan seksual.

1. Kondom dengan Rasa 

Kondom dengan rasa memiliki aroma atau rasa yang menarik, seperti buah-buahan. Kondom ini dapat Mums pilih jika ingin melakukan seks oral sebagai variasi bercinta. Mums tidak perlu khawatir akan bahaya keracunan karena kondom dengan rasa telah teruji keamanannya. [2] 

 

2. Kondom Bertekstur 

Untuk meningkatkan stimulasi pada Mums dan suami, pilihan yang bagus untuk menggunakan kondom dengan tekstur, gerigi, atau tonjolan. Tekstur ini biasanya terdapat di bagian ujung dan pangkal kondom. Stimulasi yang lebih intens dapat membantu Mums agar mencapai puncak kenikmatan bercinta. [2] 

 

3. Kondom Ultra Thin 

Kondom ultra thin adalah kondom yang berbahan lateks dan sangat tipis, bahkan ada yang ketebalannya hanya 0,02 mm dan 0,03 mm. [4] Meskipun sangat tipis, tidak perlu khawatir bahwa kondom ini akan sobek ketika digunakan selama pemakaiannya benar. Kelebihan dari kondom ini ialah menghadirkan kenikmatan seperti tidak menggunakan pengaman. [2]  

 

4. Kondom yang Memberi Rasa Hangat 

Jika Mums dan suami menginginkan sensasi hangat ketika bercinta, tersedia pilihan kondom yang memberikan rasa hangat. Kondom ini sangat tipis dan rasa hangatnya berasal dari pelumas yang disertakan dalam kondom. [2] 

 

5. Kondom Spermisida 

Agar kondom semakin efektif, tersedia pilihan kondom dengan spermisida. Spermisida adalah zat pembunuh sperma. Sayangnya, kandungan spermisida terkadang tidak cukup sehingga perlu ditambahkan sebagai pelumas. Kekurangannya yang lain ialah risiko iritasi pada alat kelamin dan penularan infeksi menular seksual.[5]      

 

6. Kondom Warna-warni 

Kondom juga tersedia dalam berbagai warna yang menarik. Bahkan, ada edisi khusus bendera negara dan warna-warna yang disesuaikan dengan momen tertentu, seperti Valentine dan Natal. Sayangnya, tidak semua kondom warna-warni berbahan aman. Mums perlu mencermati kemasan kondom untuk mengetahui kandungan yang terdapat dalam kondom. [2] 

 

7. Kondom Glow in the Dark 

Beberapa pasangan menyukai sesi bercinta dalam kegelapan. Untuk memberikan sensasi unik, tersedia kondom yang bisa menyala atau glow in the dark. Kondom ini sesungguhnya terbuat dari lateks. Hanya saja, kondom yang terdiri atas tiga lapisan ini pada lapisan keduanya terdapat bahan kimia yang dapat menyala. Sebelum menggunakannya dalam kegelapan, dekatkan kondom ini ke sumber cahaya kira-kira 30 detik. [2] 

Alternatif Kontrasepsi dengan Pil KB 

Dengan menggunakan metode kontrasepsi berupa kondom, bisa jadi Mums dan suami merasa kurang nyaman dan intim saat bercinta. Terlebih lagi, beberapa orang alergi terhadap lateks. Mums bisa mencoba KB dengan metode lain, salah satunya pil KB.[6]  

Jika Mums membutuhkan pil KB yang minim efek, telah tersedia pil KB kombinasi modern 21/7. Pil KB ini memiliki kelebihan dengan memadukan dua hormon, yaitu estrogen dan progestin yang mirip dengan hormon alami. Kelebihan lainnya ialah kandungan drospirenon dalam progestin yang bersifat anti-androgenik dan anti-mineralokortikoid.[6] 

Sifat anti-androgenik ini membantu mengurangi sekresi kelenjar minyak sehingga mengurangi jerawat ringan hingga sedang. Sementara itu, anti-mineralokortikoid membantu mencegah penumpukan cairan dalam tubuh penyebab kenaikan berat badan. Dengan pil KB kombinasi modern 21/7, kelahiran lebih terencana, Mums bisa Ber-KB Bebas Jerawat dan Berat Badan Tetap Stabil.[6] 

 

Cek info lebih lengkap di sini: Mums ini Loh Pilihan KB untuk Ibu Yang Menyusui

 

Bagikan

Sumber: 

  1. 7 Manfaat Menggunakan Kondom untuk Kesehatan. 6 November 2023. https://www.halodoc.com/artikel/7-manfaat-menggunakan-kondom-untuk-kesehatan. Internet]. Terakhir diakses Februari 2024. 
  2. Sebelum Membeli, Kenali 11 Jenis Kondom dan Plus Minusnya. Terakhir diperbarui 23 Mei 2023. https://hellosehat.com/seks/kontrasepsi/jenis-kondom/[Internet]. Terakhir diakses Februari 2024. 
  3. Begini Cara Memakai Kondom yang Benar. 10 Juni 2022. https://www.alodokter.com/cara-pakai-kondom-yang-tepat-agar-semua-aman-dan-senang#:~:text=Inilah%20Cara%20Pakai%20Kondom%20yang%20Benar&text=Ambil%20kondom%20dan%20keluarkan%20dari,ereksi%20sempurna%20saat%20memakai%20kondom. [Internet]. Terakhir diakses Februari 2024. 
  4. 9 Rekomendasi Kondom Ukuran Kecil agar Nyaman Saat Bercinta. Terakhir diperbarui 24 Agustus 2023. https://hellosehat.com/seks/kontrasepsi/merek-kondom-ukuran-kecil/. [Internet]. Terakhir diakses Februari 2024. 
  5. Kenali 5 Jenis Kondom dan Cara Pemakaiannya yang Tepat. Terakhir diperbarui 4 Maret 2022. https://www.alodokter.com/jangan-asal-pakai-kenali-jenis-kondom-dan-cara-pakainyaTerakhir diakses Februari 2024. 
  6. Memilih Kontrasepsi yang Cocok, Tanpa Takut Jerawatan dan Jadi Gemuk. Juli 2021. https://www.bicarakontrasepsi.com/memilih-kontrasepsi-yang-cocok-tanpa-takut-jerawatan-dan-jadi-gemuk[Internet]. Terakhir diakses Februari 2024. 

PP-YSM-ID-0354-1

Kondom dan Berbagai Variasinya untuk Sensasi Beda dalam Bercinta
Kondom dan Berbagai Variasinya
Article categories
Subscribe to Seputar Kontrasepsi